KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI,MENGELOLA KONFLIK ANTAR PRIBADI DAN STRATEGI MENGATASI KONFLIK


A. KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus kearah konflik, terutama bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi kelompok.

Orang sering menganggap konflik bersumber dari tindakan dan inti persoalan , namun sebenarnya konflik sering disebabkan oleh komunikasi yang buruk.Komunikasi dapat menjadi masalah besar.Banyak persoalan dapat diselesaikan jika komunikasi berjalan lancar. Komunikasi yang buruk memperparah persoalan karena setiap orang yang terlibat dalam konflik secara tidak sadar mereka – reka motivasi buruk pihak lain.Perbedaan antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima akan menimbulkan masalah komunikasi ketika konflik berlangsung. Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Yang dimaksud konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain ( Johnson,1981 ).

Kendati unsur konflik selalu terdapat dalam setiap bentuk hubungan antar pribadi, pada umumnya individu memandang konflik sebagai keadaan yang buruk dan harus dihindarkan. Konflik dipandang sebagai faktor yang akan merusak hubungan, maka harus dicegah. Namun, kini banyak orang mulai sadar bahwa rusaknya suatu hubungan lebih disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik secara konstruktif, adil dan memuaskan kedua belah pihak bukan oleh munculnya konflik itu sendiri. Pengelolaan konflik secara konstruktif,konflik dapat memberikan manfaat positif bagi diri kita sendiri maupun bagi hubungan kita dengan orang lain. Beberapa contoh manfaat dari konflik adalah sebagai berikut ( Johnson, 1981 ) :
- Konflik dapat membuat kita sadar bahwa ada masalah yang perlu diselesaikan dalam hubungan kita dengan orang lain.
- Konflik dapat memunculkan kesadaran dan memotivasi kita untuk melakukan berbagai perubahan dalam diri kita.
- Konflik dapat memotivasi kita untuk segera memecahkan msalah yang selama ini tidak kita sadari dengan jelas.
- Konflik juga bisa membuat kehidupan menjadi lebih menarik.
- Munculnya konflik dalam ragam pendapat bisa membantu kita kearah pencapaian keputusan bersama yang lebih matang dan qualified.
- Konflik juga dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering terjadi dan muncul dalam hubungan kita dengan orang lain.
- Konflik juga dapat membuat diri kita sadar tentang dan bagaimana kita sebenarnya.
- Konflik bahkan dapat menjadi sumber hiburan.
- Konflik dapat mengakrabkan dan memperluas hubungan.

B. MENGELOLA KONFLIK ANTAR PRIBADI

Jika kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, ada hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
a. Kepentingan pribadi kita
b. Hubungan baik dengan pihak lain

Lima gaya mengelola konflik antar pribadi, yaitu:
a. Gaya Kura-kura
- Cenderung menghindari masalah
- Cenderung menghindari orang-orang yang berpotansi timbulkan konflik
- Ada keyakinan bahwa solusi konflik hanya sia-sia
- Lebih mudah menarik diri (fisik dan psikologis) daripada menghadapinya
- Figur : baladewa

b. Gaya ikan hiu
- Tercapainya tujuan pribadi adalah hal utama
- Hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting
- Konflik harys diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak lainnya kalah
- Mencari kemenangan dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam
- Figur : Duryudana

c. Gaya kancil
- Sangat mengutamakan hubungan
- Kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadi
- Ingin diterima dan disukai orang lain
- Konflik harus dihindari, demi kerukunan
- Adanya keyakinan bahwa setiap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan
- Konflik harus didamaikan bukan dipecahkan, agar hubungan tidak menjadi rusak
- Figure: puntadewa

d. Gaya rubah
- Senang mencari kompromi
- Tercapainya tujuan pribadi maupun terpeliharanya hubungan baik dengan pihak lain sama-sama penting
- Mau mengorbankan sedikit tujuan dan hubungannya dengan pihgak lain demi tercapainmya kepentingan dan kebaikan bersama

e. Gaya burung hantu
- Sangat mengutamakan tujuan pribadi sekaligus hubungannya dengan pihak lain
- Konflik merupakan masalah yang harus dicari solusinya
- Solusi konflik harus sejalan dengan tujuan pribadi lawan
- Konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi antara dua pihak yang berhubungan
- Selalu berusaha mancari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak
- Berusaha menghilangkan ketegangan dan perasaan negatif lain yang mungkin muncul dalam diri kedua belah pihak
- Figure: kresna

C. STRATEGI MENGATASI KONFLIK

Konflik dalam komunikasi perlu diatasi, maka dari itu yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu keterampilan untuk membedakan yang wajar dan sehat serta terampil untuk mengelolanya.
2. Menetapkan batas secara konstruktif antara yang boleh dibahas dengan yang tidak.
3. Memulai percakapan yang bermanfaat dan dapat diterima setiap pihak.
4. Mengarahkan pada batas-batas yang disepakati
5. Terampil menyatakan ketidaksetujuan tanpa ada kesan menolak gagasan pihak lain.
6. Sebaliknya, ia mampu menerima ketidaksetujuan pihak lain tanpa merasa ditolak.
7. Melihat konflik dari sudut pandang orang lain.
8. Mengarahkan keputusan pada kepuasan bersama

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah logika di indonesia

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Metode Dan Teknik Bimbingan Konseling Islam