Ilmu Qashashil Qur`an

Alquran adalah kitab istimewa, kandungannya adalah mutiara, memiliki banyak faidah, tergantung dari sudut mana pembaca mau mengambil hidayah dan manfaatnya, dokter dapat menjadikan alquran sebagai landasan, filosof mengambil dasar-dasar pemikiran dari nash-nash alquran.

Miniatur kandungan Alquran tergambar dalam surah Alfatihah yakni aqidah, syariah, dan akhlak. Akan tetapi Alquran tidak menutup pintu-pintu informasi lain jika digali lebih dalam. Dalam Alquran juga terdapat fakta sejarah, iptek dan filsafat.

Aspek sejarah atau kisah dalam disebut dengan istilah Qashashil Quran, bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa Alquran sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya banyak mengandung pelajaran. Sesuai firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”.

Oleh karena itu kisah atau sejarah dalam Alquran memiliki makna tersendiri bila dibandingkan isi kandungan yang lain. Maka sebagai umat Islam kita perlu untuk mengetahui sejarah yang ada dalam Alquran sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu.


PEMBAHASAN

A. DEFINISI QASHASIL QURAN

Secara etimologi, kata Qashas merupakan bentuk jamak dari kata qishas yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita atau kisah.

Menurut al-Azhary, al-Qashash adalah mashdar dari kata kerja Qashasha yang artinya mengisahkan, jadi suatu kisah adalah cerita dari suatu kejadian yang sudah diketahui sebelumnya. Sementara dalam kitab-kitab tafsir, para mufassirin dalam mendefinisikannya tidak berhenti pada pendekatan etimologis saja, mereka melakukan pendekatan dua arah yakni pendekatan etimologis dan pendekatan religious, yaitu mengaitkan dengan maksud dan tujuan kisah-kisah al-Quran tersebut.

Di dalam Al-Quran, kata Qashas juga mempunyai tiga arti tersebut seperti terlihat dalam ayat-ayat berikut ini:

- Surat Al-Kahfi ayat 64

Artinya: “ Lalu keduanya mengikuti kembali jejak mereka sendiri.”

Dalam ayat ini kata Qashas berarti mengikuti jejak yang sama maksudnya dengan menelusuri bekas.

- Surat Al-Qashas ayat 11

Artinya: “Dan berkatalah Ibu Musa kepada saudari Musa: Ikutilah dia.”

- Surat Ali Imran ayat 62

Artinya: “ Sesungguhnya ini adalah cerita yang benar.”

- Surat Yusuf ayat 111

Artinya: “ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”

Menurut istilah, qashasil Quran ialah kisah-kisah dalam Al-Quran yang menceritakan ikhwal umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi merekaserta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Di dalam Al-Quran banyak diceritakan umat-umat jaman dahulu dan sejarah nabi dan rasul serta ihwal negara serta perilaku bangsa-bangsa kaum dahulu.

Terkadang al-Quran menceritakan kejadian manusia pertama, Nabi Adam AS dan kehidupannya, menerangkan kenikmatan surga dan siksaan neraka di akhirat, menjelaskan tugas dan nama-nama malaikat beserta tugasnya dan menjelaskan keadaan hari akhir atau kiamat.

Kisah-kisah itu didengarkan oleh bangsa Arab, pakar-pakar sejarah dari bangsa lain, para ahli kitab, orang-orang Yahudi dan Nasrani dan orang-orang kafir Quraisy. Bagi orang-orang kafir, cerita-cerita Al-Quran itu menjadi bahan fitnahan dan tertawaan. Sedangkan bagi orang-orang mukmin, cerita-cerita itu menambah keimanan, seperti diterangkan dalam Surat Al-Mudatsir ayat 31 berikut:

Artinya: “ Dan tiada Kami jadikan penjaga-penjaga neaka itu, melainkan terdiri dari malaikat. Dan tidak kami jadikan bilangan mereka itu melainkan untuk menjadi fitnah bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah kuat imannya.”

B. MACAM-MACAM QASHASIL QURAN

1. Ditinjau dari Segi Waktu

a. Kisah-kisah ghaib pada masa lalu (al-qashasul ghuyub al-madhiyah)

Yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang sudah tidak bisa ditangkap dengan panca indera, yang terjadi pada masa lampau.

Contohnya seperti kisah-kisah Nabi Nuh, Nabi Musa dan kisah maryam sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 44:

Artinya: “ yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (wahai Muhammad) padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”

Dan seperti diterangkan dalam Surat Hud ayat 49:

Artinya: “ Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa.”

b. Kisah hal-hal ghaib pada masa sekarang (al-qashasul ghuyub al- hadhirah).

Yaitu kisah yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak jaman dahulu dan akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan yang menyingkap rahasia orang-orang munafik.

Contohnya seperti kisah yang menerangkan tentang Allah SWT dengan segala sifat-sifatNya, para malaikat, jin, setan, siksaan neraka, kenikmatan surga dan sebagainya. Kisah-kisah tersebut dari dahulu telah ada, sekarang pun masih ada hingga kelak akan tetap ada. Misalnya kisah dalam surat Al-Qari’ah ayat 1-6:

Artinya: “ Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apa hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang beterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan.”

Dan dalam surat An-Naziat ayat 1-9:

Artinya: “ Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan keras. Dan (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan lemah lembut. dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari tiupan pertama yang menggoncangkan alam. Diiringinya dengan tiupan hari berikutnya. Hati manusia saat itu sangat takut. Pandangan tunduk.”

Contoh yang menerangkan kaum munafik, seperti Surat At-Taubah ayat 107:

Artinya: “ Dan (di antara orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk kemudharatan (pada orang-orang mukmin) dan karena kekafiran(nya) dan untuk memecah belah antara orang-orang yang telah memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: kami tidak akan menghendaki selain kebaikan. dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”

c. Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (al-qashasul ghuyub al-mustaqbilah)

Yaitu kisah-kisah yang menerangkan peristiwa-peristiwa akan datang yang belum pernah terjadi pada masa turunnya Al-Quran, kemudian peristiwa itu benar-benar terjadi. Karena itu, pada masa sekarang ini, peristiwa yang dikisahkan itu telah terjadi.

Contohnya seperti kemenangan bangsa Romawi atas Persia yang diterangkan dalam surat Ar-Rum ayat 1-4. Dan seperti mimpi nabi bahwa beliau akan dapat masuk Masjidil Haram bersama para sahabat dalam keadaan sebagian dari mereka bercukur rambut sedangkan sebagian lagi tidak. Pada waktu perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk Makkah sehingga diejek orang Yahudi nasrani dan kaum munafik, bahwa mimpi Nabi itu tidak akan terlaksana. Maka turunlah Surat Al-Fath ayat 27:

Artinya: “ Dan sungguh Allah akan membuktikan pada RasulNya tentang kebenaran mimpinya dengan benar, bahwa kalian pasti akan masuk Masjidil Haram,InsyaAllah dalam keadaan aman, mencukur rambut kepala dan mengguntingnya sedang kalian tidak merasa takut.”

2. Ditinjau dari Segi Materi

a. Kisah para Nabi ,mukjizat mereka, fase-fase dakwah, dan penentang serta pengikut mereka.

Contohnya seperti kisah Nabi adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan lainnya.

b. Kisah tentang orang-orang yang belum tentu merupakan Nabi dan kelompok-kelompok manusia tertentu.

Contohnya seperti Lukman Al-Hakim, Ashabul Kahfi, Qarun dan lainnya.

c. Kisah peristiwa dan kejadian-kejadian pada masa Rasulullah SAW.

Contohnya seperti perang Badar, perang Uhud, perang Tabuk, Hijrah, Isra’ Mi’raj dan lain sebagainya.

C. MANFAAT QASHASIL QURAN

1. Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama allah dan keterangan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh masing-masing Nabi dan Rasul.

2. Memantapkan hati Rasulullah dan ummatnya serta memperkuat keyakinan kaum mukmin terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal.

3. Mengoreksi pendapat ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan petunjuk-petunjuk kitab sucidan membantahnya dengan argumentasi-argumentasi yang terdapat dalam kitab-kitab suci sebelum diubah dan diganti oleh mereka sendiri.

4. Lebih meresapkan pendengaran dan menetapkan keyakinan dalam jiwa para pendengarnya karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk peradaban.

5. Untuk memperlihatkan kemukjizatan al-Quran dan kebenaran Rasulullah di dalam dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun keterangan beliau yang lain.

6. Memperlihatkan para Nabi dahulu dan kitab-kitab sucinya. Serta mengabadikan nama baik dan jasa-jasanya.

7. Menunjukkan kebenaran-kebenran al-quran serta kebenaran kisah-kisahnya karena segala yang dijelaskan Allah dalam Al-Quran adalah benar.

8. Menanamkan pendidikan Akhlakul karimahdan mempraktikkannya, karena keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresapdalam hati nuranidengan mudah dan baik serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek.

D. PENGULANGAN SEBAGIAN KISAH DAN HIKMAHNYA

Di dalam kitab suci Al-quran banyak kisah yang diulang-ulang bahkan sampai puluhan kali. Ada satu kisah yang disebutkan sampai 126 kali, seperti nabi Musa AS. Kisah Nabi Adam disebutkan dalam Surat Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maidah dan lain-lain. Kisah Nabi Ismail disebut sampai 12 kali, Nabi Dawud 16 kali, Nabi Ishaq disebut 17 kali, Nabi Luth disebut 27 kali, Nabi Ibrahim disebut 99 kali dan Nabi Musa disebut 126 kali.

Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk kalimat yang berbeda-beda, kadang-kadang secara singkat, sedang atau panjang lebar.

Hikmah diulangnya kisah dalam Al-Quran itu sebagai berikut:

a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah al-Quran, terbukti bisa bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya.

b. Membuktikan ketinggian mukjizat Al-Quran, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam. Orang Arab tetap tidak mampu untuk menandingi walaupun hanya satu ayat saja.

c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-Quran sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali agar dapat lebih meresap kedalam jiwa, dan lebih terpatri dalam hati sanubari. Sebab, cara pengulangan termasuk salah satu teknik memperkuat peresapan dan salah satu bukti meningkatkan perhatian.

d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap pengulangan kisah Al-Quran tersebut. Sebab, tujuan penyebutan kisah yang pertama berbeda dengan penyebutan yang kedua, ketiga dan seterusnya.

E. BANTAHAN TERHADAP KAUM ORIENTALIS

Melihat banyaknya kisah yang terdapat dalam Al-Quran yang cocok dengan fakta dan kebenaran, maka musuh-musuh Islam berusaha untuk meremehkannya dengan melancarkan tuduhan-tuduhan yang keji dan tidak berdasar.

Berikut adalah salah satu tuduhannya:

- Tuduhan bahwa sumber kisah-kisah tersebut berasal dari kaum Nasrani. Kaum orientalis menuduh bahwa di dalam Al-Quran terdapat banyak kisah yang benar dan sesuai dengan kenyataan, karena Nabi telah belajar sejarah dari seorang yang beragama Nasrani. Pemuda itu berada di Makkah dan bekerja sebagai tukang pandai besi yang membuat pedang. Nabi pernah datang ke bengkelnya untuk melihat cara membuat pedang atau memesan sebilah pedang.

Tuduhan itu tidak benar dan bahkan salah besar, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

- Nabi datang ke bengkel orang kristen itu tidak untuk belajar sejarah melainkan untuk melihat cara membuat pedang.

- Kedatangan Nabi ke bengkel itu hanya sekali atau dua kali, sehingga tidak sesuai dengan banyaknya kisah yang diceritakan dalam Al-Quran dengan cerita yang diperoleh dari pemuda kristen tersebut.

- Kalau memang pemuda kristen itu mengajar sejarah kepada Nabi, tentu kisah itu akan diajarkan ala kristen, bukan ala Islam. Sedangkan semua kisah dalam Al-Quran diceritakan ala Islam. Tuduhan ini dibantah dengan tegas dalam Surat An-Nahl ayat 103:

Artinya: “ Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: Sesungguhnya Al-Quran itu dianjurkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad) Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa Ajam, sedangkan Al-Quran menggunakan bahasa Arab dengan jelas.”

A. KESIMPULAN

Secara etimologi, kata Qashas merupakan bentuk jamak dari kata qishas yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita atau kisah. Menurut istilah, qashasil Quran ialah kisah-kisah dalam Al-Quran yang menceritakan ikhwal umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi merekaserta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Di dalam Al-Quran banyak diceritakan umat-umat jaman dahulu dan sejarah nabi dan rasul serta ihwal negara serta perilaku bangsa-bangsa kaum dahulu.

Ilmu Qashasil Quran mempunyai banyak manfaat bagi umat Islam. Diantaranya untuk menguatkan iman, meenyampaikan hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam kisah tersebut dan menyangkal tuduhan-tuduhan tidak berdasar dari kaum orientalis.



DAFTAR PUSTAKA

Djalal, Abdul. Ulumul Quran. 2011. Dunia ilmu: Surabaya

Manan, Mahmud. Studi Al-Quran. 2011. IAIN Sunan Ampel press: Surabaya

http://rismaalqomar.wordpress.com/

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki