Manusia Sebagai Objek Komunikasi

BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan tidak hanya secara verbal namun juga secara non verbal. Kegiatan komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan, dimana dapat dikatakan bahwa komunikasi itu akan selalu ada. Itu artinya komunikasi akan selalu hadir kapanpun dan dimanapun.

Dalam proses penyampaian pesan tersebut, manusia akan mempunyai peran yang sangat penting. Tanpa adanya manusia tidak akan ada pesan yang disampaikan, baik manusia itu berperan secara langsung (verbal) maupun tidak langsung (non verbal). Oleh karenanya objek kajian ilmu komunikasi tidak hanya sekedar membahas tentang media massa ataupun jurnalistik. Ilmu komunikasi dalam pembahasannya akan ada tentang manusia, komunikasi antar pribadi misalnya, ini mencerminkan bahwa komunikasi itu akan terjadi pada setiap manusia. Komunikasi massa pembuatnya adalah manusia, dimana dalam komunikasi massa tersebut suatu idea atau berita dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat melahirkan suatu informasi yang dapat diterima oleh banyak orang.

Yang demikian itu adalah sebagian kecil contoh bahwa tanpa manusia didalamnya komunikasi tidak akan ada atau tidak akan terjadi, baik itu komunikasi secara verbal maupun non verbal.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian komunikasi?

2. Apakah maksud dari manusia sebagai objek komunikasi?

3. Hadits apa saja dan apa hubungannya dengan manusia sebagai objek komunikasi?


C. Tujuan Masalah

1. Ingin mengetahui apa pengertian ilmu komunikasi

2. Ingin mengetahui maksud dari manusia sebagi objek komunikasi

3. Ingin mengetahui paparan hadits apa saja yang berkenaan dengan manusia sebagai objek komunikasi serta apa hubungannya.



BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan interaksi sosial.

Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.

Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai tentang sesuatu yang dinyatakan oranglain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain kata hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif.



B. Manusia Sebagai Objek Komunikasi

Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pertanyaan kepada manusia lain. Manusia bukan saja menyampaikan isi pertanyaan kepada manusia seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda. Hanya makhluk yang punya akal budi saja yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan jawaban kepada manusia lain yang menyampaikannya.

Terdapat banyak aspek dalam diri manusia sebagai makhluk sosial. Misalnya, ada aspek masyarakat manusia dalam konteks kehidupan ekonomi, politik, budaya, kejiwaaan individu dalam hubungannya dengan anggota masyarakat manusia, dan termasuk pula tentunya dalam konteks berkomunikasi dengan sesama dalam kehidupannya. Setiap aspek tersebut masing-masing dipelajari secara khusus oleh ilmu-ilmu sosial. Segi ekonomi dipelajari oleh ilmu ekonomi, segi politik dipelajari oleh ilmu politik. Kejiwaan sosial dipelajari oleh psikologi sosial, kebudayaan dipelajari antropologi dan aspek komunikasi dalam masyarakat manusia dipelajari oleh ilmu komunikasi.

Sebagai salah satu sisi dalam kehidupan manusia, aktifitas komunikasi itu dikatakan akademisi komunikasi sebagai aktifitas vital dalam kehidupannya. Astrid Soesanto mensinyalirnya sebagai aktifitas yang dilakukan manusia sebanyak 90 % dalam kehidupannya sehari-hari.

Semua disiplin ilmu tentu memiliki objek studi, dalam hal ini objek studi dapat bibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut:

1. Objek Material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.

2. Objek Formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas objek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Objek material dipandang dari sudut tertentu, yakni dari sudut atau dalam kontekssuatu pertanyaan inti serta dengan menggunakan metode tertentu.



C. Paparan dan Analisa hadits Mengenai Manusia sebagai Objek Komunikasi.



1. Hadits yang menunjukkan bahwasannya manusia itu melakukan komunikasi.

a. عن ابي هريرة قال : قال رسول الله ص (حق المسلم على المسلم ست : اذا تقيته فسلم عليه , و اذا وعد ا ستنصحك فانصحه , واذا عطس فحمد الله فشمته , و اذا مر ض فعد ه , و اذا مات فاتبعه ) رواه مسلم

Dari Abu Hurairoh, ia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW : haq atas muslim itu ada 6 : apabila kau bertemu dia, hendaklah engkau beri salam kepadanya, apabila ia diundangmu hendaklah engkau memperkenankan dia, dan apabila ia minta nasihat, hendaklah engkau menasihati dia, dan apabila ia bersin lalu berkata Alhamdulillah, hendaklah engkau do’akan dia, dan apabila ia sakit, hendaklah engkau merawat dia, dan apabila ia mati, hendaklah engkau turut jenazahnya. (HR.Muslim)



Dalam hadits diatas terdapat perintah-perintah. Diantaranya perintah untuk memberikan salam, wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk memberikan salam kepada setiap saudara muslim yang ditemuinya. Selain itu juga terdapat perintah-perintah lainnya seperti, menghadiri undangan, memberi nasihat, mendo’akan orang yang bersin, merawat orang yang sakit serta apabila ada saudara muslimnya yang meninggal maka wajib serta unruk mengurus jenazahnya.

Terlihat pada hadits diatas bahwa setiap manusia pada dasarnya akan saling berhungan satu dengan lainnya. Mulai diwajibkannya untuk memberi salam sampai dengan wajib turut serta mengurus jenazahnya ketika ada yang meninggal. Ini berarti telah terjalin komunikasi diantara manusia. Dimana dalam ilmu komunikasi manusia merupakan objek komunikasi. Karena proses penyampaian pesan itu dilakukan oleh manusia dan untuk manusia.

Hadist lain yang menjelaskan bahwa manusia merupakan objek komunikasi adalah :

b. عن ابن مسعود رضى ا لله عنه ان ا لنبى صلى الله عليه وسلم كان يقو ل : اللهم اني اسا لك الهد ى و التقى والعفا ف والغنى . (رواه مسلم )

Dari Ibnu Mas’ud ra. Bahwasannya Nabi SAW. berdo’a : “Allahumma innii as-aluka huda wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa (wahai Allah sesungguhnya saya mohon petunjuk, mohon agar selalu bertakwa, mohon terjaganya kehormatan diri dan mohon kekayaan kepadaMu)” (HR. Muslim)[1]



Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwasannya Nabi SAW tengah berdo’a memohon kepada Allah. Ini merupakan bentuk komunikasi Nabi Muhammad SAW dengan Allah, yakni melalui do’a.

Manusia memang tidak hanya menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia saja, bisa jadi kepada makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, bahkan jin. Namun jenis-jenis objek penyampaian ilmu komunikasi hanya sebatas pada manusia, karena hal ini berbentur dengan sistematik dan pakem objek kajian ilmu sosial, yaitu:

a. Objek ilmu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sifatnya sama, dan sifat manusia berbeda dengan sifat makhluk lainnya.

b. Manusia memiliki akal dan budi sedangkan makhluk lainnya tidak, apalagi makhluk halus yang keberadaannya saja tidak pernah diketahui dengan pasti.

c. Isi pernyataan adalah hasil penggunaan akal budi manusia, sehingga hanya manusia sajalah yang dapat mengerti isi pernyataan ini.

Sebagai salah satu ilmu yang berobyek-materikan masyarakat (sosial), Ilmu komunikasi secara forma memfokuskan diri terhadap fenomena komunikasi antar umat manusia (human communication) pada obyek materianya tadi. Pemfokusan ini diperlukan demi terpenuhinya salah satu komponen penting ilmu, yakni obyek yang spesifik. Spesifikasi mana dibutuhkan oleh semua ilmu guna terhindar dari saling tubruk di antara sesama ilmu yang berobyek materikan serupa.

Objek Formal yakni komunikasi mempelajari pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi, objek formal inilah yg menunjukkan jati diri suatu ilmu sekaligus membedakan antara satu ilmu dgn ilmu yg lainya atau Objek Formal adalah adalah objek yang dilihat dari sudut yang lebih terperinci seperti dari aspek sosiologi , antropologi , ekonomi , komunikasi , psikologi dan politik. Dalam pembahasan kali ini kita lebih cenderung kearah ilmu komunikasi , karena sesuai dengan bidang kajian ilmu yang kita geluti. Objek formal ilmu komunikasi adalah komunikasi itu sendiri atau juga objek formal adalah sudut dari mana objek materia itu dikaji secara lebih spesifik misal objek formal lebih kearah tentang penyampain pesan yg dilakukan manusia dalam kehidupan sosialnya.

Jenis Pengetahuan Manusia

Akal dan budi berfungsi sebagai alat bagi manusia untuk dapat melakukan proses trias dinamika dalam dunia kecilnya (micro cormos) atas segala in put yang dihasilkan oleh hasil kerja peralatan jasmaniah berupa sentuhan dengan dunia luar atau macro kosmos. Karenanya, maka dengan akal manusia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan budi manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk terhadap obyek (macro cosmos).

Dengan kodrat di atas, manusia dalam hidupnya senantiasa diiringi dengan motif-motif. Salah satu motif itu yakni motivasi untuk selalu ingin tahu tentang obyek, atau untuk mengerti tentang obyek, yang dikatakan Aristoteles sebagai sudah menjadi kodrat manusia. Dari sini, maka lahirlah berbagai jenis pengetahuan manusia. Pengetahuan tersebut terdiri dari : pengetahuan biasa (common sense); pengetahuan ilmu (science); pengetahuan filsafat dan pengetahuan religi.

Dengan ragam jenis pengetahuan manusia di atas kiranya memperlihatkan bahwa keragaman jenis pengetahuan itu timbul karena dalam memperolehnya manusia bisa melakukannya dengan lebih dari satu cara. Cara yang dilakukan melalui pendekatan biasa-biasa saja terhadap sesuatu obyek, misalnya berdasarkan kebiasaan sehari-hari, maka manusia akan memperoleh pengetahuan berupa pengetahuan biasa mengenai obyek tadi. Cara yang dilakukan melalui pendekatan keagamaan mengenai sesuatu obyek, maka manusia akan memperoleh pengetahuan berupa pengetahuan keagamaan mengenai obyek yang dipelajarinya.



Fenomena Komunikasi Sebagai Obyek Formal Ilmu Komunikasi

Sebagai salah satu sisi dalam kehidupan manusia, aktifitas komunikasi itu dikatakan akademisi komunikasi sebagai aktifitas vital dalam kehidupannya. Astrid Soesanto mensinyalirnya sebagai aktifitas yang dilakukan manusia sebanyak 90 % dalam kehidupannya sehari-hari. Cangara mengatakan bahwa komunikasi adalah sebagai suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Menurut Schram komunikasi dan masyarakat merupakan dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.

Melihat dua pendapat tadi kiranya menyiratkan kalau komunikasi itu sebagai aktifitas penting bagi setiap orang dalam kehidupannya dengan sesama dalam rangka kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, komunikasi itu antara lain dapatlah diartikan sebagai suatu aktifitas yang terjadi di antara sesama manusia yang berfungsi sebagai penghubung di antara mereka dengan cara melakukan penyampaian pesan berupa lambang verbal dan non verbal yang artinya diusahakan dapat dimaknai secara bersama.s




[1] Muslich Shabir, Terjemah Riyadlus Shalihin 1, hal : 92. CV. TOHA PUTRA, SEMARANG

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki