Naskah Teater : KLISE “Edisi Sumpah Pemuda ‘11”




Oleh : Teater SUA Surabaya

Sinopsis :

“Sebuah perbandingan tentang semangat kepemudaan di era perjuangan dengan era teknologi modern, sebuah semangat nasionalisme yang coba untuk direfleksikan dengan keadaan zaman yang telah dikepung oleh berbagai kecanggihan teknologi dan informasi yang masuk secara bebas ke dalam sendi-sendi kehidupan”. Masih adakah nasionalisme 1928 itu di jiwa pemuda sekarang ini?.


Adegan I :

Lampu panggung mulai membuka matanya menyorot ke sosok manusia membawa payung yang kemudian mengarahkan paying itu kea rah penonton, tampaklah tulisan di paying itu terbaca oleh penonton (Tulisan: 1928). Sosok itu kemudian hilang bersama menutupnya mata lampu panggung.


Adegan II :

Lampu kembali membuka matanya pas di tengah2 panggung, perlahan tampak sang merah putih yang tegak berdiri. Tak lama kemudian dari arah belakang penonton tiga sosok muncul dengan pakaian berbeda yang mencirikan daerah masing2 sosok. Ketiga sosok itu berjalan bersamaan di atas bakiak panjang menuju ke sang merah putih.
Sosok I, II, III  : (tangan kiri memegang bendera tangan kanan mengepal)
Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertanah air satu tanah air Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbahasa satu bahasa Indonesia
Lampu panggung kembali menutup adegan dengan menghilangkan pelitanya.


Adegan III :

Sosok pembawa paying kembali terlihat ketika panggung disorot oleh cahaya lampu. Kembali paying itu diarahkan ke penonton namun kali ini tulisan yang tampak adalah  “2011)”. Panggung kembali gelap.


Adegan IV : 

Lampu menyinari setiap sudut panggung dari luar masuk 3 pemuda telanjang dada dengan sebotol minuman di tiap2 tangan kanan sosok itu. Mereka masuk bersamaan dengan menggunakan bakiak panjang menuju tengah-tangah panggung.
Pemuda I                      : (berlagak seperti komandan) Siap gerak… luruskan…
Pemuda I, II, III           : (berbaris, mengangkat tangan kanannya yang memegang botol)
Kami Pemabuk Indonesia bersumpah :
Satu tiada hari tanpa miras
Dua berbuat onar sebagai kebiasaan
Tiga Anarki adalah penyelesaian setiap masalah
Pemuda III                   : Empat Wanita adalah mainan kami
Pemuda I                      : He cukup 3 saja sumpah pemuda saja 3 masak sumpah pemabuk 4
Pemuda II                    : Setuju…
Pemuda III                   : Tapi yang keempat menarik bos
Pemuda II                    : Setuju…
Pemuda I                      : Terserah kalian lah yang penting hepi…
Tak lama kemudian ketika pemuda itu tersungkur ke tanah tak kuat menahan kepala mereka yang sudah mabuk berat.


Adegan V :

            Sebuah ranjang tampak ditengah panggung begitu lampu menyinari setiap bagian panggung. Seorang anak SMA masuk dengan menggendong seorang gadis yang juga berpakaian SMA. Membopongnya ke ranjang
Pelajar I           : (berbaring di atas ranjang dengan pose menggoda Ayo sayang sudah gak tahan lagi ini…(memegang bajunya) aku buka ya…
Pelajar II          : (meraih tasnya mengambil HP) sebentar sayang momen indah semacam ini saying kalau tidak diabadikan…(mengarahkan kamera HP ke pelajar I) ayo saying buka perlahan-lahan… bagus sekali sayang …
 Keduanya pun terlibat dalam pergumulan sepasang suami istri dengan kamera HP sebagai saksi bisu. Lampu padam disertai dengan jeritan (Pelajar I : Oh … yes…ohhh!!!).


Adegan VI :

Seorang reporter dan kameraman berdiri di samping panggung sementara di sisi lain tampak Pelajar I dan II duduk tertunduk lesu…
Reporter           : (menghampiri pelajar I dan II) pemirsa saat ini kami berada dengan dua pelaku  video mesum yang beredar luas di internet… (mengarahkan microphone ke pelajar II) apa tanggapan anda mengenai video anda berdua yang sekarang tersebar luas di Internet?
Pelajar II          : kami tidak tahu menahu tentang penyebar video tersebut…kami hanya membuatnya saja
Reporter           : lalu mengapa anda sampai membuat video semacam itu?
Pelajar II          : ya…namanya juga anak muda yah wajar lah jika kami ingin mengekspresikan cinta
Pelajar I           : memang apa salah kami toh kami melakukannya suka sama suka bukan pemerkosaan
Reporter           : tapi perbuatan anda berdua kan bertentangan dengan kesopanan dan adapt ketimuran
Pelajar II          : kalo nuruti adat istiadat terus kapan majunya negara ini… lagian mana ada orang dihukum karena melanggar norma kesopanan jadi polisi salah jika menangkap kami
Pelajar I           : ya … cari saja siapa yang menyebarkan dan mengganggu privasi kami
Reporter           : (menghadap ke kameraman) pemirsa demikian wawancara kami dengan kedua pelaku video mesum yang kini lagi marak di kalangan pelajar dari TKP Indah Purwanti melaporkan.
Panggung Kembali hening dan senyap…


Adegan VII :

            Di dalam panggung tampak 4 orang Mahasiswa yang duduk di sisi-sisi panggung dengan laptop di depannya …
Mahasiswa I     : (terlihat seperti mengetik seseuatu kemudian memandang kea rah penonton) Status… sudah malam mata belum juga mau terpejam
Mahasiswa II    : Komentar…kenapa bro banyak nyamuk ya?
Mahasiswa I     : Komentar ...bukan bang…wajahnya selalu terbayang
Mahasiswa III  : Komentar…e..e..e..yang sedang jatuh cinta…siapa sih?
Mahasiswa I     : Komentar…biasa Wulan teman sekelas wajahnya seakan memenuhi lamunan q selalu
Mahasiswa II    : komentar …emang kayak gimana si Wulan itu…cantik ya… bagi donk
Mahasiswa III  : komentar… kue kali dibagi
Mahasiswa I     : komentar …sebenarnya gak sih anaknya gendut…pendek…pesek lagi tapi gak tau yach kenapa aku suka sama dia
Mahasiswa IV  : Komentar…Begitulah cinta jika panahnya sudah menembus hati kita tak ada yang mampu menolaknya
Mahasiswa III  : Komentar …eit sapa bilang Wulan tuh cantik lho! Tapi jangan patah hati ya dia dah punya pacar
Mahasiswa I     : Komentar…cantikan juga kamu tapi sayang cerewet…tapi aku gak peduli aku dah tergila-gila sama Wulan jadi yang kedua atau ketiga pun aku mau
Mahasiswa IV  : Komentar…lebai!!!mana ada cowok jadi yang ke 2
Masuk Mahasiswa V dengan menenteng laptop yang menyala di tangannya
Mahasiswa V   : Status …Sekolah pada ambruk di tengah limpahan dana pendidikan
Mahasiswa I, II, III, IV mengacungkan jempolnya (koor : suka…)
Mahasiswa V   : komentar … dananya mengalir ke kantong pejabat
Mahasiswa I, II, III, IV mengacungkan jempolnya (koor : suka…)
Mahasiswa V   : Komentar …kapan negeri ini bebas dari tikus2 koruptor?
Mahasiswa I, II, III, IV mengacungkan jempolnya (koor : suka…)
Mahasiswa V   : Komentar …Jancok komentaro ojo suka tok!
Mahasiswa II    : Komentar…Status gak menarik…males
Mahasiswa I     : Komentar…mending mikir Wulan
Kelima mahasiswa terus sibuk dengan face book mereka dengan komentar-komentar yang semakin tak karuan…Tiba-tiba dari kursi paling depan salah seorang penonton berdiri
Penonton          : Stop…stop (seketika itu pemain di panggung tablo) tontonan apa ini gak mendidik blas…diulang ae dari awal (mengerahkan remote ke panggung)
Seketika itu pemain yang ada di panggung berjalan ke belakang begitu juga pemain-pemain di adegan sebelumnya berjalan mundur dari panggung sampai pada gadis pembawa payung menunjukkan payung yang bertuliskan 2011
Penonton          : Nah diulang dari sini saja… mulai!


Adegan VIII :

Tiga orang Pemuda masuk bersama dengan bakiak panjang dengan botol di tangan kanan, namun kali ini mereka tidak minum akan tetapi menaruh botol itu di tengah panggung menabuhnya dan menjadikannya alat musik…mereka pun memainkan musik dengan botol-botol itu… hingga lampu padam


Adegan IX :

Masuk Pelajar II dengan membopong Pelajar I namun ditubuh gadis itu terbungkus oleh kardus dan kabel-kabel yang menghubungkan dan keliatan menjulur ke luar. Kemudian Pelajar II memegang remote yang diarahkan ke tubuh pelajar I yang kemudian bergerak seperti robot mengikuti perintah dari Pelajar II. Kemudian masuk reporter beserta kameraman
Reporter           : Pemirsa yang anda saksikan ini adalah demonstrasi pelajar dengan robot ciptaannya yang telah mengharumkan nama bangsa dengan memenangkan kontes robot internasional
Lampu perlahan padam mengakhiri adegan


Adegan X:

            Semua pemain masuk dengan karakternya masing-masing
Pemuda I          : Wahai kau yang berada di singgasana lihatlah anak-anak negeri ini berkarya
Pemuda II        : Kami bukanlah pembuat onar sebagaimana yang kau tuduhkan
Pelajar II          : Sudah saatnya kamu turun dari kursimu yang sudah karatan itu
Pelajar I           : (bergaya seperti robot) Biar..kami… menggantikanmu
Mahasiswa I     : Sudah saatnya Pemuda berbicara
Mahasiswa II    : Biarkan kami buktikan pada dunia di pundak kamilah bangsa ini maju ke depan…
Seluruh Pemain : (tangan terkepal ke atas) mengucapkan sumpah pemuda…
Berakhirnya sumpah menandai berakhirnya adegan namun pemain masih di dalam panggung. Tiba-tiba penonton yang berda didepan maju
Penonton          : (tepuk tangan) Aplaus untuk pementasan ini…inilah pementasan yang mendidik…tapi adegan main face booknya kok gak diganti?
Mahasiswa I     : yo wajarlah face book an buat curhat2 an masak gitu aja gak boleh…
Pernyataan itu diringi dengan tertawa dan tepukan dari semua pemain yang menandai berakhirnya kisah ini.

Comments

Theresia Avila said…
Ijin pakai naskahnya untuk latih adik-adik yang mau ujian praktek yah. Terimakasih 🤗

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki