laporan psikodiagnostik
A.
PENDAHULUAN
Masa usia sekolah adalah
masa matang untuk belajar atau masa untuk sekolah. Disebut masa matang untuk
belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang
untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru,
yang dapat diberikan oleh sekolah.
Adapun perkembangan seorang anak pada masa usia sekolah
berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Ada yang cepat berkembang
dan adapula yang lambat dari salah satu aspek perkembangannya.
Dan pada perkembangan anak masa usia sekolah tersebut seorang
anak harus bisa menjalankan tugas perkembangan anak usia sekolah. Tetapi setiap
anak itu berbeda ada yang bisa menjalankan tugas perkembangannya dan adapula
yang tidak bisa.
Melihat permasalahan di atas maka penulis melakukan
penelitian observasi tentang perkembangan anak masa usia sekolah yang lebih di
tepatkan pada aspek perkembangan motorik dan tugas perkembangnnya.
B.
LANDASAN
TEORI
1.
Pengertian
Masa Usia Sekolah
Masa
usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau masa untuk sekolah. Disebut
masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu,
sedangkan masa matang untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginkan
kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah (Semiawan Conny,
dkk.2008).
Mulai
anak umur 6 tahun, anak sudah matang untuk masuk sekolah. Masa anak sekolah
adalah usia 6-12 tahun, pada masa ini anak memasuki masa belajar didalam dan
diluar sekolah. Banyak aspek prilaku dibentuk melalui penguatan (reinforcement)
verbal, keteladanan dan identifikasi (Abu Ahmadi, Munawar Sholeh.2005).
Secara
umum, masa sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kelas rendah
dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yang berusia antara 6 atau 7 sampai 9
atau 10 tahun, sedangkan masa kelas tinggi berusia antara 9 atau 10 sampai 12
tahun (Semiawan Conny, dkk.2005).
2.
Karakteristik
anak usia sekolah
Kriteria
anak usia secara umum (Syamsu Yusuf.2005)
a. Aspek
Fisik
1.
Anak laki-laki rata-rata lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan perempuan,
2. Pertumbuhan fisik maju pesat.
b. Aspek Psikis
1. Perkembangan Intelektual
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar menurut kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitifnya.
2. Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan bahasa (Vocabulary).
3.
Perkembangan Sosial
Anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain sehingga diterima menjadi
anggota kelompok).
4. Emosi
Anak mulai sadar bahwa
pengungkapan kata-kata kasar tidak diterima di masyarakat. Jadi dia mulai
belajar untuk mengkontrol emosinya dalam bergaul.
5. Moral
Anak mulai mengenal
konsep moral (mengenai benar dan salah atau baik buruk) pertama kali dalam diri
keluarga.
6. Perkembangan
Penghayatan keagaman
Usia SD merupakan masa
pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya.
Kualitas keagamaan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.
7.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak SD sudah
dapat terkoordinasi dengan baik. Hal ini ditandai dengan kelebihan gerak
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. contohnya:
menggambar, melukis, mengetik (komputer) dll.
C.
ALAT
OBSERVASI
a. Definisi
operasional
1. Pengertian perkembangan motorik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak dan spinal cord.
Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik
turun tangga dsb.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipenggaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, mengunting, menulis dsb (Endah.perkembangan
Motorik Anak.http//parentingislami.wordpress.com)
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang
sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan
motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi
antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot. (Samsudin, 2008)
Perkembangan motorik
adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak.
Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf
dan otot. (Samsudin, 2008)
Perkembangan
motorik adalah perkembangan
pengendalian gerak jasmaniah
melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf
dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian
berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang
ada pada waktu lahir (Hurlock, 1998)
Perkembangan motorik pada usia ini
menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak
– anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu
menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga
melibatkan diri dalam aktivitas permainan seperti olahraga.
Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya
postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti
mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan
membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
2. Factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik
Factor terpenting yang
mempengaruhi perkembangan motorik pada tahap ini jika anak fisik, kesehatan
umum dan kapasitas mental, disamping kondisi psikologis serta factor-faktor
lingkungan hidup dalam kemiskinan dan kekayaan dan factor sosialisasi.
1. Perkembangan
system saraf.
System saraf sangat
berpengaruh dalam perkembangan motorik karena system saraf lah yang mengontrol
gerak motorik pada tubuh manusia.
2. Kemampuan
fisik yang memungkinkan untuk bergerak.
Karena perkembangan
motoril sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik maka kemampuan
fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang.
Anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang
memiliki kekurangan fisik.
3. Keinginan
anak yang memotifasinya untuk bergerak
Ketika anak mampu
melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada
motorik yang lebih luas lagi, karena semakin dilatih kemampuan motorik anak
akan semakin meningkat.
4. Lingkungan
yang mendukung
Perkembangan motorik
anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak
mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan diluar ruangan bisa menjadi
pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot.
5. Aspek
psikologis anak
Kemampuan motorik yang
baik berhubunan erat dengan self-esteem.
6. Umur
Kecepatan pertumbuhsn
yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan pada remaja.
7. Jenis
kelamin
Setelah melewati
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
8. Genetik
Genetic adalah bawaan
anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Kelainan genetic akan
mempengruhi proses tumbuh kembang anak.
9. Kelainan
kromoson
Pada umumnya kelainan
kromoson akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.
(wijaya,
putra.2008.perkembangan motorik anak.http://www.putrawijaya.co.cc)
b. Indikator
perilaku
Perilaku
yang diharapkan muncul adalah sesuai dengan tugas perkembangan anak usia
sekolah oleh Singgih D. Gunarsa, 2001, yaitu:
a. Belajar
keterampilan fisik untuk permainan biasa
b. Membentuk
sikap sehat mengenai dirinya sendiri
c. Bergaul
dengan teman-teman sebayanya
d. Belajar
peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya
e. Membentuk
keterampilan dasar: membaca, menulis dan berhitung
f. Membentuk
konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari
g. Memperoleh
kebebasan pribadi
h. Membentuk
sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
c. Lembar
observasi
1. Kriteria observasi pada perkembangan motorik anak usia sekolah ini mengarah pada skala pengukuran Likert
(Azwar, 2003: ). Adapun gambaran criteria penilaian (skor) ini adalah :
Selalu = 4
Sering = 3
Kadang-kadang = 2
Tidak pernah = 1
2. Terlampir
D.
SUBJEK
atau KLIEN
1. Data
klien
a. Nama : Erwin
Taufikur Rahman
b. Tempat,tanggal
lahir : Surabaya, 18 Maret 2002
c. Alamat : Jemur
Wonosari, gang 84 Surabaya
d. Usia
: 10
tahun
e. Jenis
kelamin : Laki-laki
f. Anak
ke : 1
g. Jumlah
saudara : -
h. Hobi : nonton tv
i. Cita-Cita : Dokter
j. Nama
ayah : Mujazin
k. Pekerjaan
ayah : penjual bakso
l. Pendidikan
terakhir : SD
m. Nama
Ibu : Sa’diyah
n. Pekerjaan
ibu : ibu rumah
tangga
o. Pendidikan
terakhir : SD
2. Riwayat
kasus
Ketika
sedang mengandung, kaandungan ibunya sering bermasalah karena kurangnya asupan
nutrisi, sehingga berdampak pada kandungan dan perkembangan anak dalam masa
kandungan. Subjek lahir tidak normal karena ketika lahir, ari-ari bayi
menghalangi bayi sehingga subjek terlahir secara sesar. Setelah lahir dia
menderita penyakit kuning, dan dirawat dirumah sakit selama satu minggu. Ketika
usia lima bulan dia pernah kejang-kejang selama kira-kira setengah jam. Usia Tk
dia pernah jatuh dari sepeda dan kepalanya terluka sampai dibawa ke puskesmas.
Sejak
kecil dia tumbuh secara mandiri, ibunya sibuk membantu suaminya yang berjualan
bakso. Dia jarang mendapat dampingan belajar dari orang tuanya. Ketika usianya
menginjak 8 tahun, orang tuanya mengetahui kalau anaknya tidak sama seperti
anak-anak pada umumnya, anaknya bisa membaca tapi tidak bisa menuliskannya,
sejak orang tuanya mengetahui kelemahan anaknya, sejak itu orang tuanya
mendampingi dalam belajar.
Di
usia 10 tahun ini, ada tugas perkembangan yang belum dia jalankan, yaitu
perkembangan motorik halus, menulis, dia belum lancar menulis, dia tahu huruf
abjad, dia juga bisa menulis kalau ada contohnya (meniru) tapi kalau disuruh
menulis tanpa contoh dia tidak bisa.
3. Riwayat
perkembangan
Subjek
mengalami perkembangan pesat, dia menjalankan hampir semua tugas
perkembangannya.
1. Memiliki
tubuh yang tinggi dan berat badan yang rendah
2. Bergaul
dengan teman-teman sebayanya
3. Membangkang
4. Rajin
shalat dan mengaji
5. Sering
main game dhandphone dan dikomputer
6. Sulit
disuruh belajar
7. Mampu membedakan mana yang baik mana
yang buruk
8. Mau membantu orang tuanya.
E.
DIAGNOSA
Setelah melakukan
observasi terhadap subjek penelitian yaitu Erwin yang berusia 10 tahun, dapat diketahui
bahwa anak tersebut mengalami kemunduran pada perkembangan motorik halus. Dia
belum mengerjakan tugas perkembangannya, Dia belum bisa menulis i. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Singgih D. Gunarsa tentang anak yang berusia 10 tahun sudah
bisa membaca, menulis dan menghitung. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya anak
ini mengalami kemunduran pada perkembangan motorik halus yaitu kesulian menulis.
F. PEMBAHASAN
Masa
usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau masa untuk sekolah. Disebut
masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu,
sedangkan masa matang untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginkan
kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah.
Erwin
adalah anak yang mudah bergaul, dia rajin shalat dan mengaji ketika sudah waktunya
tanpa menunggu perintah. Di usianya 10 tahun ini, dia tidak seperti anak-anak
lainnya, dia tidak bisa menulis dengan lancar, dia masih membutuhkan bimbingan
orang lain untuk menulis. Tugas perkembangan yang dikemukakan Singgih ada yang
belum dia jalankan. Belum bisa menulis diusia 10 tahun berarti dia mengalami
kemunduran perkembangan motorik halus.
G.
REKOMENDASI
Faktor
yang paling berpengaruh dan bertanggung jawab untuk menumbuhkan kemampuan
menulis adalah orangtua dan guru. Orangtua punya peluang lebih besar dan
lebih intim untuk menumbuhkan kemampuan menulis pada anak. Namun mungkin karena
kesibukkan orangtua dan kurangnya makanan bergizi yang dikonsumsi secara tak
langsung bisa berakibat pada ketidak mampuan anak menulis di usia 10 tahun.
Dengan melatih menulis sejak dini, secara perlahan
anak akan mengikuti kebiasaan ini karena rasa penasarannya . Sedini mungkin
anak harus dilatih menulis.
Perkenalan anak
sejak dini dengan alat tulis diperkirakan akan merangsang pertumbuhan otak anak
sehingga bisa berkembang dengan lebih baik dibanding dengan yang tidak
dirangsang dengan alat tulis.
Daftar Pustaka
1. Ahmad,
Abu dan Munawar Sholeh.Psikologi Perkembangan.2005.Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
2. Conny,Semiawan,dkk.Pengenalan
dan Pengembangan Bakat Sejak Dini.2008.Bandung:PT.Remaja Rusda Karya.
3. Gunarsah,D.Singgih.Psikologi
Praktis.2001.Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia.
4. Gunarsih,D.Singgih.Anak,
Remaja dan Keluarga.2008.Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia.
5. Hurlock,
Elizabeth, B. Perkembangan anak jilid I. 1998.Jakarta:Airlangga
6. Rochman,Yulia
Elfi.Psikologi
Perkembangan.2005.Ponorogo:STAIN Ponorogo Press & Teras.
7. Samsudin.Pembelajaran
motorik diTaman kanak-kanak. 2008. Jakarta: Litera Prenada Media group
8. Yusuf,Syamsu.Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.2006.Bandung:PT.Remaja Rusda Karya.
9. Endah.perkembangan
Motorik Anak.http//parentingislami.wordpress.com
10. wijaya,
putra.2008.perkembangan motorik anak.http://www.putrawijaya.co.cc
12.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Foto Klien atau Subjek
Foto
subjek saat bermain game
Subjek
bisa main game diHp, bisa menerima telfon tapi dia tidak bisa menulis pesan sms
Foto
subjek saat shalat ashar
Subjek
rajin melaksanakan shalat lima waktu
Foto
subjek saat mengaji setelah shalat ashar
Subjek memenuhi
karakter anak usia sekolah, dia bisa menghayati agama, dia bisa membaca
Al-Qur’an tetapi dia tidak bisa menulisnya.
Foto saat
belajar bersama ibunya
Subjek saat
belajar bersama ibunya
Comments