Remaja Dalam Arti Yang Sesungguhnya

Remaja adalah suatu proses menuju kedewasaan , kebanyakan remaja memiliki sifat labil ,egois ,acuh tak acuh dan cenderung individualis.Fase remaja ditandai dengan perkembangan fisik yang mencolok,seperti masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan nya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.

Sebagai mahluk yang lambat perkembangan nya masa permatangan fisik ini berjalan lebih kurang dua tahun dan biasa nya dihitung mulai haid yang pertama pada wanita atau sejak soerang laki-laki mengalami mimpi basah nya (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang pertama.Masa yang dua tahun ini dinamakan pubertas (the age of manhood) dan yang berkaitan dengan kata Latin lainya Pubescere yang berarti masa pertumbuhan rambut di daerah tulang pubic (di wilayah kemaluan)

Masa remaja adalah dimana mereka mulai mencari identitas diri mereka ,emosi yang labil adalah salah satu ciri yang mencolok dari remaja. Proses menuju pendewasaan diri diawali dari masa keremajaan.Saling tertarik sesama jenis juga di awali pada fase ini.Maka dari itu pada makalah ini akan kita ketahui bersama siapakah sebenarnya remaja itu.Akan banyak penjabaran akan makna remaja dalam kehidupan bermasyarakat , serta konflik yang banyak melibatkan remaja pada kehidupan sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

1. Apakah arti Remaja ?
Apakah Menikah Dapat di Katakan Dewasa
Apa yang membedakan Remaja sudah Dewasa atau belum ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

2. Untuk menambah pengetahuan arti Remaja yang sebenarnya .

3. Untuk memahami perbedaan antara Remaja atau sudah Dewasa.

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang difinisi Remaja sebagai preode transisi antara masa anak- anak ke masa Dewasa.

2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan secara menyeluruh antara Remaja dengan Dewasa.

1.5 Fokus Pembahasan

REMAJA DALAM ARTI YANG SEBENARNYA

Sering kali dengan gampang orang mendifinisikan remaja sebagai preode transisi antara masa kanak – kanak ke masa dewasa , atau masa belasan tahun , atau jika seaeorang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah di atur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Tetapi mendefinisikan remaja tenyata tidak semudah itu. Banyak sekali buku yang membahas maupun mendefinisikan tentang remaja dan ruang lingkup yang menyelimutinya. Remaja ... siapa sebenarnya remaja itu?

Tetapi pendefinisian tentang remaja tidak hanya seringkas dan semudah itu karena ruang lingkup dalam dunia remaja itu begitu luas cakupannya. Salah satu yang bisa di jadikan suatu pertimbangan dalam pendefinisian tentang remaja adalah sebagai berikut :



DIFINISI REMAJA

Kasus 1

Dani adalah seorang anak laki – laki yang berusia 17 tahun. Tinggal di Bandung , memiliki orang tua pegawai negri dan masih duduk di kelas III SMU. Dani akhir – akhir ini membuat orang tuanya berada dalam kesulitan karena ia sudah dua minggu membolos sekolah dan mengancam tidak akan masuk sekolah lagi jika orang tuanya tidak membelikannya mobil sendiri ke sekola.

Kasus 2

Dadang Simotang juga seorang pria berusia 17 tahun. Akan tetapi, ia hanya sekolah sampai SMP kelas III. Ia tinggal di daerah kumuh (kampung)) yang sangat penduduknya dan kotor di bilangan Jakarta Pusat. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Oleh karena itu, ia harus bekerja sebagai kernet Metro Mini ( bis kota ) untuk memenuhi kebutuhan hidup ibunya dan dua orang adiknya yang masih duduk di sekolah dasar.

Kasus 3

Dila adalah seorang wanita usia 17 tahun . Ia tinggal di sebuah desa yang gersang di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Sejak usia 11 tahun ia sudah di tunangkan orang tuanya dengan anak Haji Kodrat, pengusaha Pengilingan padi yang tergolong terpandang di situ. Namun, di usianya yang sekarang, Dila bukan lagi Isri Alfan anak Haji Kodrat , melainkn sudah menjadi istri ke dua Bang Agus supir truk yang melayani trayek Jakarta – Surabaya PP. Anak Dila sekarang dua orang, yang pertama adalah hasil “ Kerja Sama”nya dengan Alfan dan yang kedua Anaknya dengan Bang Agus.


Kesimpulan dari Tiga Kasus di atas yaitu:

Remaja memang tak semudah yang kita pikirkan. Dani, Dadang , dan Dila sama – sama berusia 17 tahun. Kalau kita menggunakan batasan usia belasan tahun( 11-12 tahun)

Sebagai difenisi remaja ,maka ketiga orang tersebut semua tergolong remaja .akan tetapi,kondisi sosial-psikologis dari ketiga orang tersebut berbeda. Dani , pada usianya tersebut sangat ingin tampil sebagai orang dewasa dengan membawa mobil sendiri walaupun secara hukum sebernanya ia belum bole memiliki Surat Izin Mengmidi Mobil (SIM A) yang menuntut persyaratan usia sedikitnya 18 tahun.Tetapi, untuk tampil sebagai dewasa Dani masih harus menggantungkan diri pada orang tuanya. Jangankan untuk membeli sebuah mobil, untuk membayar uang sekolahnya setiap bulan dan untuk uang jajannya setiap hari pun ia masih meminta kepada orang tunya.

Dipihak lain, Dadang yang sebetulnya masih ingin sekolah sudah harus mengambil peran mencari nafkah untuk keluarganya. Ia korbankan sekolahnya agar adek- adeknya bisa terus sekolah. Di mata ibunya, Dadang bukan lagi anak-anak, sebab seluruh keluarga menggantungkan nasinya kepada Dadang. Jika ada persoalan yang penting, seperti apakah adeknya boleh masuk perkumpulan pramuka atau tidak, ibu selalu menanti keputusan Dadang. Dengan perkataan lain, Dadang sudah mengambil sebagaian dari tanggung jawab ayahnya. Ini terjadi pada usia di mana Dani masih merongrong ayahnya dengan permintaan-permintaan yang sulit dipenuhi.

Tentang Dila, lain lagi ceritanya. Ia sudah dianggap dewasa (akil balig) sejak ia belum mendapat haidnya yang pertama . Karena ia sudah dianggap dewasa, maka cepa-cepat ia di tunangkan dengan anak Haji Kodrat yang kaya dengan harapan bahwa orang tua Dila akan mendapat imbalan materi atau ikut terangkat namanya dengan menjadi besan Haji Kodrat. Demikianlah, pada musim panen berikut, ketika Dila baru berusia 12 tahun, ia resmi di nikahkan, dengan Alfan , lengkap dengan acara-acara 3 hari 3 malam, termasuk menanggap orang tunggal dan di ramaikan penyanyi dangdut lokal dengan goyang “ngebor” yang lebih dahsyat dari Inul. Perkawinan tersebut memang melanggar undang-undang perkawinan yang mengharuskan usia minimal 16 tahun bagi wanita dan 19 tahun bagi pria, tetapi demikianlah kenyataan yang terjadi. Sayangnya si Alfan yang waktu kawin masih baru berusia 15 tahun masih doyan main, belum serius mau kawin. Ia lebih suka begadang dengan teman-temannya atau ngelayap ke Cirebon atau ke Jakarta daripada membatu usaha bapaknya. Dila yang merasa di terlantarkan minta cerai dan bercerelah mereka walaupun mereka telah mempunyai seorang anak. Tentu saja anak yang satu ini tidak bisa di pasrakan kepada orang tua Dila yang memang miskin.Dila terpaksa bekerja diwarung tempat para soper truk jarak jauh mampir untuk melepaskan lelak.Di situlah Dila di lamar oleh Bang Agus bagus yang usianya lewat dari 40 tahun dan anaknya sudah 5. Tetapi Dila tidak peduli, sepanjang ada laki-laki yang bisa memberi nafkah dan perlindungan yang di perlukan oleh dia dan anaknya, ia trima.

Apakah Dila juga masih tergolong remaja? Sulit mengatakan, bukan ? yang jelas , di mata hukum Dila bukan lagi anak – anak sejak Ia menikah. Ia sudah bertanggung jawab atas tindakannya sendiri baik dalam perkara – perkara perdata maupun pidana. Dan secara politis Ia sudah mempunyai hak pilih walaupun rekan – rekan sebayanya Deni dan Dadang mungkin belom memiliki hak itu sebelum mereka betul – betul melampaui hari ualang tahun mereka yang ke 17 tahun.

Contoh yang pernah sangat aktual di tahun 2009 adalah Pernikahan Pujiono Cahyo Widianto, seorang pengusaaha kaya di daerah Semarang , yang sering di panggil dengan Syeh Puji. Dia menikahi , atas persetujuan istri pertamanya , Umi Hanni, seorang gadis berusia 15 tahun bernama Luviana Lutfa masyarakat dan opini publik tidak menyetujui pernikahan itu, dan atas dorongan Komisi Nasional ( Komnas) Perlindungan Anak, Syeh Puji di tangkap polisi dengan tuduhan pelanggran UU Perlindungan Anak. Tetapi, setelah melalui proses hukum yang panjang dan di siarkan secara lua melalui media masa, akhirnya Syeh Puji di bebaskan oleh pengadilan Negri Ungaran, Kabupaten Semarang (14 / 10/ 2009). Yang menarik adalah Bahwa ketika Syeh Puji di bebaskan , kedua istrinya Umi Hani dan Ulfa yang bersama – sama menghadiri sidang pengadilan itu menangis bahagia jelas Ulfa tidak menderita atau bersedih atau kehilangan kesempatan bermain sebagai mana di argumentasikan oleh Komnas Perlindungan Anak , melainkan Ia justru senang sebagai istri Syeh Puji.

Dalam konteks lain :

Mendefinisikan remaja memang sulit atau tak semudah yang terbayangkan dalam benak kita selama ini. Namun, jika kita ingin mendifinisikan sesuatu maka untuk mendefinisikan sesuatu tersebut, maka terlebih dahulu kita harus sepakati arti dari sesuatu itu sendiri. Remaja adalah suatu konsep yang berasal dari ilmu sosial sosiologi, psikologi dan antropologi. Dalam sudut perkembangan fisik, remaja merupakan suatu tahapan dimana masa alat kelamin pada manusia mencapai kematangannya.

Dari konsep remaja dalam segi ilmu tersebut, maka di temukanlah sebuah definisi yang tepat untuk mengartikan siapa sebenarnya remaja itu. Remaja dalam pengertian sesungguhnya adalah sebuah masa puncak perkembangan jiwa yang dilandasi dengan proses perubahan dari keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi, menuju ke keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik. Dimana letak pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungannya dengan perasaan atau sikap manusia itu sendiri.

Remaja merupakan suatu fase pembelajaran diri yang efektif, karena disaat mencapai nilai kedewasaan dan kemandirian diri, dia harus belajar mengenai kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. Fase – fase menarik itulah yang akan mengantarkan remaja menuju pengakuan di terima sosok dirinya dalam ruang lingkup masyarakat.

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Banyak sekali difinisi tentang Remaja di antaranya :

1) Remaja adalah suatu proses menuju kedewasaan , kebanyakan remaja memiliki sifat labil ,egois ,acuh tak acuh dan cenderung individualis.

2) Masa remaja adalah dimana mereka mulai mencari identitas diri mereka ,emosi yang labil adalah salah satu ciri yang mencolok dari remaja.

3) Remaja merupakan suatu fase pembelajaran diri yang efektif, karena disaat mencapai nilai kedewasaan dan kemandirian diri, dia harus belajar mengenai kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan.

Ø Namun kesimpul yang benar menurut ahlinya , bahwa

Remaja adalah suatu konsep yang berasal dari ilmu sosial sosiologi, psikologi dan antropologi. Remaja dalam pengertian sesungguhnya adalah sebuah masa puncak perkembangan jiwa yang dilandasi dengan proses perubahan dari keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi, menuju ke keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik..

DAFTAR PUSTAKA

1) Fakultas Psikolog Universitas Indonesia ( 1987). Penelitian Remaja dan KB di Jakarta dan Banjarmasin, Manuskrip, Laporan untuk BKKBN Pusat.

2) Imelda, V,I,P (2000). Perasaan dan Harapan Remaja Saat Memasuki Menarche. Skripsi. Jakarta : Fakultas Psikolog UI.

Sumber Lain :

a. Latifah, Melly (2008). http://tumbuhkembanganak.edublogs.org/2008/05/26/pertumbuhan-fisik-kesehatan-remaja/

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki