Pendekatan Kualitatif Pada Skripsi Mahasisa Psikologi Tahun 2011

ABSTRAK
Bagi sebagian mahasiswa, skripsi masih menjadi masalah yang berat. Hal ini ditunjukkan dengan mereka bisa menyelesaikan kuliah sebanyak sekitar 140 sks dalam 8 semester, tetapi untuk skripsi yang 6 sks ada yang ditempuh dalam 4semester. Masalah lain adalah penggunaan pendekatan kualitatif yang masihsedikit digunakan karena berbagai macam ketakutan .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap berapa mahasiswa yang menggunakan pendekatan kualitatif dibandingkan dengan yang menggunakan kuantitatif dan mencari penyebab mengapa mereka enggan menggunakan pendekatan kualitatif dalam membuat skripsi. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dokumen yang ada pada Biro Skripsi Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya khususnya yan gmaju ujian sepanjang tahun 2012, wawancara dengan para dosen pembimbing dan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi serta FGD dengan para mahasiswa pengambil mata kuliah Penelitian Kualitatif dan Teknik Penulisan Skripsi. Data yang terkumpul dianalisis secara induktif kemudian dibuat deskripsinya secara naratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya yang menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengerjakan skripsinya berjumlah 10 orang dibanding 91 yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Tentang lamanya mengerjakan penelitian atau skripsi, tidak semua yang menggunakan pendekatan kualitatif pasti lebih lama daripada pendekatan kuantitatif. Sedangkan jumlah halamannya memang rata-rata yang menggunakan pendekatan kualitatif, laporannya atau skripsinya lebih tebal daripada yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun alasan yang mengemuka khususnya pada mahasiswa yang enggan menggunakan pendekatan kualitatif adalah dikarenakan merasa kurang menguasai metode, ketakutan dalam mengumpulkan data (observasi partisipatif), dan khawatir waktunya lama. Mahasiswa lebih suka dengan pendekatan kuantitatif karena menggunakan statistik tidak ada masalah (SMA nya IPA), suadah ada mata kuliah Pembuatan Skala Psikologi dan ingin cepat selesai (lulus).
Kesimpulan penelitian ini adalah masih sangat sedikit mahasiswa yang menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengerjakan skripsi di Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya, dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alasan merasa kurang menguasai khususnya dalam pengumpulan data dan takut lama selesainya.

Kata kunci: skripsi, pendekatan kualitatif

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas).
Jika dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut terlalu luas, maka lebih spesifik adalah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standard pendidikan nasional yang menyebutkan pada pasal 26 ayat 4: Standard kelululusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk memmpersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki
pengetahuan, ketrampilan, kemandirian dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni yang bermanfat bagi kemanusiaan.
Pendidikan tinggi sendiri meliliki Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi Pedidikan. Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat. Adapun masing-masing perguruan tinggi bisa memilih aksen atau penekanan di salah satu darma. Ada perguruan tinggi yang lebih menempatkan dirinya sebagai lemaga pendidikan, ada yang lebih meletakkan dirisebagai lebagai Universitas riset dan seterusnya. Adapun tujuan pendidikan sarjana psikologi di IAIN Sunan Ampel Surabaya adalah:
  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif secara global dengan karakter beriman, mandiri, percaya diri, adaptif, bertanggung jawab, empatik, berbudaya, inovatif, berjiwa wirausaha, serta mampu bekerjasama secara interdisipliner
  2. Mengembangkan psikologi yang berbasis keluarga dengan melakukan penelitian dan kajian ilmiah
  3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan dan partisipasi sosial dalam memecahkan permasalahan psikologis di masyarakat
  4. Menjamin keberlangsungan proses pendidikan psikologi yang bermutu dan mampu bersaing dengan institusi lain.
Tujuan pendidikan tersebut di atas, lebih dioperasionalkan dalam bentuk kompetensi. Adapun kompetensi yang diharapkan dari para lulusan atau sarjana psikologi meliputi:
a.       Kompetensi Utama
1.      Menguasai dasar teori psikologi dan metodologi penelitian
2.      Melakukan analisis dan solusi masalah sosio-kultural-psikologis dalam hubungan nonterapeutik melalui pemberdayaan keluarga
3.      Melakukan penelitian bidang psikologi yang berorientasi pada keluarga Indonesia dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain yang terkait
4.      Mengajar bidang-bidang psikologi yang bersifat umum
5.      Melakukan assesment dengan metode utama wawancara dan observasi
6.      Menghayati dan mengamalkan kode etik penelitian psikologi serta
7.      memahami kode etik praktik psikologi.
b.      Kompetensi Pendukung
1.      Mampu menerapkan metodologi penelitian
2.      Mampu menerapkan statistik
3.      Mampu membuat karya tulis atau naskah publikasi
4.      Mampu menggunakan teknologi informasi
5.      Mampu berbahasa Inggris
6.      Mampu melakukan asesmen psikologis
7.      Mampu berkomunikasi dengan efektif
Berdasakan tujuan pendidikan sarjana psikologi di atas, khususnya pada poin 2, kompetensi utama poin 2 dan kompetensi pendukung 1, maka melakukan penelitian dan membuat laporan penelitian (skripsi) adalah wajib bagi mahasiswa calon sarjana psikologi di Indonesia (termasuk Universitas Diponegoro). Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan telah mencanangkan Tri
Darma Perguruan Tinggi yang meliputi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan kata lain, seorang keluaran perguruan tinggi (sarjana) sudah selesai mengikuti kuliah, praktikum, melakukan KKN, serta sudah melakukan penelitian dan membuat serta telah diuji laporan penelitiannya (skripsi). Bagi sebagian mahasiswa, mungkin skripsi dianggap sebagai momok yang
menakutkan dan beban yang berat serta penghambat kelulusan (menjadi sarjana).
Dalam kenyataannya, tidak sedikit para mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam 4 tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi yang berbobot 6 SKS, ternyata ada yang sampai dengan 4 semester baru selesai. Skripsi adalah merupakan tugas akhir, penelitian yang harus dilakukan seorang calon sarjana, merupakan karya ilmiah yang sangat berharga. Maka akan sangat bangga dan berbahagia jika seorang mahasiswa bisa dinyatakan lulus dalam ujian skripsi.
Dalam pembuatan skripsi dikenal dua pendekatan, yakni kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan pendekatan ini ternyata cukup signifikan perbedaanya. Artinya, mahasiswa yang menggunakan pendekatan kuantitatif jauh lebih banyak dibanding yang menggunakan kualitatif.
Meskipun sebetulnya penelitian dengan menggunakan kualitataif bukan merupakan hal yang baru dalam disiplin ilmu psikologi, misalnya sudah digunakan oleh “bapak” psikologi Sigmund Freud, dalam perkembangannya ternyata masih agak jarang digunakan dibanding dengan pendekatan kuantitatif. Khususnya di Indonesia, penelitian dengan menggunakan pendekatan kulitatif (khususnya untuk skripsi) baru bermunculan sekitar tahun 1990an. Dan khusus di program studi psikologi Universitas Diponegoro mulai diterapkan untuk skripsi pada sekitar tahun 2000 an dengan bantuan staf pengajar sarjana antropologi.
Minimnya penggunaan pendekatan kualitatif dalam psikologi ternyata juga berlangsung di Eropa. Ketika Prawitasasari mempresentasikan sebuah hasil penelitian Prihartanti tentang konsep rasa Suryamentaram, maka pertanyaan mahasiswa University College of Boras Swedia adalah: mengapa penelitiannya tidak menggunakan angka-angka atau statistik ?. jadi tampaknya pendakatan kualitatif belum begitu populer dan familier di kalangan mahasiswa psikologi tidak seperti pendekatan kuantitatif yang menggunakan statistik. Padahal, dalam kenyataannya konsep-konsep psikologi banyak yang berupa kualitas-kualitas seperti kecerdasan, emosi, motivasi dan sebagainya. Maka sudah sepantasnya kalau pendekatan kualitatif diterapkan dalam penelitian psikologi.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian ini adalah:
1.      Berapakah jumlah mahasiswa yang menggunakan pendekatan kualitatif ?
2.      Faktor-faktor apa sajakah yang membuat mahasiswa enggan menggunakan pendekatan kualitatif ?
  1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan khusus untuk mengkaji penggunaan pendekatan kualitatif yang dianggap “sulit” dan lama serta hambatan dan faktor lain yang membuat mahasiswa engggan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan mengetahui “peta” penggunaan pendekatan kualitatif maka diharapkan muncul alternatif solusi dari berbagai macam data sehingga berbagai macam kendala dapat ditemukan solusinya.
  1. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam menentukan pendekatan yang akan dipakai saat menyusun skripsi.
Bagi para pengajar, khususnya dosen pengampu mata kuliah TPS, dapat memotivasi dan mengubah cara pandang mahasiswa yang negatif terhadap metode penelitian kualitatif. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian dalam bidang metode penelitian kualitatif.

KAJIAN PUSTAKA
  1. Pendidikan Sarjana Psikologi
Sarjana psikologi sebagaimana sarjana yang lain di Indonesia juga harus ikut serta berusaha mewujudkan tujuan pendidikannasional yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional tahun 2003. Di samping memperhatikan sisdiknas, maka pendidikan sarjana psikologi di IAIN Surabaya  juga memperhatikan visi dan misi universitas maupun program studi sendiri.
Di samping memperthatikan visi dan misi, yang penting dalam pendidikan sarjana psikologi adalah kompetensi dari luaran atau sarjana dihasilkan. Salah satu hasil rumusan pertemuan para pimpinan fakultas dan program studi psikologi se Indonesia tentang kompetensi utama sarjana (S1) psikologi adalah: menguasai metode penelitian dasar, memiliki ketrampilan wawancara, wawancara, skala, angket dan alat ukur lainnya, desain penelitian, dan analisis data baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif (Hasil Kolokium Psikologi XVII, 2007). Untuk mencapai tujuan dan kompetensi pendidikan di atas, maka calon sarjana psikologi harus melakukan penelitian dan membuat laporan yang disebut skripsi. jadi, dalam pendidikan psikologi skripsi merupakan akumulasi dari kemampuan, menangkap dan memahami masalah, penerapan teori yang relevan dengan permasalahan, membuat hipotesis, metode penelitian yang tepat seperti mementukan metode pengumpunan data, subjek penelitian analisis data sampai dengan kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan dalam memecahkan masalah penelitian.

  1. Pegertian Skripsi
Skripsi, dalam pendidikan sarjana psikologi diartikan sebagai karya ilmiah dalam bentuk laporan penelitian ilmiah dengan menggunakan data primer, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi dengan bimbingan dosen pembimbing.
Pengertian di atas, mengandung pengertian bahwa skripsi adalah karya ilmiah, sehingga dalam pembuatannnya harus mengikuti ketentuan-ketentuan penulisan ilmiah, dalam rangka menjawab permasalahan. Skripsi juga merupakan laporan tentang sesuatu yang telah dikerjakan, secara utuh, Konsisten/berkesinambungan dan sistematis mula dari judul hingga kesimpulan dan saran. Sedangkan yangdimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data tertentu (baik kuantitatif maupun kualitatif) langsung dari subjek sebagai sumber informasi (Setiadi, 1998, Abidin dkk. 2000).
Adapun sistematika penulisan skripsi paling tidak memuat: judul, rumusan masalah, pendekatan atau jenis penelitian, dasar teori yang digunakan, cara pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan. Kolokium ( 2000 ), menyepakati bahwa untuk mencapai gelar sarjana psikologi harus melalui skripsi. Beberapa persyaratan skripsi adalah :

1.      Berdasarkan data empiris, boleh data primer, meta analisis, menggunakan metode induktif dan deduktif
2.      Dapat memakai metode kualitatif ataupun kuantitatif
3.      Replikasi boleh dengan syarat alasannya kuat (theoritical referenc ) dan tidak persis sama
4.      Tidak harus hypothesis testing, diijinkan eksploratif diskriptif
Adapun sistematika penulisan skripsi paling tidak memuat: judul, rumusan masalah, pendekatan atau jenis penelitian, dasar teori yang digunakan, cara pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan.
Disamping syarat – syarat yang lain mahasiswa yang akan mengerjakan skripsi paling tidak sudah dibekali mata kuliah metode penelitian sebagai kurikulum inti dan penelitian kualitatif sebagai mata kuliah institusional. Kolokium psokologi 2000 menyepakati bahwa tujuan pengajaran metodelogi penelitian adalah:
1.      Memahami langkah – langkah dasar penelitian ilmiah.
2.      Memahami proses penelitian ilmiah yang dimulai dari identifikasi permasalahan sampai dengan menganalisis hasil penelitian.
Adapun materi pengajarannya meliputi:
1.      Pengantar: ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah
2.      Pendekatan dalam penelitian psikologi ( kualitatif dan kuantitatif )
3.      Ragam penelitian
4.      Langkah – langkah / tahapan penelitian
5.      Permasalahan dan perumusan masalah
6.      Landasan teori dan hipotesis
7.      Konstruk, konsep, variabel ( teori dan operarional )
8.      Rancangan penelitian
9.      Populasi, sampel dan teknik sampling
10.  Metode / teknik pengumpulan data
11.  Analisis data ( kualitatif dan kuantitatif )
12.  Etika penelitian
Khusus untuk penelitian kualitatif tujuan pengajarannya memperkenalkan paradigma penelitian kualitatif dan mempersiapkan mahasiswa untuk mampu melaksanakan dan menginterpretasikan hasil penelitian kualitatif.
Materi ajaran:
  1. Perkenalan: paradigma dalam penelitian kualitatif
  2. Ciri penelitian kualitatif
  3. Kredibilitas penelitian kualitatif
  4. Review pendekatan kualitatif

a.      Delphi technique
b.      Analisis isi
c.       Participatory ( PRA )
d.      Penelitian Etnografi
  1. Studi kasus
  2. Etnografi Focus Group
  3. Focus Group
  4. Metode observasi
  5. Latihan wawancara
  6. Analisis hasil ( grounded )
  7. Analisis hasil ( dengan kerangka teoritik )
  8. Penulisan laporan
  9. Pembahasan hasil – hasil penelitian kualitatif
  10. Diskusi
Di samping mata kuliah penelitian kualitatif sebagai salah satu bekal untuk
mengerjakan skripsi, berikut ini uraian penelitian kualitatif dalam teori.

  1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Jika penelitian kuantitatif lebih menyangkut jumlah ataupun datanya berupa angka-angka, maka dalam penelitian kualitatif lebih menyangkut kualitas-kualitas yang berupa deskripsi dalam bentuk narasi. Berikut ini pendapat para ahli tentang penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor memberi batasan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Kirk dan Miller (1986), menyebut penelitian kualitatif sebagai suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam peristilahannya.
Pendekatan kualitatif juga sering disebut sebagai metode alamiah (Lincoln dan Guba, 1985) karena menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya dan juga disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dalam situasi yang wajar atau dalam “natural setting” (Nasution 1988).
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk penelitian kualitatif, antara lain: penelitian atau inquiry naturalistik, etnografi, interaksionis simbolis, perspektif ke dalam, etnometodologis, fenomenologi, studi kasus, enterpretatif, ekologis, dan deskriptif (Bagdan dan Bilden, 1982).




  1. Beberapa Ciri Khas Peneltian Kualitatif
Penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penelitan kuantitatif. Ciri khas penelitian kualitatif anatara lain:
1. Desainnya bersifat umum, fleksibel dan berkembang sesuai dengan proses perkembangan penelitian.
2. Tujuan penelitiannya adalah memperoleh pemahaman tentang makna, menggambarkan realita yang kompleks secara mendalam atau mengambangkan sebuah teori.
3. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi (partisipatif) dan wawancara yang mendalam, bisa juga dengan diskusi  kelompok terarah serta dokumen.
4. Alat pengumpul datanya adalah peneliti itu sendiri serta didukung buku catatan dan alat perekam.
5. Data yang terkumpul bisa berupa deskripsi, catatan lapangan, ucapan responden/informan ataupun dokumen lainnnya.
6. Subjek penelitiannya sedikit, tidak representatif, purposif, dan biasanya  menggunakan teknik snow bowling.
7. Analisis datanya dilakukan secara terus menerus sejak awal hingga akhir, induktif, dan mencari pola, model, ataupun tema.
8. Hubungan peneliti dengan informan bersifat akrab, empatik, dalam kedudukan yang setara, dan dalam jangka waktu yang relatif lama.
9. Keabsahan penelitian kualitatif harus memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependabilitas (reliabilitas), dan konfarmabilitas (objektif).

Penggunaan istilah kualitatif untuk mencakup atau memayungi beberapa strategipenelitian yang memberikan karakteristik tertentu, yang datanya diistilahkan “soft”,yaitu kaya dengan deskripsimengenai manusia, tempat, dan konversasi, dan tidakmudah dianalisis dengan prosedur statistik. Pertanyaan penelitian tidak disusunmelalui pengoprasionalan variabel, tapi dirumuskan untuk meneliti semuakompleksitas obyeknya. Menurut Banister, dkk. penelitian kualitatif dapatdidefinisikan sebagai satu cara sederhana, sangat longgar, yaitu suatu penelitianinterpretatif terhadap suatu masalah di mana peneliti merupakan sentral daripengertian atau pemeknaanyangdibuatmengenai masalah itu. Merriammerumuskan penelitian kualitatif satu konsep payung yang mencakup beberapabentuk penelitian untuk membantu peneliti memahami dan menerangkan maknafenomena sosial yang terjadi dengan sekecil mungkin gangguan terhadap setting
alamiahnya dalam Alsa, 2003).

Berbeda dengan ilmu alam yang bertujuan memperoleh teori – teorihubungan kausal yang memungkinkan peneliti melakukan prediksi dapengendalian, maka dalam ilmu sosial – sertidaknya menurut kelompok subyektivis– peneliti berusaha memahami dan menjelaskan perilaku manusia dalam situasitertentu. Alasannya adalah manusia bukanlah benda yang hanya sekedar bergerak,tapi bertindak; oleh karena itu pemakaian istilah mekanisme tidak memadai bagistudi pada diri manusia, karena perilaku manusia tidak mekanistis. Makna perilakuseperti yang ditafsirkan peneliti merupakan tujuan penelitian kualitatif. Interpretasiatau perilaku ini tidak bersifat kausal, dan juga tidak dapat dijelaskan melaluipenemuan hukum atas generalisasi empirik seperti yang dilakukan ilmuwanobyektif ( Mulyana, 2001 ). Penelitian kualitatif bertitik tolak dari paradigmafenomenologis yang obyektivitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentusebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok sosial tertentu, dan relevandengan tujuan penelitian.

Adalah Wilhelm Dilthey dan kemudian Spranger yang mengenalkan istilahverstehen ( pemahaman, pengertian ) untuk mengungkap makna dari sudut pandang pelaku yang mengalami dan menghayati kejadian tersebut melalui pengamatan sipeneliti yang bersifat partisipatif ( Moleong, 2002).

Ketika orang melakukan penelitian kualitatif ia dapat mengembangkan satufokus saat mengumpulkan data, ia tidak menggunakan pendekatan dalam penelitiannya dengan pertanyaan – pertanyaan khusus untuk menjawab atau menguji hipotesis. Ia berusaha memahami perilaku individu dengan menggunakan kerangka acuan yang digunakan subyek, sementara sebab – sebab eksternal menduduki posisi kedua. Peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan datanya melalui kontak terus menerus dengan orang – orang dalam setting alamiah, seperti rutinitas sehari – hari mereka dalam melakukan aktivitas dan menghabiskan waktunya. Metode pengumpulan data yang paling mewakili karakteristik pendekatan kualitatif adalah observasi partisipan dan in – depth – interview.

Prosedur yang digunakan secara runtut adalah: 1) mengumpulkan data yang berujud kata – kata ( misal teks dari partisipan selama interview ), 2) menganalisa kata – kata tersebut dengan melalui pendeskripsian peristiwa – peristiwa dan memperoleh atau menetapkan tema, 3) mengajukan pertanyaan – pertanyaan umum dan luas, 4) tidak membuat prediksi terhadap yang diamati, tapi menyandarkan diri pada peneliti untuk membentuk apa yang mereka laporkan, dan 5) tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis ( Bogdan & Biklen, dalam Alsa 2003 ).

E. Faktor-faktor yang Menentukan Pemilihan Pendekatan Penelitian
Sebelum seorang mahasiswa membuat skripsi sebagai penelitian ataupun tugas akhir, maka mereka menentukan terlebih dahulu pendekatan yang akan digunakan. Beberapa hal yang biasanya menjadi bahan pertimbangan adalah:
1. Minat calon peneliti berdasarkan informasi yang dimiliki tentang sebuah pendekatan
2. Topik ataupun masalah yang akan diteliti
3. Ketersediaan sumber daya yang dimiliki calon peneliti. Meliputi kemampuan melaksanakan pendekatan, waktu, dana, tenaga, dan sebagainya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang diharapkan ada penelitianpenelitian lanjutan yang lebih mendalam. Studi awal ini diharapkan dapat menghasilkan deskripsi atau gambaran tentang penggunaan pendekatan kualitatif dalam skripsi mahasiswa Psikologi Undip tahun 2006. Penelitian ini juga akan berusaha membuat semacam pemetaan tentang skripsi mahasiswa yang menggunakan pendekatan kualitatif sehingga beberapa permasalahan yang diangkat dalam permasalahan penelitian mampu terjawab.

Pengumpulan datanya menggunakan dokumen berupa naskah skripsi dan catatan administratif yang ada di biro skripsi, wawancara, dan diskusi kelompok terarah (FGD) dengan para mahasiswa yang sedang ataupun sudah mengambil mata kuliah Teknik Penulisan Skripsi atau yang sedang mengerjakan skripsi. Metode utama penelitian ini adalah dokumentasi yang dilengkapi dengan observasi dan wawancara dengan petugas biro skripsi, petugas perpustakaan, dan mahasiswa serta dosen pembimbing. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan kategorisasi, ditampilkan, dn dianalisis secara induktif, serta disimpulkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Yang pertama kali dicari dan ditemukan dalam penelitian ini adalah tentang jumlah mahasiswa yang menyusun penelitian (skripsi) dengan menggunakan pendekatan kualitatif dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

Jumlah mahasiswa yang maju ujian skripsi sepanjang tahun 2006 berjumlah 101 orang dengan rincian 91 orang menggunakan pendekatan kuantitatif dan 10 orang menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini berarti 1 orang menggunakan pendekatan kualitatif berbanding dengan 9 orang menggunakan pendekatan kuantitaif. Jika dibandingkan dengan tahun-sebelumnya mungkin sudah ada peningkatan, tapi untuk ke depan masih perlu ditingkatkan.
Tentang lamanya mahasiswa mengerjakan skripsi, pemilihan pendekatan penelitian tidak selalu menentukan. Artinya tidak selalu bahwa yang menggunakan pendekatan kualitatif pasti lebih lama dibanding yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Cepat lambatnya penyelesaian skripsi lebih ditentukan oleh keseriusan mahasiswa itu sendiri. Meski menggunakan pendekatan kualitatif, tetapi jika proposalnya sudah siap sejak kuliah Metodologi Penelitian, tidak ganti-ganti judul dan betul-betul memiliki minat yang besar pada masalah yang diteliti, maka juga akan cepat selesainya. Memang ada beberapa mahasiswa yang menggunakan pendekatan kualitatif lama selesainya karena terlalu asyik di lapangan, dan ada hambatan hububungannya dengan informan dan terlalu idealis sehingga cukup lama selesainya.

Mengenai jumlah atau tebalnya skripsi memang rata-rata skripsi dengan pendekatan kualitatif lebih tebal. Jika skripsi dengan pendekatan kuantitatif diselesaikan sekitar 100 halaman, maka pada skripsi dengan pendekatan biasanya berkisar 200 halaman bahkan ada yang mencapai 1000 halaman.

Alasan mahasiswa tidak menggunakan pendekatan kualitatif bervariasi. Ada yang karena merasa tidak menguasai khususnya pada pengumpulan dan analisis data, ada yang merasa kemampuannya tidak memadai untuk melakukan wawancara yang mendalam dan harus mengorek informasi yang mendetail, ada yang takut lama selesainya. Rata-rata mahasiswa menganggap pendekatan kuantitatif lebih mudah, jelas dan cepat selesainya, apalagi mereka berasal dari SMA jurusan IPA sehingga berurusan dengan angka (skala dan statistik) tidak menjadi masalah.



























KESIMPULAN DAN SARAN
Perbandingan mahasiswa yang skripsinya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif belum berimbang ( 1: 9 ). Alasan mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro tidak menggunakan pendekatan kualitatif lebih dikarenakan kekurang percayaan kepada kemampuan sendiri dan ketakutan akan sulit dan lamanya mengerjakan skripsi dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.

Agar lebih mendekati keseimbangan, menumbuhkan minat dan motivasi mahasiswa menggunakan pendekatan kualitatif, disarankan untuk: Mahasiswa agar lebih percaya diri dengan kemampuannya. Sebab secara materi, disamping sudah dibekali dengan kulian Penelitian Kualitatif juga sudah diberikan modal ketrampilan dalam wawancara dan soft skill lainnya. Juga tidak perlu takut lama selesainya tapi yang penting bisa selesai dan memuaskan.

Kepada para staf pengajar khususnya Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan Skripsi untuk bisa lebih memotivasi mahasiswa dan menetralisir ketakutan mahasiswa untuk menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengerjakan skripsinya.





















DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. dkk. Buku Konsultasi Program S1/Sarjana dan Pedoman
Persyaratan Prosedur. Semarang: Program Studi Psikologi Fakultas
Kedaokteran Universitas Diponegoro.

Alsa, Asmadi. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya
dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungun, Burhan. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Iskandar, Zulrzka. 2007. Pendidikan Psikologi di Indonesia. Makalah Kolokium
Pskologi Indonesia XVII. Semarang: Psikologi Universitas Diponegoro

Kolokium Psikologi Indonesia. 2000. Sinopsis Lokakarya Pendidikan Psikologi
Indonesia. Tidak diterbitkan

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Prawitasari, Johana E. 2006. Psikologi Nusantara: Kesanakah Kita Menuju ?.
Buletin Psikologi. 14,1, 1-30

Setiadi, Bernadette N dkk. 1998. Pedoman Penulisan Skripsi Psikologi. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki