Sosiologi Komunikasi Sebagai Kebenaran Ilmiah


Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran, beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau secara empiris .Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional agar kejadian-kejadian yang berlaku dialam itu dapat dimengerti.

Proses pencarian kebenaran tentu bukan hal yang mudah dan dapat dikatakan merupakan proses yang sangat melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin akan mendatangkan keputusasaan .Manusia yang pada dasarnya adalah makhluk yang selalu bertanya dan selalu merasa ingin tahu pada akhirnya memutuskan untuk tetap selalu mencari kebenaran, tidak peduli betapa keputusasaan telah mengepungnya dari berbagai sudut penjuru.Tujuan akhirnya adalah kebenaran harus ditemukan.

Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya.Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran.

      Sebenarnya, arti secara verbal kebenaran menurut Aristoteles sudah cukup tepat. Aristoteles mendefinisikan kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Kebenaran terletak pada kesesuaian antara subyek dan obyek yaitu apa yang diketahui subyek dan realitas sebagaimana adanya. Kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu.

Sosiologi komunikasi adalah kekhususan atau bagian dari sosiologi yang memfokuskan kajianya pada interaksi yang saling mempengaruhi diantara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.

Sosiologi komunikasi juga mempelajari perubahan pola interaksi masyarakat karena pengaruh perkembangan teknologi. Interaksi yang awalnya dilakukan secara tatap muka atau secara tradisional mulai bergeser ke interaksi yang menggunakan media sebagai alat pendukung kegiatan komunikasi tersebut.
 
Objektivitas Ilmu Sosiologi Komunikasi
Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan, pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
McQuail, mengatakan bahwa objektivitas pada umumnya berkaitan dengan berita dan informasi. Objektivitas merupakan nilai sentral yang mendasari disiplin profesi yang dituntut oleh para wartawan sendiri. Dengan demikian, objektivitas diperlukan untuk mempertahankan kredibilitas.
Siregar, mengatakan bahwa untuk mengukur objektivitas pemberitaan pada dasarnya menakar sejauh mana wacana fakta sosial identik dengan wacana fakta media. Sebab berita adalah fakta sosial yang direkontruksikan untuk kemudian diceritakan. Cerita tentang fakta social itulah yang ditampilkan di media cetak. Motif khalayak menghadapi media cetak adalah untuk mendapatkan fakta sosial. Untuk itu, prinsip utama dalam jurnalisme adalah objektifitas.


Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki