Kenapa Ada Kemiskinan di Negara Kaya Bernama Indonesia?

Banyak pakar dan intelektual dari dalam maupun luar negeri yang tidak mengerti bagaimana menjawab pertanyaan “kenapa ada sangat banyak orang miskin dan sedikit orang kaya di negara indonesia yang nota bene memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah?’. pertanyaan yang sulit dijawab kecuali dengan kejujuran yang mungkin jika dikatakan maka akan ada banyak pejabat yang merah kupingnya.

dalam satu kesempatan gusdur pernah menyatakan “untuk mensejahterkan rakyat indonesia , kita tidak perlu menggunduli hutan atau mengekspor TKI. tetapi cukup dari hasil ikan laut saja rakyat indonesia bisa sejahtera. karena 75% ikan dilaut indonesia mati bukan karena ditangkap tetapi karena usia tua.”. luar biasa bukan?.

jadi jika semua kekayaan alam indonesia mulai dari hasil hutan, hasil tambang, pertanian, pariwisata, hasil laut dan sebagainya dikelola dan diatur dengan baik, maka kesejahteraan rakyat indonesia dalam pendapatan perkapita konon 5 kali lebih besar dari pendapatan perkapita Negara Amerika Serikat. Lalu kenapa tetap ada banyak orang miskin?, sepertinya nasib rakyat indonesia menggenapi apa kata pepatah” Ayam mati kelaparan dilumbung padi”. jika demikian, siapa yang patut disalahkan atas kemiskinan rakyat?.

Ketika Republik masih seumur Jagung, proklamator kita, Bung Hatta, pernah mengatakan,”Hendaknya PEMERINTAH tidak menjadi PENGUASA bagi rakyat tetapi menjadi PENGURUS bagi rakyat”. Sepertinya disinilah letak dari kesalahan besar yang mampu menjawab dari pertanyaan diatas. Ya!, yang salah bukan rakyat, bukan alam, bukan luas wilayah, bukan letak geografis, bukan luas samudra dan laut indonesia. bukan, bukan itu!, tetapi yang bersalah adalah mereka yang memegang mandat rakyat yaitu DPR dan pemerintah!. DPR dan pemerintah yang memegang mandat rakyat untuk mengelola negara justeru telah menyalah-gunakan kepercayaan itu bukan untuk mensejahterakan rakyat tetapi untuk mesejahterkan diri dan keluarganya.


Apa yang dikatakan proklamator kita, Bung Karno,”Indonesia akan menjadi bangsa kuli dan kuli bagi bangsa-bangsa”, saat ini menjadi kenyataan. Rakyat Indonesia tidak lagi punya apa-apa. Semua kekayaan telah dikuasai oleh orang-orang asing, dimiliki oleh orang asing, dikelola oleh orang asing, dinikmati oleh orang asing, dan 100% semua itu untuk kesejahteraan bangsa-bangsa asing. bukan bangsa indonesia, bukan rakyat indonesia. Rakyat Indonesia hanya menjadi kuli dinegaranya dan menjadi kuli dinegara asing deng ekspor TKI yang selama ini terus dilakukan. jadilah indonesia sekarang bangsa kuli yang miskin dan kelaparan. data terakhir, saat ini indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia dengan jumlah bayi kurang gizi dan busung lapar terbanyak dengan jumlah antara 900.000 sampai 1.200.000 bayi kurang gizi.

Sekarang mari kita lihat indonesia setelah 67 tahun kemerdekaan. para pejabat dan anak isterinya hidup dalam kemewahan luar biasa. anaknya bersekolah diluar negeri, berpesta tiap hari di tempat-tempat mewah, berjudi, menggunakan baju mahal,isteri pejabat mengoleksi sepatu dan baju mahal, emas dan permata serta tak lupa tabunganbernilai miliaran rupiah. Disisi lain, mari kita lihat bagaimana rakyat yang membiayai hidup para pejabat dengan pajak rakyat justru hidup dalam kemiskinan, mengais sampah, anaknya putus sekolah, keluarganya bercerai, lalu sang ibu tak sedikit yang menjadi pelacur sementara suaminya mendaji pencopet dan penodong sedang anak tercintanya mengemis di pinggir jalan. semua itu bukan untuk kaya dan hidup mewah, tetapi hanya untuk bertahan agar tidak mati kelaparan dinegeri kaya bernama indonesia.

lagi-lagi apakah ini yang di cita-citakan oleh para pahlawan?. apakah kehidupan seperti ini yang di perjuangkan para pahlawan sampai menyirami bumi pertiwi ini dengan darah mereka?

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki