Study Bahasa : Paragraf

Dalam membuat sebuah karya tulis, sangat diperlukan pelatihan khusus agar karya tulis yang dibuat itu menjadi baik. Mengenai hal kecil yang dapat menunjang penulisan karya tulis, misalnya dalam penulisan ejaan, tanda baca, paragraf, dan lainnya. Hal-hal tersebut dapat menunjang tersusunnya penulisan karya tulis yang baik dan benar.

Selain itu, pentingnya penulisan karya tulis diantaranya pentingnya memahami paragraf sebagai kesatuan pikiran yang ditulis membentuk kalimat yang mudah dipahami. Bahwasanya penting dalam memahami penulisan paragraf untuk penulisan karya tulis yang sesuai dengan kaidah penulisannya secara baik dan benar.

A. Pengertian Paragraf

Paragraf mempunyai beberapa makna, diantaranya yaitu:

1. Menurut Gorys keraf

Gorys Keraf mendefinisikan paragraf yaitu himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.[1]

2. Menurut Dr. Sabarti Akhadiah

Menurut Sabarti, paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraph terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut.[2]

Paragraf mempunyai berbagai macam definisi. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah sebuah susunan kalimat yang mengandung pikiran-pikiran untuk membentuk sebuah gagasan.

B. Kegunaan Paragraf

Paragraf sebagai salah satu ilmu pengetahuan Bahasa Indonesia, juga mempunyai kegunaan atau fungsi, diantaranya adalah:

1. Untuk menandai pembukaan topik baru atau pengembangan topik sebelumnya (yang baru).[3]

2. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema lainnya.

3. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat.[4]

C. Macam-macam Paragraf

Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Paragraf Pembuka

Paragraf ini berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebagai sebuah pengantar, paragraf pembuka mempunyai peran penting untuk dapat menjadi paragraf penyambutan yang dapat menarik minat pembaca untuk membaca artikel atau karya tulis yang ditulis. Paragraf pembuka lebih baik disusun pendek. Karena paragraf yang panjang dapat menimbulkan kebosanan pada pembaca. Paragraf pembuka mempunyai dua kegunaan yaitu selain menarik minat pembaca juga berfungsi dalam penjelasan tujuan penulisan tersebut.[5]

2. Paragraf Penghubung

Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup. Yang dikemukakan dalam paragraf penghubung adalah inti persoalan dalam artikel atau karya tulis yang tersusun secara teratur dan logis.[6] secara kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang.[7] Dimana paragraf penghubung ini menjadi jembatan dalam inti permasalahan, semua dijelaskan di bagian paragraf ini. Oleh karena itu, paragraf penghubung ini penting karena menjadi pusat pikiran pembaca dalam memahami sebuah artikel atau karya tulis.

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Biasanya berisi kesimpulan dari paragraf penghubung dan penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.

D. Syarat-syarat Paragraf

Dalam penyusunan paragraf, dibutuhkan persyaratan agar dapat menyusun paragraf dengan baik dan benar. Syarat-syarat paragraf sebagai berikut:

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan ini berarti semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.[8] Satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik.[9] Sebagaimana fungsi paragraf untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal. Dalam penulisannya, paragraf memang memerlukan sebuah kesatuan terhadap topik yang dibahas didalamnya. Kesatuan yang sesuai dapat mengakibatkan kepaduan kalimat yang baik dan mudah untuk dipahami pada penulisan paragraf berikutnya.

2. Kepaduan (koherensi)

Kepaduan berarti kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk paragraf tersebut. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Unsur Kebahasan

b. Perincian dan urutan isi paragraf[10]



Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Pemaduan tiap kata yang membentuk kalimat hingga membentuk sebuah paragraf berguna untuk memahami isi bacaan yang terdapat dalam sebuah karya tulis. Sehingga pada akhirnya pembaca lebih mudah mengerti terhadap isi yang terdapat dalam karya tulis tersebut.

3. Kelengkapan (perkembangan paragraf)

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat penjelas yang cukup yang menunjang kejelasan kalimat topik.[11] Dalam hal ini, kelengkapan menunjukkan terhadap perkembangan paragraf yang mempunyai berbagai macam pengembangannya.

A. Perkembangan paragraf

Perkembangan paragraf dalam penulisannya sangat dibutuhkan untuk mencapai kesempurnaan penulisan. Perkembangan paragraf mempunyai beberapa metode diantaranya:

1. Secara Alamiah

Teknik pengembangan ini menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian yang sudah dibicarakan. Susunannya memiliki dua urutan, yaitu:

a. Urutan ruang yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Pembaca diberi pedoman dalam membaca secara urut penempatannya.

b. Urutan waktu (kronologi) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.[12]

2. Klimaks dan Anti-klimaks

Klimaks adalah suatu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya kemudian berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lainnya yang paling tinggi kedudukannya. Variasi klimaks adalah antiklimaks dimana penulis memulai dari gagasan yang paling tinggi kedudukannya hingga menurun ke paling rendah.

3. Sudut Pandangan

Sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan ini biasanya digunakan dalam sebuah cerita fiksi yang berguna untuk mengetahui peran sebuah tokoh yang bermain didalam cerita tersebut. Sehinnga pembaca dengan mudah memahami tokoh tersebut melalui pencitraan sifat dan tingkah laku seorang tokoh.

Sudut pandangan mempunyai tiga bentuk, yaitu:

a. Sudut pandangan orang pertama

- Sudut pandangan orang pertama tunggal, yaitu saya, aku, dan lainnya.

- Sudut pandangan orang pertama jamak, yaitu kami dan kita.

b. Sudut pandangan orang kedua

- Sudut pandangan orang kedua tunggal, yaitu kamu, kau, anda, dan lainnya.

- Sudut pandangan orang kedua jamak, yaitu kalian

c. Sudut pandangan orang ketiga

- Sudut pandangan orang ketiga tunggal, yaitu dia atau ia.

- Sudut pandangan orang ketiga jamak, yaitu mereka.

4. Perbandingan dan Pertentangan

Maksud pengembangan paragraf ini adalah suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Perbandingan dan pertentangan ini bersifat pembanding yang digunakan untuk membandingkan.

5. Analogi

Analogi adalah sebuah perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperhatikan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.[13] Seperti halnya membandingkan antara dua hal yang berbeda namun mempunyai kesamaan dalam keduanya. Misalnya membandingkan antara bintang yang ada di langit dengan bintang yang ada di televisi. Kedua hal tersebut memang berbeda makna secara harfiah, namun keduanya mempunyai kesamaan untuk sama-sama bersinar. Bersinarnya sebuah bintang juga berbeda dengan bersinarnya bintang dalam televisi. Dalam hal inilah kita bisa membandingkan kedua hal yang berbeda untuk dapat mengembangkan sebuah paragraf.

6. Sebab-Akibat

Dalam menyusun paragraf dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga disusun secara terbalik.[14] Sebagai gagasan utama yang merupakan pokok dari paragraf dapat disusun menggunakan sebab terdahulu atau akibat dulu. Namun, kebanyakan yang digunakan biasanya adalah sebab dahulu baru kemudian diakhiri akibat.

7. Umum-Khusus

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam pengembangan gagasan-gagasan dalam sebuah paragraf secara teratur.[15] Biasanya penulisan paragraf model ini adalah ide pokok diletakkan diawal paragraf yang kemudian dilanjutkan pada pengembangan paragraf yang khusus yaitu sebagai penjabaran dari gagasan utama yang pada akhirnya mengandung sebuah kesimpulan.

B. Contoh Paragraf

1. Klimaks

“Alat transportasi mengalami perkembangan setiap perubahan zamannya. Dari alat transportasi tradisonal menjadi alat transportasi modern. Pada zaman dahulu dimana orang berpergian menggunakan sepeda roda dua yang bermesinkan kaki. Selain itu menggunakan andong yang bermesinkan kuda. Namun pada sekarang ini ada alat transportasi yang menggunakan mesin yang menggunakan bahan bakar. Seperti sepeda motor, mobil, dan sebagainya.”

Dalam cuplikan paragraf diatas “Alat transportasi mengalami perkembangan setiap perubahan zamannya.” Merupakan gagasan utama yang kemudian diperinci pada kalimat berikutnya.

2. Sudut Pandangan

“Dulu saaat masih duduk di bangku sekolah dasar, aku paling suka jajan diluar sekolah. Aku punya adik yang selalu pulang bareng. Suatu hari aku menyebrang jalan raya untuk membeli bakso. Setelah menyeberang jalan raya, akhirnya aku sampai ditempat tukang bakso. Tanpa sadar aku melepaskan tangan adikku dan akhirnya adikku ditabrak pengendara sepeda motor yang sedang melaju kencang. Namun, pada akhirnya selamat. Penyelamat adikku adalah pahlawanku.”[16]

Dalam konteks bacaan diatas, penulis menggunakan sudut pandangan (point of view) orang pertama tunggal yaitu aku. Penulis seolah-olah menjelma sebagai pelaku dalam cerita tersebut.

3. Umum-Khusus

“ Cuaca tidak menentu beberapa hari terakhir membuat Dinas kesehatan DKI memperingatkan adanya peningkatan penyebaran penyakit demam berdarah dan flu. Masyarakat harus mengintensifkan pembersihan lingkungan dan menjaga kesehatan diri. Pertumbuhan nyamuk itu kemungkinan berdampak kepada jumlah orang yang terjangkit penyakit DBD. Sarang nyamuk di pelepah daun dan gedung-gedung tinggi belum terkendali. Mulai Desember dinkes menggerakkan pemberantasan nyamuk di berbagai gedung dan taman, serta di pemukiman dan sekolah. Selain DBD, cuaca yang tidak menentu meningkatkan penyebaran penyakit flu. Walau dianggap biasa dan tidak mematikan, flu harus dicegah karena dapat mengganggu produktivitas warga dan meningkatkan resiko kecelakaan di jalan raya,”[17]

Kalimat yang bercetak tebal merupakan kalimat gagasan utama. Gagasan utama yang terletak diawal paragraf merupakan pola pengembangan paragraf umum-khusus. Dimana umum merupakan sebuah gagasan utama.

Paragraf mempunyai peran penting dalam menyusun sebuah artikel atau karya ilmiah yang baik dan sempurna. Sebagai sesuatu yang sangat penting membutuhkan persyaratan dan pola pengembangan untuk menghasilkan paragraf sesuai yang diinginkan dalam penulisannya. Paragraf mempunyai berbagai macam pola pengembangan dan metodenya. Dengan adanya persyaratan dan pengembangan paragrafnya, untuk penyusunannya akan menjadi lebih baik dan sempurna penulisannya. Sehingga, pesan yang akan disampaikan untuk pembaca tersampaikan secara baik dan mudah dipahami.


DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah,Sabarti.1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta:

Keraf,Gorys.2001.Komposisi.Flores:Nusa Indah

Koran Jawa Pos, edisi Kamis,18 November 2010

Koran Kompas, edisi Minggu 14 November 2010



[1] Gorys Keraf, Komposisi(Flores,2001),hal.62.


[2] Sabarti Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia(Jakarta,1996),hal.144.


[3]Sabarti Akhadiah,loc.cit.


[4] Gorys Keraf, Op.Cit.,hal.63.


[5] Sabarti Akhadiah, Op.Cit.,hal.146.


[6] Gorys Keraf,Op.Cit.,hal.65.


[7] Sabarti Akhadiah., loc.cit.,


[8] Gorys Keraf, op.cit.,hal.67


[9] Sabarti Akhadiah,op.cit.,hal.148


[10] Ibid.,hal.150


[11] Ibid.,hal.152


[12] Ibid.,hal.159-160


[13] Gorys Keraf, op.cit., hal.89


[14] Ibid., hal.93


[15] Ibid., hal.95-96


[16] Kutipan Koran Jawa Pos edisi Kamis, 18 November 2010 hal. 36


[17] Kutipan Koran Kompas edisi Minggu, 14 November 2010 hal.4

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Sejarah logika di indonesia