Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Agama, Filsafat, dan Keindahan
A. KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang memepunyai
sifat indah adalah hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni itu indah).
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas sesuia dengan keragaman manusia dan
sesuai dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dimanapun kapanpun dan siapapun,
dapat menikmati keindahan.
Keindahan odentik dengan kebenaran.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki
nilai yang sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Oleh karena itu tiruan
lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, mode, kedaerahan atau lokal.
Menurut cakupannya harus dibedakan
antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk membedakan ini dalam bahasa inggris sering digunakan
istilah beauty (keindahan) dan the beatiful (benda atau hal yang indah). Dalam
pembahasan filsafat, kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan.
Sedangkan menurut luasnya dibedakan menjadi 3 yaitu :
Sedangkan menurut luasnya dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, The
Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide
kebaikan. Plato menyebutkan sebagai watak yang indah, sedangkan Ariestoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan. Platonius
menyebutkan ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Jadi pengertian
seluas-luasnya meliputi :
a. Keindahan seni
b. Keindahan alam
c. Keindahan moral
d. Keindahan intelektual
2. Keindahan dalam arti estetika
murni menyangkut pengalaman estetika seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti yang
terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut
benda-benda yang dapat diserap oleh penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk
dan warna.
Dari pembagian keindahan tersebut
diatas, masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang
persoalan filsafat yang jawabannya beragam. Salah satu jawaban ialah mencari
ciri-ciri umum yang ada pada semua bendaatau kualitas hakiki atau dengan
pengertian keindahan. Jadi, keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita
pokok tertentu yang terdapt pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan kebalikan(contras).
Filosof seni dewasa ini merumuskan
keindahan sebagai kesatuan hubunagn yang ada dianatara pencerapan-pencerapan
inderawi kita. Sebagai filosof lain menghubungkan pengertian keindahan dengan
ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesautu yang menyenangkan terhadap
peglihatan atau pendengaran. Filosof abad pertengahan Thomas Aquinos (1225 –
1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan apabila
dilahat (id qoud visum placet).
a) Nilai Estetik
The Liang Gie menjelaskan pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai
ekonomi, nilai pendidikan, sebaginya. Nilai yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Ada yang membedakan nilai sajektif
dan objektif, akan tetapi, penggolongan yang penting ialah nilai ekstrinsik dan
nilai instrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sabagai
alat atau sarana untuk hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alt atau
pembantu. Sedangkan nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai tujuan ataupun demi kepentingan benda tersebut.
b) Mengapa Manusia Menciptakan
Keindahan?
Keindahan itu pada dasarnya bersifat
alamiah, sedangkan alam adalah ciptaan tuhan.berarti keindahan juga ciptaan
Tuhan. Alamiah memiliki arti wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau
wanita dalam lukisan lebih cantik daripada keadaan sebenarnya, justru tidak
indah. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan
meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak
berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam dan
Renungan adalah hasail dari merenung. Setiap orang pasti pernah merasakan yang
namanya merenung. Sudah tentu kadar renungannya berbeda satu sama lain,
sekalipun objek renungannya sama. Apabila objek renungannya berbeda. Jadi, apa
yang direnungkannya itu tergantung kepada objek dan sabjek.
Setiap kegiatan untuk merenung atau
mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah dimiliki disebut berfilsafat. Akan
tetapi, tidak semua orang mampu berpikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan
mendasarkan diri kepada penalaran. Yaitu proses berpikir yang logis dan
analtis. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun kegiatan, menyusun
pengetahuan yang benar. Berpikir logis menunjuk pola berpikir secara luas.
Kegiatan berpikir dapat disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu.
Dengan demikian, kemungkinan suatu pemikiran yang logis akan menjadi tidak
logis bila tidak ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyadarkan diri pada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analisis. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan karekter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu :
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyadarkan diri pada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analisis. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan karekter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu :
1. Menyeluruh, artinya pemikiran
yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran
kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain, hubungan dengan moral, seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar, artinya pemikiran yang
sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala) sehingga dapat
dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran
yang dapat dijadikan dasar pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu
dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajahi wilayah pengetahuan yang baru.
Cabang filsafat yang paling umum,
mendasar dan kritik spekulatif, adalah metafisika. Renungan atau pemikiran yang
dibahas dalam modul ini berhubungan dengan keindaha. Setiap hasil seni berasa
dari renungan tanpa direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.
Renungan yang berhubungan dengan
keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, yaitu
teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis. Setiap teori ini
memiliki tokoh. Dalam teori pengungkapan Benedetto Croce, mengatakan bahwa seni
adalah pengungkapan kesan-kesan.
Dalam teori metafisik, Plato
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi. Sebagai realita ilahi,
karya seni yang dibuat mamnusia hanyalah merupakan nimenis (tiruan) dari bawah
sadar seoarang seniman. Adapun karya seninya merupakan bentuk berselubung yang
diwujudkan dari keinginan-keinginan itu.
Teori permainan, yang masih
tergolong teori psikologik, dipelopori oleh Friedrick Schiller dan Herbert
Spencer. Schiller menyatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk
bermain-main (play impulse).
Keats berpendapat bahwa jiwa seniman
pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, selalalu diliputi rasa
ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, pesimis (negatif capability). Juatru seniman
yang tidak memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Hal
ini karena kemampuan negatif identik dengan proses mencari keindahan karena
yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan.
Pemgertian yang dekat dengan kemampuan ialah intensitas. Kekurangan intensitas
ini erat hubungannya dengan ketidakberesan imajinasi, yang berarti seniman
tersebut tidak akan dapat menciptakan keindahan.
Selain itu, Keats mengatakan bahwa
untuk mengatasi ketakutan ialah hal-hal sesaat. Baginya hal-hal sesaat itu
merupakan pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini membentuk konsep
keindahan.
Selanjutnya, konsep keindahan adalah
abstrak. Konsep itu baru dapat berkomonikasi setelah diberi bentuk seperti
halnya gesang, setelah ia bermain dibengawan solo ia merenung. Ia menemukan
konsep keindahan barulah berkomonikasi setelah dibari bentuk, yaitu lagu
Bengawan Solo yang terkenal itu.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi;
dengan kata dasarnya adalah rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar.
Kata cocok mengandung pengertian mengandung pengertian perpaduan, ukuran, dan
seimbang. Misal, dalam rumah tangga dan halaman, rumah yang bagus dengan
halaman luas yang tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, akan dipandang
serasi.
Dalam mencipta seni, ada dua teori,
yakni teori objektif dan teori subjektif. Teori subjektif menyatakan bahwa
keindahan adalah terciptanya nilai-nilai estetik yang merupakan kualitas yang
melekat pada benda itu.
Dalam perimbangan sebagai cabang
teori objektif, dinyatakan bahwa keindahan merupakan suatu kualita dari benda.
Contohnya ialah bangunan arsitektur Yunani Kuno yang bagian atap bersusun dan
ditopang tiang-tiang besar dengan ukuran seimbang, sehingga tapak harmonis dan
serasi.atap yang bersusun itu, tercipta dari hubungan bagian yang berimbang
berdasarkan perbandingan angka-angka.
Keserasian tidak ada hubungan dengan
kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk, dan
ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi rendah, keras
lembut, dan panjang pendek. Kadang kemewahan bisa menunjang keserasian, tetapi
hal itu tidak selalu terjadi.
KESIMPULAN
Keindahan berasal dari kata indah berarti bagus,
permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah
segala hasil seni dan alam semesta ciptaan tuhan. Sangat luas kawasan keindahan
bagi manusia, oleh karena itu, kapan, dimana, dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebanaran.
Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi . dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Segala sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah. Selain itu keindahan juga bersifatunifersal.
Ciri-ciri keindahan menyangkut kualita hakiki adalah segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), kesetangkupan (symmetry), dan lain sebagainya. Definisi keindahan sangat luas leh karena itu dalam estetika moderen, orang lebih suka berbicara tentang seni dan estitika kaena hal itu merupakan gejala kongkret yang dapat ditelaah dengan pengalaman secara empirik dan penguraian sistematis.
Nilai berarti kebenaran (worth) atau kebaikan (goodness). Nilai estetik sesuatu adalah realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat pada jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri.
Ciri-ciri keindahan menyangkut kualita hakiki adalah segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), kesetangkupan (symmetry), dan lain sebagainya. Definisi keindahan sangat luas leh karena itu dalam estetika moderen, orang lebih suka berbicara tentang seni dan estitika kaena hal itu merupakan gejala kongkret yang dapat ditelaah dengan pengalaman secara empirik dan penguraian sistematis.
Nilai berarti kebenaran (worth) atau kebaikan (goodness). Nilai estetik sesuatu adalah realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat pada jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri.
Ada yang membedakan nilai ini
sebagai nilai subjektif dan nilai objektif atau nilai perseorangan dengan nilai
kemasyarakatan. Penggolongan yang lebih penting ialah nilai ekstrinsik dan
nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik dipandang dari bendanya, sedangkan intrinsik
dari bendanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia, Bandung 2007.
Comments