Pidato Pelantikan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

يا أيها الناس!


الآن وأنا توليه منصب الخليفة الذي كنت تعهد لي، وأنا لم يكن أفضل من أنت. لذلك عندما أقوم به عملي جيدا، ويتبعني. ولكن عندما أفعل شيئا خطأ، وجعل على التوالي.

الناس كنت قيمة قوية، في الواقع أنا أعتبر ضعيف. كما تقوم بعرض ضعيف قوي من وجهة نظري. لأنها سوف تحصل على حق من شاء الله قوية،.

يجب عليك طاعة لي طالما أنا طاعة الله ورسوله. ولكن إذا كنت تنكر الله ورسوله، ثم لا يمكنك أطيعون.

دعونا نصلي وندعو الله أن يعطي دائما رحمته لكم "


Wahai sekalian manusia,

Sekarang aku telah memangku jabatan sebagai khalifah yang kalian percayakan padaku,padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Maka bila aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku. Tetapi bila aku berbuat salah,luruskanlah.

Orang yang kalian nilai kuat, sebenarnya kuanggap lemah. Adapun yang kalian pandang lemah adalah orang yang kuat dalam pandanganku. Karena itu akan mengambilkan haknya dari orang yang kuat, insya Allah.

Hendaknya kalian taat kepadaku selama aku taat pada Allah dan rasulNya. Tetapi bila aku mengingkari Allah dan rasulNya, maka janganlah kalian taat padaku.

Marilah kita menunaikan shalat dan semoga Allah selalu memberikan rahmatNya padamu”

-----------
Di tengah maraknya kekurang-puasan masyarakat pada figur-figur pemimpin bangsa belakangan ini, jejak langkah para sahabat Rasulullah Saw yang diamanahi Rabb menjadi khalifah bagi kaumnya sangat menarik untuk ditelusuri kembali. Salah satunya adalah kiprah sahabat sekaligus mertua Rasul Saw, yakni Abu Bakar r.a. yang dikenal karena konsistensinya menegakkan kebenaran (sehingga beliau digelari Ash-Shiddiq) dan kedermawanannya yang luar biasa, saat terpilih menjadi khalifah pertama dalam jajaran Khulafaur Rasyidin yang fenomenal.

Sepeninggal Rasul Saw terjadi perbedaan pendapat di kalangan umat yang terdiri atas kaum Anshar dan Muhajirin dimana masing-masing mengunggulkan kandidat-kandidat kaumnya untuk tampil sebagai khalifah. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam dituturkan bahwa pemuka Anshar, Basyir bin Saad, menentramkan kaumnya dengan mengingatkan bahwa Kaum Anshar membela Islam semata-mata untuk mencari ridha Allah Swt serta sebagai bentuk ketaatan pada Rasul Saw hingga tidak pada tempatnya untuk berebut kekuasaan dengan Kaum Muhajirin. Tausiyah yang disampaikan dengan sangat bijaksana ini akhirnya mampu mendinginkan hati Kaum Anshar.

Sementara dari kalangan Kaum Muhajirin, Abu Bakar r.a. mengusulkan untuk mengangkat Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menjadi khalifah pengganti Rasul Saw. Namun keduanya langsung menolak, bahkan Umar bin Khattab langsung memegang tangan Abu Bakar r.a dan membaiatnya menjadi khalifah diikuti oleh Abu Ubaidah, Basyir bin Saad, dan para sahabat lainnya. Kenapa mereka begitu yakin akan hal itu?

Alasan yang mereka kemukakan antara lain karena Abu Bakar termasuk golongan orang pertama yang masuk Islam, gigih melakukan dakwah meski di bawah tekanan yang sangat ekstrim, dan beliau lah sahabat Rasul Saw yang secara eksplisit namanya di abadikan dalam Al-Qur’an (lihat QS At-Taubah, 9:40). Selain itu track record beliau sebagai orang yang ‘bersih’, berani, tegas, dan memiliki keberpihakan pada masyarakat kecil telah diakui oleh para konstituennya tersebut. Selain itu sifat rendah hati Abu Bakar Ash-Shiddiq pun tidak luntur meski dia terpilih menjadi khalifah secara aklamasi.

Pada saat sekarang tidak ada pemimpin yang seperti abu bakar, itu dikarenakan bahwa pemimpin jaman sekarang itu tidak mementingkan masyarakatnya akan tetapi mereka hanya mementingkan dirinya sendri. Sudah banyak pemimpin yang melakukan korupsi, padahal penduduknya banyak yang tidak mampu. Begitu juga hukum di indonesia tidak pernah ada keadilan, mengapa slalu orang yang lemah yang slalu di kambing hitamkan oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertangung jawab atas jabatanya dan kewajibanya.


Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Sejarah logika di indonesia