Naskah Teater : Sumpah Soto
TOKOH :
- Dokter Bejo
- Dokter Untung
- Dokter Kunti
- Para Pemuda
BAGIAN I
SEBUAH RUMAH SAKIT IMPIAN DI PERBATASAN NEGERI INDONESIA DAN NEGERI JIN GEGER. KERIBUTAN ITU TERJADI AKIBAT MASUKNYA SEORANG PASIAN KE RUANG OPERASI YANG DI KLAIM OLEH PARA DOKTER IMPIAN DI BEBERAPA NEGERI BAHWA PASIEN ITU WARAS TOTAL. DAN TIDAK MENUNJUKKAN GEJALA PENYAKIT APAPUN.
PARA PERWAT MEMBAWA PASIEN MASUK KEDALAM RUANG OPERASI. DAN MEMBARINGKANNYA DI ATAS MEJA OPERASI YANG TERLETAK DI TENGAH RUANG OPERASI. KEMUDIA PARA DOKTER MENYIAPKAN PERLATAN OPERASI DAN MEMINTA PARA PERAWAT UNTUK KELUAR DARI RUANG OPERASI.
Dokter Untung (sambil memerikasa telinga pasien yang berbaring di atas meja operasi)
Ini jelas aneh, pasien ini punya daun telinga, punya gendang telinga, punya saraf.. wah pokoke segala uba rampe pendengarannya komplit, tapi, weladalah, kok bisa budeg?
Dokter bejo
Apa iya begitu Dr. Untung? (sambil ikut memerikasa telinga pasien). Wah kalau begini jelas repot urusannya. Soalnya belum pernah ada penelitian soal kasus yang seperti ini. Yang sudah-sudah, penelitian dilakukan kepada orang-orang yang menderita gangguan pendengaran tetapi organ pendengarannya memang terganggu. Obat-obatan termasuk alat sedot cairan telinga ditemukan dan dikembangkan dari penelitian itu. Lah kalau ini kita referensinya di mana??
Dokter Untung
Memang, kasus ini lain dari biasanya, tapi sebagai rumah sakit impian nomor satu di dunia, kita harus bisa mengobati pasien ini. Ini juga demi reputasi kita sebagai dokter impian. ( berpikir sambil mondar-mandir ) oh iya dokter kunti, apakah anda punya usul??
Dokter Kunti ( ragu-ragu menyampaikan idenya)
Ehmm… kita teliti saja para anggota DPR di negeri indonesia. Mereka telinganya normal. Tapi saya dengar di tipi-tipi mereka ndak punya pendengaran. Kurang bengak-bengok kayak apa lagi para kawula. Mbok di zaman prihatin begini jangan jalan-jalan dulu. Eh, masih saja ngotot plesiran ke Yunani, ke Itali..ke..ah ndak tahu ke mana lagi..”
(DOKTER BEJO YANG DARI TADI UTAK ATIK TELINGA SI PASIEN LANGSUNG MENDONGAK. DIA TERLIHAT TIDAK SEYUJU DENGAN USULAN DOKTER KTNTI)
Dokter Bejo ( sambil menghampiri dokter kunti )
Nyebut bu kunti, tenang... Anggota Parlemen mlaku-mlaku itu ada undang-undangnya. Sah. Boleh. Kok mulute sampeyan ribut ndak karu-karuan. Mereka boleh jalan-jalan ke mana saja yang mereka suka...”
Dokter Untung ( memotong omongan dokter bejo)
Lagi pula, kalau anggota Dewan cuma bisa mlaku mlaku nang Tunjungan, apa bedanya sama pak haji jamali?”
Petruk dan Gareng akhirnya kepukul telak ketika si bungsu Bagong bawa-bawa Romo Semar.
Dokter Kunti
Pak dokter bejo dan pak dokter untung yang terhormat, apa bapak-bapak lupa sama mata kuliah filsafat kita dulu?. Masih inget ga sama kata-kata Prof. Dr. Semar? bener itu belum tentu pener. Bapak-bapak dan ibu-ibu karo mbak-mbak DPR itu benar, tapi tidak pener. Pener itu masalah tempat dan waktu. Masalah situasional...”
Dokter Bejo (memotong lagi omongan dokter kunti)
Ck ck ck.. Bahasamu bu kunti...Apa karena ini bulan Sumpah Pemuda, bulan Bahasa..?”
Dokter Kunti
Sstt diem dulu. Situasinya lagi tidak memungkinkan.Lagi ada Bencana Merapi. Bencana Mentawai... kok mereka maksa berangkat. Nuwun sewu seandainya anggota DPR itu wedhus, pasti membatalkan diri berangkat karena segimbal-gimbalnya wedhus pasti masih punya perasaan..! ( dengan nada sedikit emosi )
Dokter Bejo
Meski tidak mendengar, telinga anggota DPR toh masih ada gunanya, yaitu untuk cantolan kaca mata.
(MELIHAT PERDEBATAN ANTARA DOKTER BEJO DENGAN DOKTER KUNTI, AKHIRNYA DOKTER UNTUNG MERASA RISIH JUGA)
Dokter Untung
Sudah-sudah kok malah ngrasani wakil rakyatnya orang Indonesia. Terus pasien kita ini gimana? Apa kita rawat dulu di ruang perawatan? Kita tidak mungkin meoprasinya sekarang.
Dokter Bejo
ya sudah kalau begitu, kita bawa saja ke ruang perawatan dulu.
(KEMUDIAN MEREKA BERTIGA MEMBAWA PASIEN ITU KELUAR RUANG OPERASI DAN MEMBAWANYA KE RUANG PERAWATAN)
BAGIAN II
OMONGAN DOKTER KUNTI DI RUANG OPERASI TERNYATA TELAH MENYEBAR KEMANA-MANA. HINGGA AKHIRNYA RUMAH SAKIT IMPIAN DAN UNVERSITAS IMPIAN BEKERJA SAMA MENGADAKAN PENELITIAN. MEREKA MENELITI STRUKTUR TELINGA PARA ANGGOTA DEWAN DI NEGERI INDONESIA.
SORE ITU DOKTER BEJO, DOKTER UNTUNG, DAN DOKTER KUNTI SEDANG DUDUK-DUDUK DI KANTIN RUMAH SAKIT. SAMBIL MENIKMATI WEDHANG KOPI DAN MENDENGARKAN ALUNAN MUSIK YANG SYAHDU MEREKA MEMBICARAKAN KASUS PASIEN YANG NORMAL TAPI BUDEG.
Dokter Untung
Ternyata untuk bisa mendengar, kita tidak cuma memerlukan organ telinga. Lebih dari sekadar itu, kita butuh memiliki yang namanya hati nurani. (sambil minum wedang kopi) Eling pasien yang dulu datang menderita gangguan pendengaran padahal telinganya normal?Akhirnya sekarang sudah bisa disembuhkan. Pasien itu di bawa pergi ke pondok pesantren impian. Dan dari sana diminta sering-sering bergaul dengan orang-orang yang sering lapar dan menangis di sudut-sudut pasar maupun alun-laun.
Dokter kunti ( sambil menulis laporan hariannya )
Makanya saya akhir-akhir ini menerima banyak ucapan terima kasih dari orang-orang yang sebelumnya ”punya telinga tapi budeg”. Bentuknya muuacem-macem mulai dari beras, pisang, kelapa sampai ternak seperti sapi. Mungkin bawaan mereka banyak karena melihat desa saya. Desa impian buruk, sedang dilanda banjir bandang.
Dokter Bejo
Kamu kena karma bu kunti. ( sambil mencomot gorengan ) di antara kita yang kena banjir banding Cuma desa anda bu.
Dokter Kunti (terheran-heran)
karma yang mana?
Dokter Bejo
Dulu kamu sudah bagus-bagus punya usulan meneliti wakil-wakil rakyat yang bertelinga tetapi tak berpendengaran. Tetapi kamu keliru menyebut peristiwa Merapi dan Mentawai itu bencana alam. Kamu sudah kurang ajar pada alam.
Dokter untung ( meletakkan Koran yang di bacanya )
Betul apa kata dokter Bejo, Alam tidak pernah bermaksud buruk pada manusia...Yang menganggap itu bencana ya manusia sendiri...”
Dokter Kunti
Lha, terus, aku harus menyebut apa.
Dokter Untung
Sak karep-karepmu bu kunti, Sing penting ojok nyebut bencana alam. Ndak ilok. Kurang ajar pada alam.
Dokter Kunti
Tapi kan semua orang, sarjana-sarjana, sampai penyiar-penyiar televisi nyebutnya bencana alam..
Dokter Bejo
Lho, kalau semua orang njegur sumur, apa kamu juga ikut njegur sumur? Waktu siang itu kamu nyebut bencana alam, sebenarnya atiku sudah mak tratap. Tapi aku dan Dokter Untung diem saja karena jum`at Pon itu emosimu sedang umup. Kamu agak nganeh-nganehi, biasanya kamu malah paling punya pendirian di antara kami bertiga... sekarang kok malah ikut-ikutan salah kaprah nyebut kejadian Merapi itu bencana...wah wah wah...
Dokter Untung
Jadi, Bu kunti, mbalik lagi, sak karep-karepmu kamu mau menyebut apa...yang penting jangan kurang ajar pada alam. Tetanggaku ada yang usul ”bencana alam” diganti ”peristiwa alam”, ”ekspresi alam”...ada yang usul ”Sabda Alam”.
Dokter Kunti
Hmmm....berarti kita perlu mempertimbangkan lagi nama resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Termasuk kita juga perlu nimbang-nimbang lagi nama instansi yang dipimpin oleh Dr Surono, yaitu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi...
Dokter Bejo
Itulah etika dari leluhur. Belajar etika tidak usah jauh-jauh sampai ke Yunani. Contoh, masyarakat pulau Simuelue di kawasan Aceh, mereka tidak menyebut tsunami sebagai bencana. Mereka menyebut Smonk (tsunami) adalah kolam mandiku, gempa adalah ayun-ayunanku, halilintar adalah cahaya hidupku...Ingatlah, pas tsunami Aceh beberapa tahun lalu, ketika ratusan ribu manusia meninggal, pulau itu hanya kehilangan 7 sampai 8 nyawa saja...Mereka bersatu dengan Sabda Alam, hidup menyesuaikan diri dengan Sabda Alam… tak pernah menghina apalagi mencerca alam...
Dokter Untung ( Beranjak Berdiri )
Ya sudah, saya tak memeriksa pasien saya dulu.( berjalan meninggalkan kantin)
Dokter Kunti
Saya juga mau nyetorin laporan saya…
AKHIRNYA KANTIN PUN SEPI KEMBALI, HANYA TINGGAL DOKTER BEJO YANG MEMANDANG KEPERGIAN DUA TEMANNYA. DIA PUN AKHIRNYA JUGA PERGI MENINGGALKAN KANTIN.
BAGIAN III
OBROLAN KECIL DOKTER BEJO, DOKTER UNTUNG, DAN DOKTER KUNTI ITU AKHIRNYA BERLANJUT MENJADI PERTEMUAN BESAR. SEKALIGUS MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA IMPIAN.
DI RUANGAN ITU TERLIHAT SUDAH BANYAK YANG HADIR. DAN DI ANTARA MEREKA SUDAH ADA YANG MEMULAI PERDEBATAN TENTANG SETUJU TIDAKNYA MENGUTAK-ATIK NAMA ATAU ISTILAH. TERLIHAT DOKTER BEJO MEMPIN PERTEMUAN PEMUDA IMPIAN ITU.
Dokter Bejo
Jadi bagaimana? Apakah kita tetap sepakat untuk mengganti nama dan istilah-istilah yang ada sekarang ini?
Dokter Untung
Sangat perlu sekali itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus diganti namanya menjadi Badan Nasional Harmonisasi Sabda Alam, biar lebih indah namanya.
Pemuda I
Alaaahhh… Mau namanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mau diganti Badan Nasional Harmonisasi Sabda Alam...aduuh apa bedanya… Apalah arti sebuah nama. Begitu kan kata Kiai Shakespeare.. Iya kan?
(DOKTER KUNTI YANG JUGA HADIR DI PERTEMUAN PEMUDA IMPIAN ITU MENJADI AGAK SEBAL MENDENGAR CELETUKAN SALAH SATU PEMUDA TADI.
Dokter Kunti
Kalau memang nama tidak penting...namakan saja anakmu dengan comberan, wedhus, coro...”
KOMENTAR DOKTER KUNTI MEMBUAT SUASANA PERTEMUAN MENJADI GADUH. SATU DUA PESERTA YANG SEMULA MERASA TAK PERLU MEMENTINGKAN ARTI SEBUAH NAMA AKHIRNYA TERSENTAK. DOKTER BEJO YANG MEMPIN PERTEMUAN ITU BERUSAHA MENENANGKAN SUASANA.
Dokter Bejo
Hadirin di mohon tenang dan duduk kembali.( setelah suasana menjadi tenang melanjutkan kata-katanya). Jadi bagaimana? Semua setuju untuk mengganti nama dan istilah kita?
Peserta Pertemuan (serempak)
SETUJUUUUUUU…….!!!!!
Dokter Untung
Jangan Cuma nama bencana saja yang diganti. Kata pemerintah juga harus diganti…!!
Pemuda II
Betul, Menurut Kamus besar bahasa negeri impian, ”pemerintah” berarti ”tukang perintah”. Ini bertentangan dengan semangat hidup gotong royong dan kekeluargaan.
Pemuda III
Diganti Pengurus saja!
Pemuda IV
Jangan..!! Pengurus itu tukang bikin kurus. Nanti rakyat malah dibikin jadi kurus-kurus...
Pemuda I
Setujuuuuu....Pesta demokrasi juga jangan disingkat Pemilu... Cari singkatan yang lain. Pemilu berarti tukang bikin pilu rakyat...”
PERTEMUAN ITU TERUS BERLANJUT DENGAN TERIKAN SETUJU DAN TIDAK SETUJU. SAMPAI AKHIRNYA SUDAH SAMPAI PADA JAM ISTIRHAT. DOKTER BEJO MENGHENTIKAN PERTEMUAN RAPAT ITU.
Dokter Bejo
Karena waktu sudah menunjukkan jam istihat. Maka pertemuan inu kita tunda dulu. Para hadirin di persillahkan untuk menikmati hidangan soto yang telah di sediakan oleh panitia.
DOKTER UNTUNG BERLARI KEDEPAN DAN BERBISIK KE DOKTER BEJO DAN MENYAMPAIKAN BEBERAPA IDENYA. DOKTER BEJO SETUJU DAN MENAMBAH WAKTU RAPAT SEDIKIT LAGI.
Dokter Bejo
Para pemuda impian yang terhormat, saudara untung menyampaikan idenya kepada saya. Bahwa sebelum kita membubarkan diri, kita mengadakan sumpah soto terlebih dahulu. Agar ketika kita menikmati santapan soto kita masing-masing tidak terjadi konflik yang merugikan. Bagaimana? Setuju?
Peserta Pertemuan (serempak)
SETUJUUUUUU…..!!!!!
Dokter Bejo
kalau begitu, silahkan saudara untung memimpin sumph soto ini.
Dokter Untung
Untuk semua yang hadir di sini, tolong ikuti kata-kata saya..
Sumpah Soto Indonesia
Kami soto-soto dari berbagai daerah dan pelosok,
berbahasa satu, soto Hndonesia.
Penggemar soto Padang tidak pernah menghina penggemar soto Banjar.
Begitu juga yang lain-lain.
Orang Madura boleh pindah keyakinan jadi menggemari soto Betawi dan sebaliknya.
Tidak ada orang tua yang tak merestui pernikahan anaknya karena berbeda selera soto.
Tidak ada front pembela soto ini dan front pembela soto itu.
Bagimu sotomu. Bagiku sotoku.”
Terima kasih.
PARA HADIRIN BERTEPUK TANGAN MERIAH. SALING PELUK DAN BERJABAT TANGAN. KEMUDIAN TERDENGAR TERIAKAN BERSAHUT-SAHUTAN DARI YANG TELAT-TELAT DATANG.
Suara I
Soto koya Probolinggo juga mas...
Suara II
hadir Soto ceker Klaten...
Suara III
hooiiii Soto sawaaaaah...
Suara IV
Soto Nggadiiiiing ojo lali...
Suara V
Soto Gubeng Pojooook...
Suara VI
Soto Karangasem Baliiii...
Suara VII
Soto Sokarajaaaa.... euy...
DEMIKIANLAH PERTEMUAN ITU BERAKHIR DENGAN DI BACAKANNYA SUMPAH SOTO. AKHIRNYA PARA PEMUDA IMPIAN YANG DATANG DARI BERBAGAI GOLONGAN ITU BERSATU DALAM SATU NAMA SOTO, SOTO INDONESIA.
- Dokter Bejo
- Dokter Untung
- Dokter Kunti
- Para Pemuda
BAGIAN I
SEBUAH RUMAH SAKIT IMPIAN DI PERBATASAN NEGERI INDONESIA DAN NEGERI JIN GEGER. KERIBUTAN ITU TERJADI AKIBAT MASUKNYA SEORANG PASIAN KE RUANG OPERASI YANG DI KLAIM OLEH PARA DOKTER IMPIAN DI BEBERAPA NEGERI BAHWA PASIEN ITU WARAS TOTAL. DAN TIDAK MENUNJUKKAN GEJALA PENYAKIT APAPUN.
PARA PERWAT MEMBAWA PASIEN MASUK KEDALAM RUANG OPERASI. DAN MEMBARINGKANNYA DI ATAS MEJA OPERASI YANG TERLETAK DI TENGAH RUANG OPERASI. KEMUDIA PARA DOKTER MENYIAPKAN PERLATAN OPERASI DAN MEMINTA PARA PERAWAT UNTUK KELUAR DARI RUANG OPERASI.
Dokter Untung (sambil memerikasa telinga pasien yang berbaring di atas meja operasi)
Ini jelas aneh, pasien ini punya daun telinga, punya gendang telinga, punya saraf.. wah pokoke segala uba rampe pendengarannya komplit, tapi, weladalah, kok bisa budeg?
Dokter bejo
Apa iya begitu Dr. Untung? (sambil ikut memerikasa telinga pasien). Wah kalau begini jelas repot urusannya. Soalnya belum pernah ada penelitian soal kasus yang seperti ini. Yang sudah-sudah, penelitian dilakukan kepada orang-orang yang menderita gangguan pendengaran tetapi organ pendengarannya memang terganggu. Obat-obatan termasuk alat sedot cairan telinga ditemukan dan dikembangkan dari penelitian itu. Lah kalau ini kita referensinya di mana??
Dokter Untung
Memang, kasus ini lain dari biasanya, tapi sebagai rumah sakit impian nomor satu di dunia, kita harus bisa mengobati pasien ini. Ini juga demi reputasi kita sebagai dokter impian. ( berpikir sambil mondar-mandir ) oh iya dokter kunti, apakah anda punya usul??
Dokter Kunti ( ragu-ragu menyampaikan idenya)
Ehmm… kita teliti saja para anggota DPR di negeri indonesia. Mereka telinganya normal. Tapi saya dengar di tipi-tipi mereka ndak punya pendengaran. Kurang bengak-bengok kayak apa lagi para kawula. Mbok di zaman prihatin begini jangan jalan-jalan dulu. Eh, masih saja ngotot plesiran ke Yunani, ke Itali..ke..ah ndak tahu ke mana lagi..”
(DOKTER BEJO YANG DARI TADI UTAK ATIK TELINGA SI PASIEN LANGSUNG MENDONGAK. DIA TERLIHAT TIDAK SEYUJU DENGAN USULAN DOKTER KTNTI)
Dokter Bejo ( sambil menghampiri dokter kunti )
Nyebut bu kunti, tenang... Anggota Parlemen mlaku-mlaku itu ada undang-undangnya. Sah. Boleh. Kok mulute sampeyan ribut ndak karu-karuan. Mereka boleh jalan-jalan ke mana saja yang mereka suka...”
Dokter Untung ( memotong omongan dokter bejo)
Lagi pula, kalau anggota Dewan cuma bisa mlaku mlaku nang Tunjungan, apa bedanya sama pak haji jamali?”
Petruk dan Gareng akhirnya kepukul telak ketika si bungsu Bagong bawa-bawa Romo Semar.
Dokter Kunti
Pak dokter bejo dan pak dokter untung yang terhormat, apa bapak-bapak lupa sama mata kuliah filsafat kita dulu?. Masih inget ga sama kata-kata Prof. Dr. Semar? bener itu belum tentu pener. Bapak-bapak dan ibu-ibu karo mbak-mbak DPR itu benar, tapi tidak pener. Pener itu masalah tempat dan waktu. Masalah situasional...”
Dokter Bejo (memotong lagi omongan dokter kunti)
Ck ck ck.. Bahasamu bu kunti...Apa karena ini bulan Sumpah Pemuda, bulan Bahasa..?”
Dokter Kunti
Sstt diem dulu. Situasinya lagi tidak memungkinkan.Lagi ada Bencana Merapi. Bencana Mentawai... kok mereka maksa berangkat. Nuwun sewu seandainya anggota DPR itu wedhus, pasti membatalkan diri berangkat karena segimbal-gimbalnya wedhus pasti masih punya perasaan..! ( dengan nada sedikit emosi )
Dokter Bejo
Meski tidak mendengar, telinga anggota DPR toh masih ada gunanya, yaitu untuk cantolan kaca mata.
(MELIHAT PERDEBATAN ANTARA DOKTER BEJO DENGAN DOKTER KUNTI, AKHIRNYA DOKTER UNTUNG MERASA RISIH JUGA)
Dokter Untung
Sudah-sudah kok malah ngrasani wakil rakyatnya orang Indonesia. Terus pasien kita ini gimana? Apa kita rawat dulu di ruang perawatan? Kita tidak mungkin meoprasinya sekarang.
Dokter Bejo
ya sudah kalau begitu, kita bawa saja ke ruang perawatan dulu.
(KEMUDIAN MEREKA BERTIGA MEMBAWA PASIEN ITU KELUAR RUANG OPERASI DAN MEMBAWANYA KE RUANG PERAWATAN)
BAGIAN II
OMONGAN DOKTER KUNTI DI RUANG OPERASI TERNYATA TELAH MENYEBAR KEMANA-MANA. HINGGA AKHIRNYA RUMAH SAKIT IMPIAN DAN UNVERSITAS IMPIAN BEKERJA SAMA MENGADAKAN PENELITIAN. MEREKA MENELITI STRUKTUR TELINGA PARA ANGGOTA DEWAN DI NEGERI INDONESIA.
SORE ITU DOKTER BEJO, DOKTER UNTUNG, DAN DOKTER KUNTI SEDANG DUDUK-DUDUK DI KANTIN RUMAH SAKIT. SAMBIL MENIKMATI WEDHANG KOPI DAN MENDENGARKAN ALUNAN MUSIK YANG SYAHDU MEREKA MEMBICARAKAN KASUS PASIEN YANG NORMAL TAPI BUDEG.
Dokter Untung
Ternyata untuk bisa mendengar, kita tidak cuma memerlukan organ telinga. Lebih dari sekadar itu, kita butuh memiliki yang namanya hati nurani. (sambil minum wedang kopi) Eling pasien yang dulu datang menderita gangguan pendengaran padahal telinganya normal?Akhirnya sekarang sudah bisa disembuhkan. Pasien itu di bawa pergi ke pondok pesantren impian. Dan dari sana diminta sering-sering bergaul dengan orang-orang yang sering lapar dan menangis di sudut-sudut pasar maupun alun-laun.
Dokter kunti ( sambil menulis laporan hariannya )
Makanya saya akhir-akhir ini menerima banyak ucapan terima kasih dari orang-orang yang sebelumnya ”punya telinga tapi budeg”. Bentuknya muuacem-macem mulai dari beras, pisang, kelapa sampai ternak seperti sapi. Mungkin bawaan mereka banyak karena melihat desa saya. Desa impian buruk, sedang dilanda banjir bandang.
Dokter Bejo
Kamu kena karma bu kunti. ( sambil mencomot gorengan ) di antara kita yang kena banjir banding Cuma desa anda bu.
Dokter Kunti (terheran-heran)
karma yang mana?
Dokter Bejo
Dulu kamu sudah bagus-bagus punya usulan meneliti wakil-wakil rakyat yang bertelinga tetapi tak berpendengaran. Tetapi kamu keliru menyebut peristiwa Merapi dan Mentawai itu bencana alam. Kamu sudah kurang ajar pada alam.
Dokter untung ( meletakkan Koran yang di bacanya )
Betul apa kata dokter Bejo, Alam tidak pernah bermaksud buruk pada manusia...Yang menganggap itu bencana ya manusia sendiri...”
Dokter Kunti
Lha, terus, aku harus menyebut apa.
Dokter Untung
Sak karep-karepmu bu kunti, Sing penting ojok nyebut bencana alam. Ndak ilok. Kurang ajar pada alam.
Dokter Kunti
Tapi kan semua orang, sarjana-sarjana, sampai penyiar-penyiar televisi nyebutnya bencana alam..
Dokter Bejo
Lho, kalau semua orang njegur sumur, apa kamu juga ikut njegur sumur? Waktu siang itu kamu nyebut bencana alam, sebenarnya atiku sudah mak tratap. Tapi aku dan Dokter Untung diem saja karena jum`at Pon itu emosimu sedang umup. Kamu agak nganeh-nganehi, biasanya kamu malah paling punya pendirian di antara kami bertiga... sekarang kok malah ikut-ikutan salah kaprah nyebut kejadian Merapi itu bencana...wah wah wah...
Dokter Untung
Jadi, Bu kunti, mbalik lagi, sak karep-karepmu kamu mau menyebut apa...yang penting jangan kurang ajar pada alam. Tetanggaku ada yang usul ”bencana alam” diganti ”peristiwa alam”, ”ekspresi alam”...ada yang usul ”Sabda Alam”.
Dokter Kunti
Hmmm....berarti kita perlu mempertimbangkan lagi nama resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Termasuk kita juga perlu nimbang-nimbang lagi nama instansi yang dipimpin oleh Dr Surono, yaitu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi...
Dokter Bejo
Itulah etika dari leluhur. Belajar etika tidak usah jauh-jauh sampai ke Yunani. Contoh, masyarakat pulau Simuelue di kawasan Aceh, mereka tidak menyebut tsunami sebagai bencana. Mereka menyebut Smonk (tsunami) adalah kolam mandiku, gempa adalah ayun-ayunanku, halilintar adalah cahaya hidupku...Ingatlah, pas tsunami Aceh beberapa tahun lalu, ketika ratusan ribu manusia meninggal, pulau itu hanya kehilangan 7 sampai 8 nyawa saja...Mereka bersatu dengan Sabda Alam, hidup menyesuaikan diri dengan Sabda Alam… tak pernah menghina apalagi mencerca alam...
Dokter Untung ( Beranjak Berdiri )
Ya sudah, saya tak memeriksa pasien saya dulu.( berjalan meninggalkan kantin)
Dokter Kunti
Saya juga mau nyetorin laporan saya…
AKHIRNYA KANTIN PUN SEPI KEMBALI, HANYA TINGGAL DOKTER BEJO YANG MEMANDANG KEPERGIAN DUA TEMANNYA. DIA PUN AKHIRNYA JUGA PERGI MENINGGALKAN KANTIN.
BAGIAN III
OBROLAN KECIL DOKTER BEJO, DOKTER UNTUNG, DAN DOKTER KUNTI ITU AKHIRNYA BERLANJUT MENJADI PERTEMUAN BESAR. SEKALIGUS MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA IMPIAN.
DI RUANGAN ITU TERLIHAT SUDAH BANYAK YANG HADIR. DAN DI ANTARA MEREKA SUDAH ADA YANG MEMULAI PERDEBATAN TENTANG SETUJU TIDAKNYA MENGUTAK-ATIK NAMA ATAU ISTILAH. TERLIHAT DOKTER BEJO MEMPIN PERTEMUAN PEMUDA IMPIAN ITU.
Dokter Bejo
Jadi bagaimana? Apakah kita tetap sepakat untuk mengganti nama dan istilah-istilah yang ada sekarang ini?
Dokter Untung
Sangat perlu sekali itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus diganti namanya menjadi Badan Nasional Harmonisasi Sabda Alam, biar lebih indah namanya.
Pemuda I
Alaaahhh… Mau namanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mau diganti Badan Nasional Harmonisasi Sabda Alam...aduuh apa bedanya… Apalah arti sebuah nama. Begitu kan kata Kiai Shakespeare.. Iya kan?
(DOKTER KUNTI YANG JUGA HADIR DI PERTEMUAN PEMUDA IMPIAN ITU MENJADI AGAK SEBAL MENDENGAR CELETUKAN SALAH SATU PEMUDA TADI.
Dokter Kunti
Kalau memang nama tidak penting...namakan saja anakmu dengan comberan, wedhus, coro...”
KOMENTAR DOKTER KUNTI MEMBUAT SUASANA PERTEMUAN MENJADI GADUH. SATU DUA PESERTA YANG SEMULA MERASA TAK PERLU MEMENTINGKAN ARTI SEBUAH NAMA AKHIRNYA TERSENTAK. DOKTER BEJO YANG MEMPIN PERTEMUAN ITU BERUSAHA MENENANGKAN SUASANA.
Dokter Bejo
Hadirin di mohon tenang dan duduk kembali.( setelah suasana menjadi tenang melanjutkan kata-katanya). Jadi bagaimana? Semua setuju untuk mengganti nama dan istilah kita?
Peserta Pertemuan (serempak)
SETUJUUUUUUU…….!!!!!
Dokter Untung
Jangan Cuma nama bencana saja yang diganti. Kata pemerintah juga harus diganti…!!
Pemuda II
Betul, Menurut Kamus besar bahasa negeri impian, ”pemerintah” berarti ”tukang perintah”. Ini bertentangan dengan semangat hidup gotong royong dan kekeluargaan.
Pemuda III
Diganti Pengurus saja!
Pemuda IV
Jangan..!! Pengurus itu tukang bikin kurus. Nanti rakyat malah dibikin jadi kurus-kurus...
Pemuda I
Setujuuuuu....Pesta demokrasi juga jangan disingkat Pemilu... Cari singkatan yang lain. Pemilu berarti tukang bikin pilu rakyat...”
PERTEMUAN ITU TERUS BERLANJUT DENGAN TERIKAN SETUJU DAN TIDAK SETUJU. SAMPAI AKHIRNYA SUDAH SAMPAI PADA JAM ISTIRHAT. DOKTER BEJO MENGHENTIKAN PERTEMUAN RAPAT ITU.
Dokter Bejo
Karena waktu sudah menunjukkan jam istihat. Maka pertemuan inu kita tunda dulu. Para hadirin di persillahkan untuk menikmati hidangan soto yang telah di sediakan oleh panitia.
DOKTER UNTUNG BERLARI KEDEPAN DAN BERBISIK KE DOKTER BEJO DAN MENYAMPAIKAN BEBERAPA IDENYA. DOKTER BEJO SETUJU DAN MENAMBAH WAKTU RAPAT SEDIKIT LAGI.
Dokter Bejo
Para pemuda impian yang terhormat, saudara untung menyampaikan idenya kepada saya. Bahwa sebelum kita membubarkan diri, kita mengadakan sumpah soto terlebih dahulu. Agar ketika kita menikmati santapan soto kita masing-masing tidak terjadi konflik yang merugikan. Bagaimana? Setuju?
Peserta Pertemuan (serempak)
SETUJUUUUUU…..!!!!!
Dokter Bejo
kalau begitu, silahkan saudara untung memimpin sumph soto ini.
Dokter Untung
Untuk semua yang hadir di sini, tolong ikuti kata-kata saya..
Sumpah Soto Indonesia
Kami soto-soto dari berbagai daerah dan pelosok,
berbahasa satu, soto Hndonesia.
Penggemar soto Padang tidak pernah menghina penggemar soto Banjar.
Begitu juga yang lain-lain.
Orang Madura boleh pindah keyakinan jadi menggemari soto Betawi dan sebaliknya.
Tidak ada orang tua yang tak merestui pernikahan anaknya karena berbeda selera soto.
Tidak ada front pembela soto ini dan front pembela soto itu.
Bagimu sotomu. Bagiku sotoku.”
Terima kasih.
PARA HADIRIN BERTEPUK TANGAN MERIAH. SALING PELUK DAN BERJABAT TANGAN. KEMUDIAN TERDENGAR TERIAKAN BERSAHUT-SAHUTAN DARI YANG TELAT-TELAT DATANG.
Suara I
Soto koya Probolinggo juga mas...
Suara II
hadir Soto ceker Klaten...
Suara III
hooiiii Soto sawaaaaah...
Suara IV
Soto Nggadiiiiing ojo lali...
Suara V
Soto Gubeng Pojooook...
Suara VI
Soto Karangasem Baliiii...
Suara VII
Soto Sokarajaaaa.... euy...
DEMIKIANLAH PERTEMUAN ITU BERAKHIR DENGAN DI BACAKANNYA SUMPAH SOTO. AKHIRNYA PARA PEMUDA IMPIAN YANG DATANG DARI BERBAGAI GOLONGAN ITU BERSATU DALAM SATU NAMA SOTO, SOTO INDONESIA.
Comments