Sejarah logika di indonesia
Pendahuluan
A.Latar
Belakang
Logika berasal dari kata Yunani
kuno λόγος (logos) yang
berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika
disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus,
tepat, dan teratur.
Ilmu di sini mengacu pada
kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal
budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang
dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Logika ?
2. Sejarah Munculnya Logika di Indonesia ?
A.
PENGERTIAN LOGIKA
Logika
merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan
sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi
sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan
penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika
didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya
bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu
kesimpulan.Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan
runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti
dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Logika
sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam
bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga
setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan
karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram
himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan
diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Berdasarkan
proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika
dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah
sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan
bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari
pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari
kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat
dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat
dan sah. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan
saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut
pula logika formal.
Logika
induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang
sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat
boleh jadi. Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha
menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan
kenyataan, oleh karena itu kesimpulannya hanyalah keboleh-jadian, dalam arti
selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu
benar, dan tidak dapat dikatakan pasti.
Bahasa
Logika
Bahasa
merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia.Dan
khusus alat komunikasi ilmiah disebut dengan bahasa ilmiah, yaitu kalimat
berita yang merupakan suatu pernyataan-pernyataan atau pendapat-pendapat.Bahasa
sangat penting juga dalam pembentukan penalaran ilmiah karena penalaran ilmiah
mempelajari bagaimana caranya mengadakan uraian yang tepat dan sesuai dengan
pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas.Bahasa secara umum dibedakan
antara bahasa alami dan bahasa buatan.Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari
yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh
alam sekelilingnya, dibedakan antara bahasa isyarat dan bahasa biasa.Bahasa
buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu, yang dibedakan
antara bahasa istilahi dan bahasa artifisial.Bahasa buatan inilah yang
dimaksudkan bahasa ilmiah, dirumuskan bahasa buatan yang diciptakan oleh para
ahli dalam bidangnya dengan menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang
untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu.
Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan juga sebagai
alat komunikasi manusia karena bahasa mempunyai 3 fungsi pokok, yakni fungsi
ekspresif atau emotif, fungsi afektif atau praktis, dan fungsi simbolik dan
logik. Khusus untuk logika dan juga untuk bahasa ilmiah yang harus diperhatikan
adalah fungsi simbolik karena komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik
maka bahasa yang dipergunakan harus logik terbebas dari unsur-unsur emotif.
Bahasa yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau
kalimat deklaratif jika ditinjau berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pernyataan analitik dan pernyataan sintetik.
Pernyataan
(statement) dalam logika ditinjau dari segi bentuk hubungan makna yang
dikandungnya, pernyataan itu disamakan juga dengan proposisi.Proposisi atau
pernyataan berdasarkan bentuk isinya dibedakan antara 3 macam, yakni proposisi
tunggal, proposisi kategorik, dan proposisi majemuk.
Tiga
macam proposisi atau pernyataan di atas yang sebagai dasar penalaran adalah
proposisi kategorik untuk penalaran kategorik, dan proposisi majemuk untuk
penalaran majemuk.Adapun proposisi tunggal atau proposisi simpel pengolahannya
dapat masuk dalam penalaran kategorik dan dapat juga masuk dalam penalaran
majemuk.
B. SEJARAH LOGIKA di INDONESIA
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal
pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana
ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan
“jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika
didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya
bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu
kesimpulan.Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan
runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti
dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Logika Aristoteles mempunyai
pengaruh sangat besar dalamsejarah intelektual umat manusia. Buku-buku pegangan
tentang logika --tradisional-- sebagian besar diisi dengan logika ini, dan
tidak ada satupunjenis pengetahuan yang tidak bersentuhan logika yang
ditemukanAristoteles ini, sehingga Immanuel Kant (1724-1804 M) pernahmenyatakan
bahwa selama 20 abad lebih, logika Aristoteles tidaktergoyahkan dan ia tetap
menjadi tonggak dan pondasi pengetahuanilmiah manusia.
Di Indonesia pada mulanya logika tidak pernah menjadi mata
pelajaran pada perguruan-perguruan umum.Pelajaran logika cuma dijumpai pada
pesantren-pesantren Islam dan perguruan-perguruan Islam dengan mempergunakan
buku-buku berbahasa Arab. Sebagian kaum intelektual sangat menyadari
kebutuhan mendesak akan meratanya kesanggupan berpikir tertib-kritis seperti
yang diajarkan dalam logika sebagai salah satu syarat mutlak terwujudnya
Indonesia modern. Studi dan penguasaan logika dipandang sebagai sokoguru
pendidikan intelektual, yang merupakan hal asasi dari pendidikan manusia
seutuhnya.Karena logika tidak berasal dari Indonesia, maka banyak kalangan yang
menolak ilmu logika.Logika dipandang tidak sesuai dengan adat ketimuran
Indonesia.Analisis kritis dianggap tidak sesuai apabila diterapkan pada adat
yang halus khas orang timur.Bahkan logika sperti dilarang untuk diajarkan pada
sekolah atau pesantren.
Pada masa sekarang ini logika di Indonesia sudah mulai berkembang
sesuai perkembangan logika pada umumnya yang mendasarkan pada perkembangan
teori himpunan.
Indonesia memulainya dengan ‘memusuhi’ logika.Sebelum masuknya agama-agama dari
negeri sebrang ke Indonesia, bisa dikatakan tanah air ini hanya memiliki dua
kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme.Sehingga hal-hal yang bersifat mistik
dan irasional begitu melekat dengan Indonesia.Hal ini masih terasa hingga
sekarang, masih banyak orang-orang yang suka main ‘babi ngepet’ daripada
bekerja keras untuk menjadi kaya.Itu adalah salah satu dari ribuan contoh
betapa tidak logisnya orang Indonesia.
Oleh Karena itu kebanyakan orang Indonesia menolak logika, karena
logika bertentangan dengan budaya.Logika juga dapat merusak budaya timur mereka
yang dikenal memiliki perasaan halus khas orang timur.Mereka tidak menyadari
bahwa budaya adalah ciptaan manusia juga, ada yang baik dan ada yang buruk.
Tentu saja kita sebagai manusia (yang katanya) berakal sehat, harus mampu
memilah-milah apa yang diajarkan budaya.
Dewasa ini, perkembangan logika di Indonesia sudah membaik walaupun
hanya yang bersifat formal.Orang-orang mulai menjalani hidupnya dengan
berpegang pada dua hal, yaitu agama dan logika.Berbeda dengan budaya yang
ciptaan manusia, agama adalah ciptaan Tuhan yang sempurna.Tuhan tidak mungkin
berbuat kesalahan seperti ciptaannya.
Tetapi perkembangan logika formal ini tidak diikuti oleh
pengembangan logika oleh sector-sektor yang lain. Saya mengambil contoh media
massa, karena media sangat mempengaruhi pola pikir bahkan pola tingkah laku
publiknya. Tidak banyak acara di media massa yang mampu menghibur sekaligus
memberikan edukasi plus merangsang rasionalitas seseorang. Mereka malah terus-terusan
membuat acara mistik yang jelas-jelas merusak moral (khususnya anak-anak) dan
merusak tatanan logika seseorang. Seharusnya pemerintah tegas dalam
menindak acara-acara media massa yang merusak logika. Karena tanpa logika, sama
saja pemerintah tidak ikut mendukung cita-cita bangsa yaitu “mencerdaskan
kehidupan berbangsa”.
Semoga melek pengetahuan semakin meluas dan merata di Indonesia
serta kita dapat melihat kebutuhan akan pendalaman dan penguasaan logika
sebagai salah satu tuntutan yang asasi untuk mencerdaskan bangsa dan
memanusiakan manusia yang menjadi tujuan seluruh kegiatan pembangunan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Comments