Proposal Penelitian : latar belakang dan Pola Komunikasi Gerakan Mahasiswa Dalam Mengakomodir Aspirasi Rakyat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini aksi-aksi pembebasan atas penindasan
penguasa santer terdengar dan sering kali terjadi baik di dalam negeri ataupun
diluar negeri. Belum hilang dari benak
kita mengenai gerakan-gerakan perubahan yang terjadi di Negara-negara timur
tengah yang membawa perubahan besar pada system pemerintahan yang ada di
dalamnya. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya
kesadaran-kesadarn social yang menggerakkan masyarakat untuk mengadakan suatu
perubahan pada system yang mereka anggap sudah tidak sesuai lagi dengan
nilai-nilai dan jati diri bangsa.
Salah satu yang paling mendasar yang membuat
masyarakat bisa bersatu yakni mereka mengalami satu penderitaan. Ketika mereka
melebur dalam satu kepentingan yang sama maka akan sangat mudah sekali membawa
mereka dalam satu tujuan. Hal ini yang membuat gerakan-gerakan pembebasan
seperti ini memiliki kekuatan yang sangat signifikan dalam mengumpulkan massa
dan mengadakan perubahan di wilayah mereka. Pada akhirnya gerakan ini bisa
membuahkan hasil yakni lebih dari 5 negara di timur tengah mengalami perubahan
system dan pergantian kepala Negara karena dianggap gagal oleh masyarakat
disana.
Hal yang serupa juga pernah terjadi di Indonesia.
Seusai masa perjuangan kemerdekaan memang masyarakat sedikit merasa menikmati
zaman kebebasan dari penjajah tapi mereka sama sekali tidak menyadari kalau
terlahir penjajah baru didalam system yang mereka buat. Akan tetapi penjajah
disini bukan dari para colonial akan tetapi orang-orang yang menjajah bangsanya
sendiri. Dalam setiap masa pemerintahannya ada beberapa presiden yang harus
terpaksa turun karena sudah tidak sesuai lagi dengan dasar ideology Negara.
Seperti pada kasus Malari, Nasionalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan yang paling
besar yakni kerusuhan dan penurunan presiden Soeharto pada Mei 1998. Akan
tetapi memang inilah yang menjadi konsekwensi ketika Negara ini memutuskan
memilih bentuk Negara yang menggunakan asas demokrasi. Ketika kekuasaan
benar-benar berada di tangan rakyat maka ketika rakyat mulai bergerak maka
tidak ada yang bisa membendung mereka.
Hal terpenting yang perlu digarisbawahi adalah dalam
sejarahnya ketika rakyat Indonesia sudah bisa menggulingkan para penguasa
Negara akan tetapi mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengadakan perubahan
dalam system tersebut. Yang mana hal ini akan berimbas pada pengulangan
kejadian yang sama melainkan hanya saja dilakukan orang yang berbeda. Hal ini
dapat kita lihat pada masa pemerintahan Soeharto dimana rakyat dalam hal ini
mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahannya akan tetapi tidak merubah
sistemnya. Sebagai contoh korupsi masih sangat banyak ditemukan kasus-kasusnya
dan lain sebagainya. Memang tidak dipungkiri bahwa aktor-aktor yang menjadi
motor gerakan rakyat dalam hal ini adalah mahasiswa. Karena memang mahasiswa
merupakan miniature masyarakat intelektual yang memiliki corak keberagaman
pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas dan juga
komunkatif.
Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang
memberikan perubahan pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir
menjadi kaum pemikir yang bebas dan agen of change. Dengan sifat keintelektual
dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang
memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan
kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang
luhur dalam menawarkan solusi dan mampu berkomunikasi atas persoalan-persoalan
yang ada.
Dengan kata lain kampus merupakan laboratorium besar
tempat melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan. Yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk peranan komunikasi social individu mahasiswa tersebut
dalam kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi
agen bagi perubahan social, budaya, paradigm, ekonomi dan politik secara luas.
Dengan demikian kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi
keberhasilan suatu perubahan social yang dilakukan oleh mahasiswa. Gerakan
perlawanan mahasiswa sesungguhnya merupakan gerakan perlawanan yang dinamis.
Paradigm mahasiswa dikampus yang bertumpu pada penyelarasan ideologis dengan
ketajaman analisis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi. Oleh karena itu
gerakan mahasiswa dianggap mampu memberikan jawaban atas kondisi zaman yang
terus berubah.
Indonesia merupakan Negara yang besar dengan
penduduk yang sangat padat pula. Dengan luasnya wilayah seperti ini Indonesia
memiliki beberapa titik sentral pusat pemerintahannya atau kota-kota yang
memiliki kemajuan yang cukup pesat seperti kota-kota metropolitan. Jika Jakarta
dikatakan kota terbesar dan tingkat perkembangannyapun sangat cepat hal itu
wajar karena Jakarta merupakan ibukota Negara karena Semua pusat elemen
pemerintahan ada disana. Akan tetapi perjuangan-perjuangan pembebasan tidak
hanya terjadi di Jakarta saja, di Surabaya yang merupakan kota metropolis kedua
setelah Jakarta juga tak kalah sengit dalam melawan penindasan. Kota yang
disebut dengan kota pahlawan ini juga memberikan perlawanan yang cukup
signifikan dengan terus-menerus melancarkan aksi mulai seperti halnya pada
tanggal 27 Maret 2012 sampai ditetapkannya kebijakan menaikkan harga BBM yang
sangat mencekik rakyat.
Sudah banyak elemen masyarakat yang tahu tentang
reputasi arek-arek Suroboyo dalam memperjuangkan keadilan bagi mereka. mereka
tidak akan takut dalam menghadapi hadangan aparat dan perlawanan dari pihak
pemerintahan. Disini kembali mahasiswa sebagai massa yang terdidik harus bisa
mengkomunikasikan suara-suara aspirasi rakyat tersebut yang mana tentu saja
juga harus bisa melepaskan kepentingan-kepentingan politik baik dari oposisi
maupun koalisi yang seringkali menyusupi aksi-aksi yang diadakan oleh
mahasiswa. Berangkat dari latar belakang diatas kemudian penulis membuat judul
“Pola Komunikasi Gerakan Mahasiswa”. Dikarenakan dalam mengadakan setiap
aksinya masing-masing organisasi biasanya mengadakan masa konsolidasi terlebih
dahulu, jadi hal inilah yang ingin penulis teliti dimana mulai dari bangunan
isu itu dibentuk sampai pada masa aksi itu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pola Komunikasi Gerakan
Mahasiswa Untuk Mengakomodir Aspirasi Rakyat ?
2.
Apa saja yang melatarbelakangi Gerakan
Mahasiswa Agar Aspirasi Masyarakat Bisa Terdengar Oleh Pemerintah?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui pola komunikasi gerakan
mahasiswa yang bisa mengakomodir aspirasi rakyat.
2.
Untuk mengetahui latar belakang pola
Gerakan Mahasiswa.
D.
Manfaat
Penelitian
Sesuai dengan julul di atas, maka
penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam beberapa hal, antara lain :
a.
Secara Ilmiah
1.
Sebagai tambahan referensi
pengetahuan yang berkaitan dengan pola komunikasi Gerakan Mahasiswa di Surabaya
2.
Guna melengkapi persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Institut Agama Islam Sunan Ampel
Fakultas Dakwah Surabaya.
b.
Secara Sosial
1.
Diharapkan dari penelitian
ini nantinya dapat dijadikan bahan awal bagi peneliti berikutnya untuk di
kembangkan.
2.
Diharapkan penelitian ini
nantinya dapat dijadikan bahan informasi yang bersifat ilmiah.
E.
Definisi
Konsep
1.
Pola Komunikasi
Pola atau model adalah reperentasi
atau suatu fenomena, baik nyata atau abstrak, dengan menonjolkan unsure-unsur
penting fenomena tersebut.
Komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku. Definisi ini dikembangkan menjadi suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.[1]
2.
Gerakan Mahasiswa
Gerakan sebagai sebentuk aksi kolektif
dengan orientasi konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik
tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh
aktor-aktor yang diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat melebihi
bentuk-bentuk ikatan dalam suatu koalisi Suatu ideologi yang menyediakan bagi
manusia konsep-konsep tentang tujuan-tujuan gerakan, rasional keberadaannya,
tuntutannya atas pengaturan sosial yang ada, dan rancangan aksinya. Ideology
yang berfungsi sebagai sejenis perekat yang menyatukan orang-orang dalam suatu
kepercayaan bersama.
Gerakan dapat dibedakan berdasarkan
basis ideologis, yang berdasarkan tujuan ideologis mereka. Disini gerakan
revolusioner merupakan mengubah masyarakat dengan menentang nilai-nilai
fundamental. Sedangkan gerakan yang berusaha memodifikasi kerangka kerja dari
skema yang ada disebut gerakan reformasi. Di Indonesia kita menyaksikan
perlawanan keras dari berbagai kalangan pro status
quo terhadap gerakan reformasi yang dipelopori oleh generasi muda
mahasiswa. Tipe lain dari gerakan sosial
disebut gerakan yang ekspresif, yang kurang berkonsen dengan perubahan
institusional. Tipe gerakan ini berusaha merenovasi atau memperbarui
orang-orang dari dalam, dengan menjanjikan suatu pembebasan dimasa depan. [2]
Mahasiswa adalah pelajar yang ada di
perguruan tinggi diatas SMA. Karena kedudukan dan statusnya yang lebih tinggi
dari pelajar biasa. Dan disini mahasiswa juga merupakan agen of change yang
mana juga melakukan advokasi terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya.
mahasiswa merupakan miniature masyarakat intelektual yang memiliki corak
keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas. Dalam
mewujudkan fungsi sebagai kaum intelektual itu mahasiswa memainkan peran sosial
mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba
menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat. Peran
kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakan
masyarakat. Sedangkan keterlibatan mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik
di sepanjang sejarah merupakan perwujudan dari peran pelaksanaan tersebut.
Jadi, yang dimaksud dengan Pola Gerakan
Mahasiswa dalam penelitian ini adalah suatu model atau cara baik yang nyata
atau yang abstrak dalam bentuk menyampaikan informasi yang ada pada gerakan
mahasiswa.
F.
Metode Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menguraikan
tentang prosedur tentang langka-langka yang dilaksanakan dalam mengadakan
penelitian ilmiah secara sistimatis dan berencana guna memperoleh masalah,
melalui metode penelitian ini dapat diperoleh petunjuk tentang cara kerja dan
cara-cara pencerahan secara sistimatis dalam melaksanakan penelitian sehingga
diperoleh hasil yang dan dapat dipertanggungjawabkan.
Metode penelitian yang di pakai ialah
metode penelitian kualitatif jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan
data tanpa menggunakan prosedur
statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (kuantifikasi).[3]
Sesuai judul penelitian ini maka penulis menggunakan penulisan eksplorasif
dimana penelitian ini untuk dapatnya menggali data, tanpa perlu mengeoperasikan
konsep dalam menguji konsep dalam realitas yang diteliti dengan mendiskrisikan
secara terperinci fenomenal social tertentu dengan mengumpulkan data secara
kualitatif.[4]
3.
Pendekatan dan jenis
penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Botgar dan Tailor, penelitian
kualitatif adalah adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati.[5]
Pendekatan yangdilakukan dalam penelitian gerakan aksi mahasiswa
di Surabaya ini adalah pendekatan dengan jenis
penelitian kualitatif Studi Kasus.
Ada beberapa alasan mengapa penelitian
kualitatif yang digunakan oleh penulis, yaitu:
a.
Peneliti akan mendapatkan
informasi hasil data secara utuh, sebab sumber data yang diharapkan berasal
dari seluruh sumber yang berkaitan dengan sasaran penelitian.
b.
Karena yang akan diteliti
bukanlah hanya individu akan tetapi kelompok-kelompok mahasiswa yang mengadakan
gerakan-gerakan kea rah perubahan, maka pendekatan penelitian yang paling tepat
untuk mendapatkan hasil data secara valid adalah kualitatif.
c.
Selain itu, karena data yang
dibutuhkan bukan hanya bersifat oral (wawancara) tetapi juga berupa dokumen
tertulis ataupun sumber-sumber non-oral lainnya, yang membutuhkan interpretasi
untuk menganalisanya, maka penelitian kualitatiflah yang tepat untuk
dipergunakan.
4.
Pemilihan Subyek Penelitian
Subyek penelitian
disini adalah kelompok-kelompok gerakan mahasiswa yang ada dan masih eksis di
Surabaya.
5.
Tahap-Tahap Penelitian
Tahap penelitian adalah
gambaran perencanaan keseluruhan penelitian, pengumpulan data, analisis data,
hingga pelaporan data. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini,
yaitu :
a.
Tahap Pra Lapangan
Tahapan ini adalah
langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum turun langsung ke lapangan,
diantaranya adalah:
1.
Membuat proposal penelitian
Dalam proposal ini
peneliti pertama kali menyusun latar belakang masalah yang menerangkan Pola
Komunikasi Gerakan Mahasiswa di Surabaya, dan membuat rumusan masalah serta
marancang metode penelitian yang dapat
mengarah pada rumusan masalah tersebut.
2.
Menyusun rancangan penelitian
Pada bagian ini
peneliti merancang dan melakukan perencanaan apa yang harus peneliti lakukan
selama penelitian. Dengan rancangan inilah peneliti bisa mengetahui dan bisa
memprediksi kapan peneliti turun ke lapangan, bagaimana pneliti dalam mencari
informan, berapa biaya yang dibutuhkan selama penelitian dan apa yang perlu
peneliti amati.
b.
Tahap lapangan
Tahap ini adalah dimana
seorang peneliti melakukan penelitian yaitu berusaha mengetahui dan menggali
data tentang Pola Komunikasi Gerakan Mahasiswa di Surabaya dan dapat memahami
dengan lebih mendalam mengenai anngapan masyarakat terhadap aksi-aksi mahasiswa
ini. Pada tahap ini, peneliti melakukan proses penelitian dengan cara wawancara
(interview), observasi, dan menelusuri serta mengcopy (menulis kembali) dokumen
tertulis atau informasi lain terkait objek yang diteliti.
a.
Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian skripsi
ini, penulis menggunakan sumber sebagai berikut. Dalam
pembahasannya Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan
lain-lainnya.[6]
secara umum sumber data penelitian kualitatif adalah tindakan dari pendekatan
manusia dalam suatu yang bersifat
alamiah. Sumber data lain ialah bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, arsip,
Koran, majalah, buku, laporan tahunan dan lain sebagainya.[7]jenis
data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
1.
Data Primer
Data dalam penelitian ini diperoleh
secara lansung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi
dan alat lainnya.[8]dari
data primer, peneliti mengetahui bagaimana kegiatan dakwah yang dilakukan,
materi apa saja, dan metode apa yang digunakan.
Dalam teknik pengumpulan data di
lapangan, peneliti menggunakan sumber data yang diperoleh langsung dari
pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan atau informasi.
Untuk mempermudah proses di lapangan,
maka peneliti akan memilih informan yang represntatif yang akan mewakili dari
keseluruhan informan terkait. Sebelumnya peneliti memilih key informan, yaitu
informan pertama yang memberikan petunjuk dan menunjukkan informan lain
sehingga dapat dikethui jumlah informan yang dikehendaki. Sedangkan teknik
pengambilan data (informasi) dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
snow ball atau snowballing, yaitu teknik pengambilan sampel dengan bentuan key
informan, dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya.[9]snowballing
dilakukan dengan maksud agar informasi yang terkumpul memiliki variasi yang
lengkap dengan melibatkan pihak luar yang dianggap memahami fenomena yang ada.[10]
Berikut ini nama-nama informan penelitian,
sebagai berikut:
a.
Adit GMNI
b.
Karim GMNI
c.
Gufron SBSI
d.
Hari SBSI
e.
Basuki SPI
f.
Faizal PMII
g.
Kholis LMND
h.
Johan LMND
i.
Iqbal SMI
j.
Birul SMI
k.
Cona Kamus PR
l.
Haris Kampus PR
m.
Ilham LDF
n.
Amar LDF
2.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari bahan kepustakaan. Data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data
primer, mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagai data praktek yang
ada secara langsung dalam praktek di lapangan karena penerapan suatu teori.[11]data
sekunder juga bisa bermakna data yang bersumber dari bahan bacaan.[12]
Data ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang baru dan berguna
sebagai pelengkap informasi yang telah dikumpulkan sendiri oleh peneliti.
Disamping itu data ini juga dapat memperkuat penemuan atau pengetahuan yang
telah ada.
b.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1.
Observasi partisipan yaitu
penulis langsung ke lapangan dengan mengadakan pengamatan kepada obyek penelitian
dengan mengambil bagian dalam suatu kegiatan yaitu aktifitas Mahasiswa dalam
kaitannya dengan aksi-aksi yang akan mereka buat. Teknik ini digunakan untuk
menggali data tentang Gerakan aksi Demonstrasi Mahasiswa di Surabaya.
2.
Wawancara merupakan suatu
metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung yang ditujukan kepada
obyek yang di teliti, hal ini digunakan untuk menggali data tentang Gerakan
aksi Demonstrasi Mahasiswa di Surabaya
c.
Metode Pembahasan
ü Induksi yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus,
pristiwa-pristiwa konkrit yang dilakukan oleh mahasiswa mengenai aksinya yang
mempunyai sifat umum.
ü Deduksi yaitu metode yang digunakan untuk mengambil kesimpulan
dari Gerakan aksi Demonstrasi Mahasiswa di Surabaya di dalamnya sangat berarti.
ü Depkripsi adalah menggambarkan, melukiskan, memaparkan suatu obyek
sehingga muda diteliti.
d.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data di sini dimulai
dengan menghitung dan menelaah seluruh data yang tersedia baik yang peroleh
dari hasil Observasi dan interview, kemudian data tersebut disederhanakan ke
dalam table presentasi yang mudah dipahami, dibaca dan interpretasikan yang
pada intinya untuk mencari jawaban atas jumlah permasalahan penelitian dengan
menggunakan metode observasi.
c.
Teknik Keabsahan Data
Agar data dalam penelitian ini valid dan
dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan suatu teknik untuk mengecek atau
mengevaluasi tentang keabsahan data yang diperoleh. Pada tahap ini, langkah
yang dilakukan peneliti adalah mengecek kembali keterangan-keterangan yang
diberi informan dan memastikan informan dengan keterangan yang dilakukan.
Tabulasi Jenis Sumber
Dan Teknik Pengumpulan Data
No
|
Jenis Data
|
Sumber
|
TPD
|
1
|
Data
Primer
-
Pola Gerakan
-
Indikator Gerakan
|
Organisasi Mahasiswa
|
Wawancara
-
Observasi
-
Wawancara
|
2
|
Data
Sekunder
Organisasi
Mahasiswa
-
GMNI
-
PMII
-
SPI
-
Kampus PR
-
LMND
-
LDF
|
Media
Cetak
-
Selembaran isu
|
|
G. Sistematika Pembahasan
Agar
penulisan skripsi ini tersusun secara rapi dan jelas sehingga mudah dipahami,
maka penulis susun sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini
meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi konsep, dan terakhir sistematika pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Bab ini berisi tentang kajian pustaka. Dan di bab ini juga menjelaskn teori apa yang digunakan untuk
menganalisis sebuah penelitian. Kerangka teoritik ini adalah suatu model
konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini meliputi pendekatan
dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan terakhir teknik
keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan tentang laporan hasil penelitian,
meliputi keadaan geografis, analisis data dan pembahasan.
BAB V :KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran-saran atau
rekomendasi.
H. REFRENSI
1.
R.
Rayne Pace, 2011. Komunikasi Organisas, Jakarta : Rosda
2.
Burhan Bungin, 2008. Sosiologi
Komunikasi, Jakarta : Kencana
3.
Onong Ucjhana, komunikasi teori dan
praktek, Bandung : Remaja Rosdaarya
4.
Husen Umar, 2004. Metode Riset Komunikasi Organisasi, Penerbit:
Gramedia
5.
Budiman, Arief.1998 Catatan
Kritis Mencoba Memahami Si Bintang Lapangan. Jakarta:
LP3ES
6.
.,2005.
Peranan mahasiswa sebagai Inteligensia dalam Cendekiawan dan Politik, Jakarta, LP3ES,
[1] Onong Uchyana Effendy,
Komunikasi teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda karya, 2001, h 10
[2] Triwibowo,darmawan.2006.Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi
Demokratisasi.
LP3ES:Jakarta
hal 17
[3] Dr. Basrowi, Mpd. Dan Dr.
Suwandi, M.Si, Memahami Penelitian
Kualitatif, (Jakarta: PT Rinika Cipta, 2008). Hlm 1
[4] Krisyanto Rahmad, Metode
Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga Universiti Press, 2005), 113
[5] Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 1
[6] Sayuti Ali, Metodologi
Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek(Jakarta:Grafindo Persada,
2002),h. 63
[7] Sayuti Ali, Metodologi Penelitian
Agama: Pendekatan Teori dan Praktek(Jakarta:Grafindo Persada, 2002),h. 63
[8] Joko Subagyo, Metode Penelitian
dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta,2004),h. 87
[9] P. Joko Subagyo, Metode
Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2004),h. 31
[10] Burhan Bungin, metodologi
Penelitian Kualitatif, ( Jakarta:Grafindo Persada, 2001),h. 105
[11] P. Joko Subagyo, Metode
Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2004),h. 87-88
[12] S. Nasution, Metodologi
Reaserch: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi aksara,1996),h. 143
Comments