Komunikasi Seluler Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalu sebuah chanel[1]. Tentu saja ada berbagai macam channel yang bisa di gunakan untuk menyampaikan pesan. Tetapi ada sebuah channel yang merupakan symbol keberhasilan manusia dalam membangun komunikasi. Yaitu media teknologi informasi.

Teknologi informasi memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan komunikasi. Karena mampu mengubah jarak dan waktu menjadi lebih simpel, dan tidak lagi menjadi penghalang dalam berkomunikasi.. satu demi satu teknologi bermunculan, mulai dari peangkat keras sampai perangkat lunak. Menjadikan komunikasi semakin mudah dan mudah.

Tuntutan manusia yang menginginkan kemudahan berkomunikasi dan keinginan untuk mendapatkan informasi secara up-to-date, cepat dalam mengakses informasi serta tidak ketinggalan tingkat mobilitas yang tinggi memunculkan teknologi selular. Dengan munculnya teknologi seluler ini, komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. Jarak yang selama berabad-abad menjadi penghalang dalam berkomunikasi mulai teratasi. Bahkan muncul istilah global village karena teknologi komunikasi ini mampu mendekatkan jarak di dunia ini.
Tetapi di sisi lain, teknologi komunikasi seluler ini terkadang juga menimbulkan beberapa masalah dalam berkomunikasi. Karena dalam berkomunikasi menggunakan teknologi seluler terlalu mengesampingkan aspek komunikasi non verbal. Memang efektif dan efisien kalau dilihat dari segi biaya, waktu, dan jarak. Tetapi sulit mendapatkan effect yang di harapkan.

Tapi terlepas dari itu semua, teknologi komunikasi seluler adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Dan dalam perkembangannya Seakan komunikasi selular sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, dan menjadi gaya hidup[2]. Komunikasi seluler seakan menjadi indera ke enam bagi manusia. Yang bias melakukan komunikasi lebih baik di banding 5 indera manusia lainnya. Mungkin kedepannya, teknologi seluler mampu mengakomodasi aspek-aspek komunikasi yang lain, bukan sekedar suara dan gambar.

Evolusi Teknologi Seluler

Teknologi komunikasi selular mengalami fase perkembangan yang pesat. Secara garis besar fase evolusi teknologi komunikasi selular terbagi menjadi beberapa generasi, yaitu :

  1. Generasi pertama (1G).
  2. generasi kedua (2G).
  3. generasi transisi (2.5G).
  4. generasi Ketiga (3G).
  5. generasi Keempat (4G).

fase ini berjalan seiring dengan perkembangan teknologi internet dan teknologi prosesor perangkat keras yang mendukung system seluler tersebut. Sebenarnya ada satu generasi lagi, yaitu generasi transisi setelah 3G. nama generasi tersebut 3.5G, akan tetapi generasi ini jarang di bahas, karena perubahannya tidak terlalu mencolok.

  1. Generasi Pertama (1G).
Generasi ini menandai awal munculnya system komunikasi seluler. Karena merupakan generasi yang pertama maka awal munculnya system seluler ini di namakan sebagai system generasi pertama (1G). Generasi pertama ini dimulai dengan adanya Pengembangan teknologi wireless yang ditandai dengan pengembangan sistem analog dengan kecepatan rendah (low speed) dan suara sebagai obyek utama. Dua contoh dari pengembangan teknologi wireless pada tahap pertama ini adalah NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System)[3].

Nordic Mobile Telephone (NMT) merupakan suatu system komunikasi seluler generasi pertama yang mulai di operasikan pertama kali pada tahun 1981. NMT ini memiliki dua macam jenis system, yang pertama adalah system NMT 450 yang masih sederhana dan berkecepatan rendah. System yang kedua adalah NMT 900 yang merupakan modifikasi dari NMT 450 sehingga kecepatannya lebih tinggi dan kualitasnya lebih baik.. The Nordic mobile telephone (NMT) system  pertama kali dikembangkan oleh gabungan 4 negara eropa utara yaitu Swedia, Norwegia , Finlandia, dan Denmark yang kemudian dikenal dengan nama Negara Nordic. Negara Nordic mengembangkan system jenis ini untuk menciptakan system telekomunikasi seleluler yang kompatibel di negara Nordic.

System NMT ini pertama kali di komersialkan pada tahun 1981, dan mendapat animo yang luar biasa dari masyarakat Negara Nordic. karena kesuksesan NMT 450 system dan terbatasnya capacity dari original system design, the NMT 900 system version available. beberapa dari negeri menggunakan frequency bands yang berbeda atau mengurangi jumlah channels.

Advanced Mobile Phone Service (AMPS) adalah sistem analog cellular yang pertama digunakan di amerika serikat. system ini masih dipergunakan secara luas sampai dengan tahun 1997; AMPS systems digunakan di lebih dari 72 negara . AMPS system terus terlibat untuk mengijinkan features yang lebih canggih seperti betambahnya waktu standby time, yang berpita pendek radio channels, dan anti-fraud authentication procedures.

pada tahun 1974, 40 MHz spectrum dialokasikan untuk pelayanan cellular service dia hanya menyediakan 666 channels. Pada tahun 1986, sebagai tambahan 10 MHz spectrum ditambahkan untuk facilitate pengembangan dari system menjadi 832 channels. frequency bands untuk AMPS system adalah 824 MHz ke 849 MHz (uplink) dan 869 MHz sampai 894 MHz (downlink). dari 832 channels, AMPS systems dibagi menjadi A dan B bands untuk mengijinkan 2 service providers yang berbeda . ada 2 types dari radio channels dalam AMPS system; dedicated control channels dan voice channels. setiap system (A or B), mobile telephones scan dan tune ke 1 dari 21 dedicated control channels untuk mendengarkan untuk halaman dan bersaing untuk access mke system. The control channel terus menerus mengiriimkan system identification information dan access control information. walaupuan control channel data rate ada;aj 10 kbps, messages diulang sampai 5 kali , dimana mengurangi the effective channel rate menjadi dibawah 2 kbps. ini mengijinkan sebuah control channel untuk mengirimkan 10 smapai 20 halaman per detik
2.  Generasi Kedua (2G).
          Generasi kedua di tandai dengan munculnya teknologi TDMA dan CDMA[4]. System selular generasi kedua ini menggunakan system pengkanalan dengan pita 30 khz setiap kanalnya, system ini dikenal sebagai system FDMA ( Frequency Division Multiple Access ). Untuk memaksimalkan kapasitas, system selular FDMA menggunakan antenna berarah dan system reuse frequency yang rumit.

Untuk lebih meningkatkan kapasitas, digunakan system akses jamak digital yang disebut TDMA (Time Division Multiple Access ). System ini menggunakan pengkanalan dan reuse frequency yang sama dengan system FDMA dengan tambahan elemen time sharing . setiap kanal dipakai bersama oleh beberapa pengguna menurut slot waktunya masing – masing.

Salah satu yang menggunakan system TDMA adalah GSM (Global System for Mobile telekomunication). GSM pertama kali dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai berkembang pada tahun 1993 dengan diadopsi oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Perkembangan pesat dari GSM disebabkan karena penggunaan system yang digital sehingga memungkinkan pengembang untuk mengekploitasi penggunaan algoritma dan digital serta memungkinkannya penggunaan Very Large Scale Intergration (VLSI). Untuk mengurangi dan memperkecil biaya Handled terminalnya, pada saat ini GSM telah menggunakan fitur Intelegent Network (jaringan kecerdasan).

GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system selular digital. GSM pertama kali dibuat memang dipersiapkan untuk menjadi system telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional berdasarkan pada teknologi Multyplexing Time Division Multiple access (TDMA). GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz selain itu GSM juga menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga menyediakan layanan untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) yang mampu mengirimkan data sampai 64 Kbps hingga 100 Kbps. Di Indonesia jaringan GSM di tempati oleh PT. Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, Indosat.

Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknik akses jamak berdasarkan teknik komunikasi spectrum tersebar, pada kanal frekuensi yang sama dan dalam waktu yang sama digunakan kode – kode yang unik untuk mengidentifikasi masing – masing pengguna.

CDMA menggunakan kode – kode korelatif untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna yang lain. Sinyal – sinyal CDMA itu pada penerima dipisahkan dengan menggunakan sebuah korelator yang hanya melakukan proses dispreading spectrum pada sinyal yang sesuai. Sinyal – sinyal lain yang kodenya tidak cocok, tidak di-despread dan sebagai hasilnya sinysl – sinysl lain itu hanya menjadi noise interfrensi.

SIFAT – SIFAT CDMA

  • Multi Diversitas


Pada system pita sempit seperti modulasi analog FM yang digunakan dalam modulasi generasi pertama dalam system seluler, adanya multipath fading akan menghasilkan fading yang sangat besar[5]. Dengan modulasi CDMA yang merupakan modulasi pita lebar. Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan dapat diterima secara terpisah dengan rake receiver hal ini menyebabkan berkurangnya efek dari multipath fading. Meskipun demikian multipath fading ini tidak dapat benar – benar dihilangkan karena ada multipath yang tidak dapat diproses oleh demodulator, multipath seperti ini kadang – kadang dapat muncul dan menghasilkan fading.

  • Daya pancar yang rendah


Daya pancar yang rendah ini disebabkan karena adanya pemanfaatan deteksi aktifitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya pada saat ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai rendah[6].

  • Keamanan (privacy)


Bentiuk pengacakan sinyal pada system CDMA memungkinkan tingkat privacy yang tinggi dan membuat system digital ini kebal terhadap cross- talk. Meskipun system CDMA sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, system ini masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan meenggunakan teknik pengacakan yang ada[7].

  • Kapasitas


Pada pengulangan frekuensi selular, interfrensi dapat diterima dengan meningkatkan kapasitas tetapi interfrensi ini harus dikendalikan. Sifat CDMA yang lebih mentolerir interfrensi membuat pengulangan frekuensi dilakukan dengan efektif[8].

3.   Generasi Transisi (2.5G)

Beberapa teknologi data yang berada pada posisi transisi telah dikembangkan dalam rangka mendapatkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi sesegera mungkin dengan biaya implementasi yang lebih murah. Hal ini karena implementasi teknologi 3G memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar.

Teknologi-teknologi ini pada umumnya dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dari sistem standar pada 2G dimana implementasinya diperlakukan sebagai proses upgrade terhadap jaringan 2G. Hal ini menyebabkan teknologi-teknologi ini dikelompokkan sebagai teknologi 2.5G.

Sistem berbasis teknologi TDMA pada generasi 2.5G meliputi teknologi IS-96 yang telah memberikan kecepatan lebih tinggi. Sistem berteknologi TDMA pada generasi 2.G meliputi High Speed Circuit Swithed Digital (HSCSD), lxEV dan General Packet Radio Service (GPRS)[9].

Teknologi-teknologi tersebut awalnya dikembangkan untuk GSM, tetapi kemudian diadopsi juga oleh badan standarisasi IS-136. Selain GPRS, teknologi lainnya adalah IS-95B dan 1S-95C yang merupakan pengembangan dari CDMA.

4.   Generasi Ketiga (3G)

International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 1999 telah mengeluarkan standar yang dikenal sebagai IMT-2000 (International Mobile Telecommunications-2000) yang meliputi GSM, EDGE, UMTS, CDMA, DECT dan WiMAX, dimana 3G berada di bawah standar IMT-2000 tersebut.

3G merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ke-tiga. Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki.. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video.. 3G mengalahkan semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. Beberapa perusahaan seluler dunia akan menjadikan 3G sebagai standar baru jaringan nirkabel yang beredar di pasaran ataupun negara berkembang.

Secara umum, ITU, sebagaimana dikutip oleh FCC mendefinisikan 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses :

  • Sebesar 128 Kbps untuk kondisi bergerak cepat atau menggunakan kendaraan bermotor.
  • Sebesar 384 Kbps untuk kondisi bergerak.
  • Paling sedikit sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik atau pengguna stasioner.
  • Penggunaan General Packet Radio Service (GPRS) mencapai 114 Kbps.

5.   Generasi Keempat (4G)


Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond"[10]. Sistem 4G dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya.

Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi.

4G menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled. 

Masa Depan Teknologi Seluler.

          Teknologi WiMAX (Wordwide Interoperability for Microwave Acess), yang diyakini sebagai teknologi generasi 4 juga akan di nikmati masyarakat di Indonesia. Berikut kutipan dari www.detiknet.com mengenai rencana strategis pemerintah untuk mengembangkan perangkat WiMAX lokal.

          Direktur Standarisasi Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi Azhar Hasyim mengatakan sejak tahun 2007 pemerintah telah mengalokasikan Rp 16 miliar untuk pengembangan industri manufaktur dalam negeri. Dana yang terserap adalah Rp 14 miliar sedangkan Rp 2 miliar untuk pembelian perangkat alat ukur WiMAX[11].

          Demikian dikemukakannya seusai serah terima alat ukur telekomunikasi WiMAX di Gedung Postel, Jakarta. Dana yang Rp 18 miliar untuk 2008, memiliki dua alokasi umum. Pertama sebanyak Rp 8 miliar akan digunakan untuk membeli perangkat alat ukur, chipset, atena,serta untuk membayar lisensi peranti lunak desain. Sedangkan Rp 10 miliar akan digunakan untuk operasional dan biaya pengembangan.

          Pengembangan WiMAX local ini mencakup unsure pemerintah, akademisi dan juga swasta. Di antaranya adalah lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM), Universitas Hasanudin Makasar (Unhas), Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Kementrian Riset dan Teknologi, PT INTI, PT Quasar dan PT Harif.
          Azhar mengatakan setiap komponen perangkat WiMAX local yang berbasis 2,3 GHz ini memiliki coordinator. Untuk pengembangan chipset oleh ITB, pengembangan terminal akhir oleh ristek melalui BPPT, radio frekuensi baseband oleh LIPI, antena oleh UI, dan system operasinya oleh ITB. Dari setiap kelompok tersebut, lanjut Azhar, ada enampuluh peneliti.
          Alat ukur telekomunikasi yang akan dibeli adalah dari Negara yang paling kompetitif dari ssegi harga. Beberapa pilihannya adalah Singapura, Taiwan, atau Jepang.
Belajar dari china
          Indonesia akan mengembangkan sendiri perangkat WiMAX lokal. Pertanyaannya, apakah indonesia siap untuk mengejar ketertinggalan teknologi telekomunikasi yang telah lama diproduksi dan dilakukan penelitiannya juga pengembangannya oleh negara – negara Eropa, mari meniru bagaimana strategi produk china mampu mengejar ketertinggalan hingga menyamai teknologi negara Eropa.
Persamaan antara bangsa indonesia dan bangsa china adalah bangsa yang mempunyai jumlah penduduk besar dan luas geografis yang cukup besar. Perbedaannya, bangsa sebagaian besar penduduk cina adalah pekerja keras dan ulet, tidak heran banyak produk buatan china yang diekspor ke indonesia. Bagi kebanyakan orang indonesia , bekerja dengan orang China adalah mimpi buruk. Mereka bekerja tidak mengenal waktu dengan upah kecil, tetapi itulah kelebihan bangsa China. Prodk buatan China dijual dengan harga sangat murrah, sehingga membuat negara lain berpikiran inilah strategi yang digunakan bangsa China agar produknya digunakan secara luas di dunia. Inilah prinsip yang tidak digunakan di indonesia, sebagai negara – negara yang memiliki jumlah penduduk besar. Negara China adalah sasaran bagi investor industri – industri pabrikasi barang – barang elektronik karena memeiliki sumber daya pekerja yang banyak dan cukup murah. Paling tidak, pada awalnya mereka menjadi buruh hingga akhirnya mereka juga mengetahui proses apa yang harus mereka kerjakan jika mereka memilikinya sendiri. Transfer ilmu dan teknologi selalu terjadi diantara mereka.

Bangsa China tidak takut meniru. Mereka mencoba meniru produk negara lain, kemudian mencoba memproduksinya sendiri dengan harga murah. Kegiatan meniru berbeda dengan mencontek. Mereka memahami prinsip produk yang mereka tiru. Itulah sebabnya, produk yang awalnya mereka tiru dapat dikembangkan menjadi produk asli mereka dengan teknologi yang tidak kalah canggihnya.
Salah satu contohnya adalah produksi penyedia perangkat telekomunikasi dari China, seperti Huawei. Didirikan oleh Ren Zhengfei pada tahun 1988 sebagai distributor PBX ( alat swiching pada telepon ) impor. Pada tahun 1989, Huawei memproduksi dan memasarkan PBX produksinya sendiri. Pada tahun 1993, Huawei meluncurkan switching telepon digital . tahun 1996, Huawei menandatangani kntrak luar negeri yang pertama dengan operator Hong Kong Hutchinson dan setahun kemudian Huawei merilis produk GSM-nya dan juga produk CDMA dan UMTS (3G)[12].

Sampai saat ini, Huawei terus melakukan inovasi di bidang produksi perangkat telekomunikasi dan juga solusi end to end dalam penyediaan perangkat jaringan untuk operator telekomunikasi. Saat ini, Huawei tidak kalah bersaing dengan produk Eropa dan Amerika, seperti Nokia, Simens, Ericsson, dan Alcatel Lucent di bidang penyedia layanan jaringan telekomunikasi. Pepatah “ belajarlah sampai negeri China ” memang benar adanya.

Kesimpulannya, masa depan teknologi 3G dan 4G di Indonesia sangat menjanjikan. Sesperti dipaparkan sebelumnya, wireless broadband sebagai salah satu layanan dari teknologi 3G dan 4G tidak hanya berpengaruh di gaya hidup dan kebutuhan hidup masa depan, tetapi juga membantu lingkungan hidup dengan mengurangi emisi CO2 dengan aplikasi penggunaan yang tepat.

Hal ini membuktikan bahwa telekomunikasi berpengaruh positif pada lingkungan. Apabila aplikasi – aplikasi masa depan, seperti LBS, virtual office atau mobile payment adalah killer apllication masa depan yang terus dikembangkan saat ini. Selain sebagai solusi masa depan, aplikasi – aplikasi ini diharapkan juga membantu pelestarian lingkungan hidup. Semua aplikasi tersebut dapat berjalan baik apabila teknologi 3G dan 4G diimplementasikan secara maksimal.

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki