Analisa Kasus Bunuh Diri Artis Korea Daul Kim perspektif Psikologi

Supermodel Daul Kim ditemukan gantung diri setelah memposting pesan di web. Supermodel Korsel, bintang sejumlah iklan mode profil tinggi itu ditemukan tewas di apartemen mewahnya di Paris. Ia ditemukan tewas setelah meninggalkan serangkaian pesan pada situs web yang mengatakan dia kesepian dan depresi.

Kim lahir di Seoul, Korea Selatan, pada tanggal 31 Mei 1989. Dia sering tampil di majalah seperti Vogue Inggris, iD dan Dazed & Confused Di Korea Selatan, Ia muncul di sampul Vogue Korea Selatan pada bulan Agustus 2007 dan Mei 2008 dan di Bazaar Harper pada bulan Juli 2008. Dia membuat debut catwalk internasionalnya di Paris Fashion Week pada tahun 2007.

Karl Lagerfeld, Vivienne Westwood, Chanel, Alexander McQueen, dan Christopher Kane adalah salah satu desainer papan atas yang secara konsisten menggunakan Kim untuk menampilkan koleksi terbaru mereka. Dia juga model untuk H & M dan GAP. Pada tahun 2008 ia mendapat gelar Model of the Year oleh majalah Anan. Dia juga muncul pada seri Korea Selatan “I’m a Model” di seri III. Pada bulan Juni 2009 ia tampil telanjang di majalah iD, memicu kritik warga Korea. Karirnya berkembang ketika dia pindah ke Paris, Perancis, pada tahun 2009.

Kim yang biasa tampil di catwalk New York, Milan dan Paris ditemukan gantung diri di apartemennya oleh seorang temannya, menurut polisi. Meskipun sukses dalam pekerjaanya, dia telah mengisyaratkan keinginan untuk mengakhiri hidup di blog internet popular melalui serangkaian puisi, foto, dan pemikirannya.

Pada 30 Oktober dia terdengar optimis, "Aku meninggalkan Seoul dan aku di Paris, aku bahagia!" Bekas rumahnya di kota itu, katanya, membuatnya gila, depresi dan terlalu banyak bekerja. Hari berikutnya ia menulis, "Tidak ada lagi melarikan diri dari sesuatu atau seseorang atau diri sendiri."

Tapi pikirannya sedang gelap pada 5 November, ketika ia menulis "Aku sudah menerima, aku bukanlah apa-apa. Semakin banyak aku mendapatkan sesuatu makin aku kesepian. Aku tahu, aku seperti hantu." Dan dalam komentar terakhir pada 18 November, ia menulis sebuah entri berjudul "Katakan hai pada keabadaian" disertai dengan lagu I Go Deep penyanyi asal Inggris Jim Rivers.


Analisa Kasus Teori I

Menurut Rogers individu yang dapat berfungsi dengan optimal dan sehat adalah individu yang mengenal dirinya sendiri dan berperilaku sesuai keadaan diri. Rogers juga mengemukakan bahwa keadaan lingkungan menuntut tiap individu untuk berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan. Kesepian akan muncul jika pada saat individu berusaha menampilkan kepribadian yang sebenarnya, individu tersebut akan mengalami penolakan atau kritikan dari orang lain. Selanjutnya, ketakutan akan penolakan ini membuatnya terus menerus tampil sesuai dengan tuntutan lingkungan. Pada akhirnya hal ini akan menimbulkan kehampaan dan keterasingan dengan diri yang sesungguhnya. Karena yang ditampilkannya kepada lingkungan adalah ketidak-jujurannya atas perasaan asli yang ada di dalam dirinya sendiri.

Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak mengetahui lagi apa yang diinginkannya dan tidak lagi memiliki kekuasaan terhadap apa yang terjadi dan dialaminya. Pada mulanya orang seperti ini memiliki ambisi besar untuk mendapatkan apa yang di cita-citakannya. Tapi seiring waktu karena dia sudah mendapat apa yang di inginkannya, dia mengalami kebingungan. Dalam kasus daul kim ini, seperti yang diucapkan melalui tulisan di blog pribadinya "Aku sudah menerima, aku bukanlah apa-apa. Semakin banyak aku mendapatkan sesuatu makin aku kesepian. Aku tahu, aku seperti hantu” adalah bentuk keterputus-asaan dan kebingungan atas keinginan pribadinya. Ketika dia sudah mendapatkan apa yang di cita-citakannya sejak kecil maka, hilanglah rasa “curiosity” nya. Dan dampaknya adalah kehampaan diri. Dia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Karena impian yang menjadi cita-citanya sudah terealisasi, dan dia tidak tertarik pada hal-hal lain diluar impiannya.

Kesepian dialami oleh individu-individu masyarakat modern sebagai akibat langsung dari kekosongan, keterasingan dari sesama dan diri sendiri. Individu-individu masyarakat modern seperti Daul Kim takut mengalami penolakan orang lain dan sebaliknya memiliki hasrat yang kuat untuk diterima oleh orang lain. Kasus protes warga korea atas foto telanjang daul kim mungkin menjadi saah satu pemicu keterasingan dan kehampaan daul kim. Daul kim ingin melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya. Tetapi dia mendapat protes keras dari lingkungannya. Maka kemudian dia lebih memilih membohongi keinginannya agar tetap bisa diterima oleh masyarakat.

Factor lain yang membuat daul kim merasa kesepian dan terasingkan adalah factor kecemasan. Kecemasan yang dimaksud disini adalah hilangnya nilai kebersaingan individual (individual copetitiveness) yang ditujukan kepada kemaslahatan bersama yang digantikan oleh persaingan antarindividu yang eksploatatif, hilangnya penghargaan atas keutuhan pribadi yang digantikan oleh pembagian pribadi menjadi rasionalitas dan emosionalitas (berpikir dianggap baik, dan mengalami emosi dianggap buruk), hilangnya rasa berharga, rasa bermartabat, dan rasa diri (sense of self) dari individu.

Konflik-konflik yang ada di dalam diri individu atau konflik-konflik intrapersonal, yakni konflik-konflik antara kecemasan-kecemasan eksistensial yang inheren pada keberadaan, dengan ketidakjujuran yang digunakan individu sebagai pertahanan melawan kecemasan-kecemasan eksistensial itu. Karena kecemasan eksistensial itu adalah konsekuensi alamiah dari kesadaran atas ketiadaan, maka pertahanan yang ‘logis’ untuk melawannya adalah kebohongan atau ketidakjujuran yang merupakan perwujudan dari ketidakontetikan, yakni individu secara sadar berbohong kepada dirinya sendiri bahwa dia adalah manusia sempurna yang kebal dari batas-batas kemanusiaan (tidak dapat mati, maha tahu, maha kuasa). Selama ketidakjujuran atau kebohongan itu bersemayam dalam diri individu, maka selama itu pula individu harus terus-menerus berpura-pura bahwa dirinya tidak berbohong. Seperti yang dilakukan oleh daul kim, dari catatan-catatan yang dibuat di blognya, Daul kim mengalami keadaan emosi yang labil, itu adalah bentuk pembohongan atau ketidak jujuran daul kim pada perasaannya sendiri. Itu adalah hal logis yang menurut daul kim bisa menutupi kecemasan-kecemasa yang ada pada dirinya. pada mulanya Daul kim menunjukkan bahwa dirinya sedang mengalami kondisi bahagia dengan tulisan "Aku meninggalkan Seoul dan aku di Paris, aku bahagia!". Dari tulisan tersebut tampak bahwa seakan-akan daul kim sedang menemukan apa yang dicita-citakannya. Dia terlihat bahagia dengan kehidupannya. Semua orang pasti mengira daul kim sedang tidak mengalami kesedihan Tapi pada dasarnya kondisi jiwanya sebenarnya sedang mengalami kehampaan dan kecemasan-kecemasan pada kondisi dirinya sendiri. Kebahagiaan yang di tampilkannya pada public adalah ketidak-jujuran atau kebohongan untuk menutupi perasaan-perasaan cemasnya. Karena fakta yang ada dari waktu postingan tulisan "Aku meninggalkan Seoul dan aku di Paris, aku bahagia!" dengan tulisan "Aku sudah menerima, aku bukanlah apa-apa. Semakin banyak aku mendapatkan sesuatu makin aku kesepian. Aku tahu, aku seperti hantu." Tak terpaut waktu terlalu jauh.

Analisa Kasus Teori II

Reisman dkk (dalam Yuniarti, 2002) berpendapat bahwa keadaan lingkungan masyarakat modern seperti kemajuan teknologi dan persaingan hidup yang maksimal membuat individu kehilangan hubungan dengan diri sendiri dan perasaan yang sebenarnya. Lebih lanjut Teori ini menyatakan bahwa seseorang yang berpikiran negatif tentang dirinya akan menelusuri lebih lanjut bahwa mereka melakukan interpretasi yang salah dan menyimpang dari realita. Salah satu teori kognitif adalah teori depresi beck. Teori tersebut menyatakan bahwa seseorang yang yang mudah terkena depresi telah mengembangkan sikap umum untuk menilai peristiwa dari segi negative dan kritik diri (personal critic).

Fenomena bunuh diri adalah sebuah misteri. Mengapa disebut misteri? Ya, motif dan pilihan untuk melakukan bunuh diri selalu menjadi sebuah pertanyaan tersendiri bagi orang yang ditinggalkan sang pelaku (bunuh diri). Kalau saja sang pelaku sempat meninggalkan pesan atau penjelasan mengapa ia memilih menyelesaikan permasalahannya dengan bunuh diri, itu adalah sebuah pengecualian. Tak terkecuali kasus bunuh diri artis korea Daul kim, kematiannya menimbulkan banyak pertanyaan. Karena Daul kim seakan memberikan sebuah teka-teki bagi mereka yang ingin tahu motif atau penyebab dia mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Tulisan-tulisan di blognya seakan menjadi puzzle acak yang harus diamati dan dicermati agar kita tahu penyebab bunuh dirinya.

Selain aspek kehampaan atau kesepian (loneliness) kasus bunuh diri daul kim bisa di analisa dengan pendekatan lain. Dari kalimat "Katakan hai pada keabadaian" yang disertai dengan tautan lagu I Go Deep penyanyi asal Inggris Jim Rivers, kita bisa menganalisa kematian Daul kim terkait atas hilannya harapan. Konsistensi prediksi yang tinggi dari variabel kognitif terhadap bunuh diri adalah kehilangan harapan (hopelessness), perasaan jika masa depan sangatlah suram dan tidak ada jalan untuk menjadikan hal tersebut menjadi lebih baik atau positif. Adanya pemikiran yang bercabang (dichotomous thinking), kekakuan dan ketidak luwesan dalam berpikir menjadi penyebab seseorang bunuh diri. Kekakuan dan ketidak luwesan tersebut menjadikan Daul kim kesulitan dalam menemukan alternatif penyelesaian masalah sampai perasaan untuk bunuh diri yang dirasakan oleh orang tersebut menghilang.

Ada beberapa fakta historis yang memungkinkan Daul kim putus asa pada keadaan (depresi). Alur karir Daul kim terbilang cukup lancer, tanpa banyak problem. Dari karirnya di local korea sampai dia bisa melenggang di level internasional. Dari realita ini dapat di asumsikan bahwa lancarnya karir daul kim menyebabkan dia tak terbiasa dengan beban kesulitan yang berat. Pada akhirnya, ketika dia mendapat masalah, dia mudah putus asa. Dan solusi yang diambil pun solusi ekstrem.

Dari aspek lain, tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang Daul kim adalah merupakan masalah depresi klasik, dalam hal ini, Daul kim mungkin mempunyai agresifitas yang tinggi dalam menyerang dirinya sendiri (Meningger, dalam Meyer & Salmon, 1998). Konsep Freud tentang insting mati (death instinct), thanatos, merupakan konsep yang mendasari hal tersebut dan menjadi pencetus bagi seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Teori Psikodinamik menyatakan bahwa kehilangan kontrol ego individu, menjadi penyebab individu tersebut melakukan bunuh diri (Meyer & Salmon, 1998). Semua orang punya sifat agresi tak terkecuali daul kim. Hanya kadang tidak ada pemicu yang cukup kuat untuk memantik sifat agresi tersebut. Daul kim mungkin sebelumnya terlihat baik-baik saja dengan tampilan emosi yang cukup stabil. Tapi oleh karena ada pemicu yang cukup kuat, dalam hal ini adalah keterputus-asaan dia karena dia berpikir bahwa masa depannya tidak akan menjadi lebih baik, maka sifat agresifitas terhadap dirinya sendiri termanifestasikan keluar.

Depresi adalah kemarahan seseorang yang ditujukan kepada dirinya sendiri. Secara spesifik, ego yang terdapat pada seseorang yang berada pada kondisi seperti hal tersebut, dihadirkan kepada orang yang telah meninggalkannya. Kemarahan akan menjadi lebih besar jika orang yang depresi berharap untuk menghapus kesan atau sosok dari orang yang meninggalkannya. Penghapusan atau penghilangan kesan atau gambar tersebut dilakukan kepada dirinya sendiri dengan jalan bunuh diri. Kepergiannya ke paris mungkin adalah pelariannya dari sosok orang atau keadaan yang dibencinya. Karena setelah menulis "Aku meninggalkan Seoul dan aku di Paris, aku bahagia!" di blognya, ia mengaku bahwa Bekas rumahnya di seoul, katanya, membuatnya gila, depresi dan terlalu banyak bekerja. Hari berikutnya ia menulis, "Tidak ada lagi melarikan diri dari sesuatu atau seseorang atau diri sendiri."

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki