Proposal Penelitian pengaruh self management bagi mahasiswa aktivis diInstitut Agama Islam Negeri Surabaya, dengan meneliti aktivis yang belum lulus dan dengan menggunakan angket.

A. LATAR BELAKANG

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mempunyai Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM) yang menampung segala aspirasi dan bakat para mahasiswanya. Kegiatan kemahasiswaannya bisa meliputi kegiatan penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, kesejahteraan mahasiswa atau pun bakti social mahasiswanya.

Setiap mahasiswa berhak memilih satu atau lebih UKM sesuai minat dan keinginan tanpa adanya suatu paksaan, ada juga mahasiswa yang tidak mengikuti satu UKM pun tapi itu tidak menjadi suatu masalah yang besar. Baik mahasiswa aktivis atau bukan nampaknya tidak ada perbedaan dalam penilaian dosen terhadap mahasiswanya.

Mahasiswa bukanlah seorang siswa lagi, mahasiswa dituntut untuk bisa lebih kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Mahasiswa tidak lagi memakai seragam seperti siswa yang akan berangkat kesekolah, tapi meskipun para mahasiswa tidak lagi memakai seragam seperti anak sekolah, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para mahasiswa dalam bersikap, berpakaian dan berinteraksi selama berada dilingkungan kampus. Di kampus selain mengikuti kuliah, ada juga beberapa organisasi yang bisa diikuti oleh para mahasiswa.

Organisasi merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa. Banyak organisasi yang bisa di ikuti oleh para mahasiswa dikampus sesuai minat para mahasiswa itu sendiri. Ada memang organisasi yang bersifat serius ( maksutnya untuk menangani permasalahan yang serius dan resmi, seperti SEMA). Ada pula yang sifatnya hanya ekstrakurikuler, contohnya: Mapalsa, Pramuka, paduan suara, teater dll.

Pada dasarnya semua organisasi sama saja, sama-sama sarana untuk berkumpul sesama mahasiswa. Didalam organisasi bisa saling bertukar pikiran antar sesama mahasiswa, melatih kepercayaan diri, meningkatkan solidaritas, memupuk rasa tanggung jawab dan dengan berorganisasi maka para mahasiswa akan mampu dan lebih siap untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya, kehidupan setelah lulus dan berhadapan dengan masyarakat.

Karena seorang sarjana dianggap sebagai seorang yang pandai diatas warga biasa, jadi apa jadinya jika seorang sarjana tidak berani untuk mengemukakan pendapat di sebuah rapat didaerahnya. Atau bahkan punya pendapat saja tidak, maka dari sini lah pentingnya berorganisasi, karena didalam sebuh organisasi tentu saja bisa berinteraksi dengan orang banyak, dengan pribadi dan karakter yang berbeda-beda.

Namun ada perbedaan antara mahasiswa yang hanya berkunjung saja untuk mengikuti kegiatan pelajaran di kelas dengan mahasiswa aktivis, mahasiswa yang hanya mengikuti pelajaran dikelas bisa pulang pergi kuliah tanpa ada kegiatan lain yang harus dikerjakan dan hanya berkonsentrasi dengan kuliahnya, beda dengan mahasiswa yang mengikuti organisasi intra maupun extra kampus, selain kuliah mereka memiliki kegiatan lain dikampus yang harus diikuti.

Kurikulum yang pernah dipakai pendidiakn di Indonesia adalah sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dalam KBK mahasiswa dituntut untuk menjadi peserta didik yang aktif. Dosen menugaskan mereka untuk dapat bekerja mandiri sehingga mampu menghasilkan mahasiswa yang kreatif dan berfikir kritis. Setiap mata kuliah biasanya memberikan satu atau bahkan lebih dari satu tugas. Bisa dibayangkan berapa banyak tugas yang harus ditanggung oleh mahasiswa, yang pasti hal tersebut akan membuat mahasiswa sangat sibuk dan harus pandai-pandai mengatur waktu agar semua tugas mampu terselesaikan. Lalu bagaimana aktivis menghadapi ini? Yang dalam dunia nyata, seorang aktivis biasanya dipusingkan dengan kegiatan-kegiatannya di kampus.

Standar menjadi aktivis itu mempunyai solf skill untuk mendukung prestasi yang akan diperjuangkannya. Mereka sudah harus siap menanggung resiko sewaktu akan bergabung menjadi aktivis. Ganbaran tentang kesibukkan bagaimana di uber waktu untuk menyelesaikan kewajiban sudah dipikir masak-masak oleh aktivis mahasiswa. Mereka harus mengerti aturan dalam sistem KBK dan mereka harus mampu bersaing dengan mahasiswa lain yang sepenuhnya bisa mengikuti kuliah.

Sudah barang pasti para aktivis tidak menginginkan kuliah terbengkalai dan lulus tidak tepat waktu namun pada kenyataannya masih ada dari mereka yang tidak bisa lulus tepat waktu. Keadaan seperti itu yang menjadi sebab tidak bisanya mereka lulus tepat waktu tidak mungkin semata-mata organisasi yang diikutinya karena banyak juga mahasiswa aktivis yang bisa lulus tepat waktu dan bisa menjalankan organisasinya.

A. RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi penyebab adanya mahasiswa aktivis yang tidak bisa lulus tepat waktu itu apakah karena management dirinya yang kurang?

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini adalah menjelaskan tentang pengaruh self management bagi mahasiswa aktivis diInstitut Agama Islam Negeri Surabaya, dengan meneliti aktivis yang belum lulus dan dengan menggunakan angket.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

Manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ilmu Psikologi.

2. Secara Praktis

a. Bagi Akademis

Untuk mengetahui pentingnya self management dalam menjalankan dan mengikuti kegiatan yang ada di IAIN Sunan Ampel Surabaya.

b. Bagi Penulis

Untuk mengetahui dan menambah wawasan dan bisa lebih peka terhadap fenomena yang ada di IAIN Sunan Ampel Surabaya.

D. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Self

Self menurut Snygg dan Combs bahwa semua tingkah laku manusia itu semata-mata di tentukan oleh dan hubungan dengan medan phenomenal dimana organisme itu bertingkah laku.



Rogers ( Suryabarata, 2002 h. 257-258) menyatakan bahwa self mempunyai bermacam-macam sifat, yaitu self merupakan hasil dari pematangan dan belajar serta berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya, yang memungkinkan untuk menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara-cara yang tidak wajar dan menginginkan adanya keselarasan yang mendasari tingkah laku.



Menurut Jung, self adalah titik pusat kepribadian, yang menerangi, yang menghubungkan dan mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian, yang meliputi persona, aku, bayang-bayang dan anima-animus.

Menurut Lundholm, self itu berubah-ubah tergantung kepada faktor-faktor koperasi, konflik dengan orang lain dan taraf usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya.

Menurut Saubin, self sebagai struktur kognitif yang terdiri dari pengertian-pengertian orang tentang berbagai aspek dari kodratnya (dirinya) dan tingkah laku sosialnya.

Menurut Stephenson, orang dapat berpikir dan berbicara tentang dirinya sendiri sebagaimana diri berbicara dan berpikir tentang benda-benda lain dan self adalah sebagian dari tingkah lakunya seperti hal yang dilakukannya.

Menurut Symond, self itu mengandung 4 aspek, yaitu:

1. Bagaimana orang mengamati dirinya sendiri

2. Bagaimana orang berpikir tentang dirinya sendiri

3. Bagaimana orang menilai dirinya sendiri

4. Bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri.



2. Pengertian self management

Management menurut James A.F Stoner: Management adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.



Pengertian management menurut Mary Parker Follet: Management adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

Menurut Stephen M. Edelson, Ph. D, Self management adalah istilah Psikologi yang digunakan untuk menjelaskan proses mencapai kemandirian.

Sedang secara istilah Self management yaitu menempatkan individu pada tempat yang sesuai untuk dirinya dan menjadikan individu layak menempatkan suatu posisi sehingga tercapai suatu prisip.

Self management terjadi ketika seseorang memunculkan prilaku tertentu pada satu waktu, untuk mengendalikan terjadinya prilaku lain (prilaku target) diwaktu yang lain. (Watson & Tharp, 1993; Yates, 1986).

Menurut Skinner (1953) self management melibatkan pengendalian prilaku dan prilaku yang dikendalikan.

Pada dasarnya menegement diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan yang benar. Management diri adalah sebuah proses mengubah totalitas diri baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik agar apa yang diinginkan tercapai. (Abdul Jawad.2003).

Fenomena yang terkait denagn menegement diri adalah prokraktinasi akademik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh (Bernard.2001), yaitu:

1. Adanya kecemasan

2. Depresiasi diri

3. Rendahnya toleransi

4. Adanya hal-hal yang lebih menyenangkan

5. Tidak dapat mengatur waktu

6. Adanya gangguan dari lingkungan

7. Pendekatan tugas yang sangat buruk

8. Kurangnya ketegasan

9. Adanya permusuhan dengan orang lain

10. Mengalami stress dan keletihan

Dari beberapa alasan tersebut salah satunya adalah individu mempunyai kecenderungan tidak dapat mengatur waktu. Kemampuan siswa untuk mengatur waktu sangat berkaitan dengan prinsip-prinsip yang ada pada management diri sebagaimana yang diungkapkan (Abdul Jawwad 2004) bahwa management waktu merupakan bagian dari management diri, sehingga ketika individu bisa memanagement diri, maka secara beriringan individu tersebutpun telah mampu memanagement waktu.



a. Jenis-jenis self management

1. Penentuan tujuan dan pemantauan diri

Untuk dapat meningkatkan prilaku yang diinginkan, pada dasarnya individu harus menetapkan tujuan yang ingin dicapainya terlebih dahulu. Dengan menetapkan tujuan, maka individu akan lebih memiliki komitmen untuk menjalankan prilaku yang diinginkan tersebut.

2. Manipulasi anteseden prilaku target

Anteseden adalah segala sesuatu yang bisa mendahului atau memunculkan target, secara sederhana bisa dikatakan pula, anteseden merupakan hal yang menyebabkan suatu prilaku bisa terjadi.



3. Kontrak prilaku

Kontrak prilaku adalah dokumen tertulis yang digunakan untuk mengidentifikasi prilaku target dan yang akan didapatkan ketika prilaku target dapat atau tidak dapat dicapai bergantung pada tingkat pencapaian prilaku target tertentu dalam jangka waktu tertentu.

4. Menentukan Reinforcer dan penghukum (panisher)

Strategi lain yang biasanya digunakan dalam self management adalah pemberian reinforcement dan punishment.

5. Dukungan social

Dukungan hanya bisa terjadi jika individu memang sengaja mempergunakan dukungan social sebagai sebagai salah satu bentuk reinforcement yang bisa mempengaruhi terjadinya prilaku target.

6. Intruksi diri dan penghargaan diri

Strategi pengelolahan diri juga bisa dilakukan dengan memberikan intruksi pada diri sendiri.



3. Pengertian aktivis

Aktivis menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah individu atau sekelompok orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya.

Aktivis adalah mereka yang aktif secara akademis, organisasi dan orientasi untuk berfiliasi kepada kalangan mana saja demi sebuah cita-cita, perubahan bersama serta tujuan utamanya adalah kematangan diri melalui pencarian jati diri.



4. Pengertian organisasi

Menurut Ernes Dule, Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyesuaian, pengubahan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Organisasi menurut Kast dan Rosenzweig adalah suatu sub system terunik, sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorientasi pada tujuan.

Menurut Cyril Suffer, Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabungkan lagi dalam beberapa bentuk hasil.

Menurut Chester I. Bernard, Organisasi adalah merupakan suatu system aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah kesatuan (entity) social yang dikordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya.


E. KERANGKA TEORITIK

Ø Keterlambatan kelulusan mahasiswa

a. Pacaran sesama aktivis

b. Prokastinasi

c. Self Management

d. Malas

e. Asyik berorganisasi



F. HIPOTESIS

‘’ Terdapat pengaruh self management terhadap keterlambatan kelulusan mahasiswa aktivis’’

G. METODE PENELITIAN

1. Rancangan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini dapat di klasifikasikan dalam jenis penelitian kuantitatif karena data yang diperlukan bersifat data keras dan data bentuk angka, yang kemudian akan dianalisa secara statistic. ( Cohen dan Monian 1996).

Jenis penelitian yang dilakukan jika ditinjau dari tujuan dan sifatnya adalah penelitian Korelasional.



Dalam penelitian ini peneliti menentukan Identifikasi variable sebagai berikut:

a. Variabel bebas ( Independent Variabel ) adalah Self Management.

Self Management yaitu : Pengendalian diri terhadap pikiran dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendukung pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik yang benar.

b. Variabel terikat atau tergantung ( Dependent Variabel ) adalah Keterlambatan kelulusan mahasiswa aktivis.

Keterlambatan kelulusan mahasiswa aktivis : Tidak tepat waktunya kelulusan Mahasiswa yang aktiv secara akademis, organisasi dan orientasi untuk berfiltasi kepada kalangan mana saja demi demi sebuah cita-cita

2. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi sebagai penelitian yaitu aktivis yang terlambat lulus yang ada diIAIN Sunan Ampel Surabaya. Besarnya sampel yang akan diteliti berjumlah 30 sampel dan 30 sampel tersebut diambil secara acak ( random).

3. Instrumen penelitian

Validitas instrument

Pada penelitian ini jenis instrumen penelitian kualitatif yang digunakan ialah kuesioner sebagai pedoman assessment. Validitas instrumen penelitian kuantitatif dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency yaitu mencobakan instrumen one shoot (diukur sekali saja) kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu, yaitu diukur dari koefisien korelasi Pengukuran dilakukan dengan bantuan program komputerisasi SPSS.


Daftar Pustaka

Anningrum, Naning. Terjemahan Applied behavior therapy.2009

Jawwad, M. Ahmad Abdul.2004. Management Waktu. Bandung: Syamil Cipta Media

Jawwad, M. Ahmad Abdul.2003. Management Diri. Bandung: Syamil Cipto Media

Robbin, P. Stephen.1994. Teori Organisasi strktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta:Arcan

Suryabrata, Sumadi.2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

www.docstoc.com

raneebk.blogspot.com/2011/02 Self Management.prosedur-aptl-html

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki