ANALISA KASUS KESURUPAN
Kasus Kesurupan Siswi SMPN 29, Surabaya
kesurupan massal yang terjadi di
beberapa kota di Indonesia, merupakan persoalan kejiwaan,. Menurut beberapa
sumber kesurupan itu adalah disosiatif. Hal ini disebabkan terjadinya kecemasan
yang meluap hebat tapi ditekan oleh alam bawah sadarnya. Setelah tak mampu
menampung lagi maka terjadilah disossiatif atau kesurupan ini. Pada saat orang
mengalami hal, yang muncul bisa bermacam-macam, bisa meronta-ronta dan
menangis. Bahkan, kadang muncul kepribadian ganda orang yang bersangkutan.
Misalnya, ia tiba-tiba bisa menirukan suara orang tua, menjadi anak kecil,
menirukan perilaku binatang, bahkan ada yang tiba-tiba bisa berbahasa Cina
seperti yang pernah diberitakan di media beberapa waktu lalu.
Kenapa bisa mewabah? setelah
seseorang kesurupan, ia akan menyugesti remaja lain yang rentan jiwanya. Mereka
yang terkena kesurupan tersebut biasanya pribadi-pribadi yang kurang matang.
Biasanya pula, yang terkena kesurupan adalah wanita muda dan masih remaja.
Kenapa? Jiwa wanita lebih labil ketimbang pria. Dan di usia tersebut, terjadi
perubahan dalam jiwanya. Banyak hal bisa jadi penyebabnya. Antara lain kondisi
keluarga, kondisi sekolah, tempat kerja, hubungan pertemanan, sosia poltitik
atau beban pelajaran yang terlalu banyak, tidak punya buku-buku pelajaran,
kondisi di sekolah dan rumah serta kondisi psikis guru. Belum lagi, tuntutan
pada si siswa harus mencapai prestasi bagus, dan masih banyak lagi.
Untuk mencegah terjadinya kesurupan
massal sebenarnya mudah dan sederhana. Ketika terjadi kesurupan, mereka yang
terkena (key person) harus segera diisolasi di tempat tertentu. Jangan sampai
dibuat bahan tontonan atau kerumunan. Sebab, semakin dibuat perhatian, ia
semakin menjadi-jadi. Cukup ditunggui satu atau dua orang. Paling sepuluh menit
ia akan normal.
Stres yang terakumulasi dalam
rentang waktu itu, tinggal menunggu pencetusnya. Misalnya, pencetusnya di
sekolah tersebut ada pohon yang ditebang tanpa selamatan atau upacara dulu. Itu
bisa jadi kesurupan, apalagi di masyarakat ada kepercayaan terhadap hal-hal
seperti kemasukan roh atau kesambet. Satu orang saja terkena, bisa mempengaruhi
yang lain karena itu bisa menular akibat tersugesti. Ini sugesti massal.
Nah, ketika ada seorang
siswi kesurupan, aksi tersebut ditiru atau mensugesti orang lain yang secera
kebetulan alam bawah sadarnya juga punya ketegangan sosial berat. Maka jadilah,
histreria massal seperti yang terjadi pada kesurupan massal. Ini sama dengan
penonton bola, satu berteriak maka yang lain juga ikut-ikutan berteriak.
Penyebabnya
memang bermacam-mcam. Mereka yang sudah dewasa, mungkin akibat kondisi sosial
politik negara yang amburadul . Untuk usia remaja, kemungkinan akibat depresi
di saat kondisi kejiwaannya yang labil. Untuk menangkal tak lain harus
meningkatkan keharmonisan dan komunikasi yang baik antar anak dan orang tua,
serta meningkatkan tingkat religiusitas.
Analisa
Kasus Teori I
Jika ditinjau dari
sudut pandang ilmu psikologi, fenomena kesurupan sebenarnya bisa dijelaskan
secara gamblang dan jelas tanpa membawa embel-embel makhluk gaib. Dikaitkan
dengan aspek psikologis manusia peristiwa kesurupan sudah memasuki kawah alam
bawah sadar.
Seorang
tokoh psikologi, Carl Gustav Jung (1875-1961) mengatakan bahwa kepribadian
manusia secara total terdiri dari tiga sistem atau struktur yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut adalah ego, ketidaksadaran
personal, dan ketidaksadaran kolektif. Ego atau disebut pikiran sadar adalah
bagian dari jiwa yang menyangkut persepsi, berpikir, merasa, dan mengingat.
Sistem ini adalah kewaspadaan kita dan bertanggung jawab dalam menjalani
aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Ketidaksadaran personal adalah
pengalaman-pengalaman yang telah kita jalani dan digeser ke alam bawah sadar
baik sengaja maupun tidak sengaja. Sedangkan ketidaksadaran kolektif adalah
segala macam pengalaman-pengalaman yang telah diwariskan oleh generasi
sebelumnya sejak zaman nenek moyang dahulu. Jadi, pengalaman pengalaman nenek
moyang sejak beribu tahun yang lalu tersebut diwariskan kepada diri kita
melalui jalan genetik yaitu perkawinan, dan pengalaman tersebut tidak dapat
kita ingat secara biasa karena berada dalam level ketidaksadaran yang terdalam.
Kunci
dari fenomena kesurupan terletak pada level ketidaksadaran kolektif. Didalam
ketidaksadaran kolektif tersimpan materi-materi dari nenek moyang kita
terdahulu. Untuk mengingat kembali bahwa nenek moyang kita bangsa Indonesia ini
terdahulu sangat kental sekali dengan unsur-unsur mistisme seperti kepercayaan
animisme dan dinamisme. Hal ini juga yang menjadi jawaban kenapa di Indonesia
lebih sering terjadi peristiwa kesurupan daripada negara-negara barat seperti
Amerika yang notabene tidak terlalu percaya terhadap hal-hal gaib. Motif-motif
itulah yang tersimpan dan terwariskan ke anak-anak cucunya termasuk generasi
pada saat ini. Maka jangan heran jika orang yang mengalami peristiwa kesurupan
bisa berperan sebagai kakek-kakek yang hidup pada zaman dahulu. Hal ini makin
diperparah dengan banyaknya tayangan televisi serta film-film yang berbau
horor. Hal ini bisa menjadi semacam stimulus yang sewaktu-waktu bisa
membangkitkan pengalaman masa lalu tersebut.
Faktor
yang dominan yang bisa memicu terjadinya kesurupan adalah faktor psikologis,
bisa itu stress, depresi atau semacamnya. Orang yang mengalami stress mudah
sekali tersugesti dengan berbagai hal dikarenakan biasanya orang yang stress
itu seringkali melamun yang menandakan kosongnya pikiran sadar. Jika pikiran
sadar kosong sudah pasti pikiran bawah sadarlah yang mendominasi.
Analisa
Kasus Teori II
Dr.
James Haislon berkatta di dalam bukunya kesurupan: ia adalah pengaruh
luar biasa yang dilakukan oleh makhluk luar yang berkesadaran pada akal dan
jasad seseorang. Kita tidak mungkin menolak kemungkinan terjadinya kesurupan.
Sebagian dokter, seperti Dr. Karl Wikeland, menceritakan bahwa penyakit gila bisa
jadi muncul dari dominasi ruh jahat pada orang yang sakit kemudian menimbulkan
keguncangan dan ketimpangan padaa gerakan- gerakannya. Diantara orang yang
mengakui terjadinya kesurupan akibat ruh-ruh jahat yang kemudian kedokteran
tidak mampu menyembuhkannya ialah Dr. Alexis Carl, peraih bidang kedokteran dan
bedah. Dr. Ahmad Shabani berkata : Kesurupan itu pada umumnya merupakan
keguncangan dan ketimpangan yang mendadak pada listrik otak dan fungsinya. Saat
peristiwa serangan ini ada dua macam, yaitu: Serangan penyumbatan organ yang
berawal pada pusat-pusat gerakan di otak akibat perubahan- perubahan fisiologis
sehingga penderita akan kehilangan rasa dan perasaanya secara total.
Penyembuhannya dapat dilakukan oleh para dokter ahli penyakit kulit.
Kesurupan
(as shar’u) adalah ketimpangan yang menimpa akal manusia sehingga tidak
dapat menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pla menghubungkan antara
apa yang telah diucapkan dan apa yang akan diucapkannya. Oran yang mengalami
hal ini akan mengalami kehilangan ingatan sebagai akibat dari ketimpangan pada
saraf otak. Ketimpangan akal ini akan diiringi dengan ketimpangan pada
gerakan-gerakan orang yang esurupan sehingga berjalan terhuyung-huyung dan
tidak dapat mengendalikan jalannya, bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan
memperkirakan langkah-langkah yang seimbang bagi kedua kakinya atau menghitung
jarak yang benar untuknya. Diantara fenomena kesurupan adalah kekacauan dalam
ucapan, perbuatan dan fikiran.
Kebenaran
terjadinya penyakit mental sejenis kesurupan ini dikuatkan oleh dalil naqli dan
aql, karena hal itu merupakan peristiwa nyata dan tidak ada yang menolaknya
kecuali orang yang sombong.
Imam
Al Qurthubi berkata : “ Di dalam ayat ini terdapat dalil atas kesalahan orang
yang mengingkari kesurupan jin dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan
pengarh tabiat atau setan tidak dapat masuk pada diri manusia dan tidak dapat
menggannggunya menjadi gila”.
Imam
Ahmad berkata : “ Telah menceritakan kepada kami Waqi’, ia berkata :
“Telah menceritakan kepada kami Al A’masyi dari Al Minhal bin Amer dan Ya’la
bin Murrah dari bapaknya : bahwa seorang wanita datang kepada Nabi SAW dengan
membawa anaknya yang terkena ‘penyakit gila’, lalu nNabi bersabda : “ Keluarlah
musuh Allah, aku adalah rasul Alloh”, perawi berkata : “ kemudian anak itu
sembuh, lalu wanita itu member hadiah kepada Nabbi saw dua ekor kambing,
sedikit samin dan susu. Kemudian Nabi saw bersabda : “ Ambillah susu, samin dan
seekor kambing dan kembalikan yang lain” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Al Haitsani
berkata : “ Perawinya adalah perawi shahih)”.
Muhammad
Al Hamid berkata : “ Jika jin berjasad halus, maka secara akal maupun agama
tidak mustahil bisa masuk kedalam tubuh manusia, karena yang halus bisa masuk
ke dalam tubuh kita, atau api bisa merasuk di dalam bara, atau listrik bisa
mengalir di kabel, bahkan seperti ait di dalam tanah, pasir dan pakaian,
padahal dia tidak sehalus udara dan listri”.
Sikap
ahlul haq adalah menerima nash-nash yang memberitahukan bahwa jin bisa
masuk ke dalam tubuh manusia. Kenyataan mengenai hal inipun telah banyak kita
saksikan sehingga kita tidak boleh menolaknya. Bahkan wahyu telah
memberitahukan hal ini. Kita dituntut menerimanya tanpa ta’wil na’if
yang akan membawa nash-nash tersebut keluar dari jalannya yang benar kepada
berbagai kebengkokan yang tidak dapat dibenarkan oleh islam dan akidah yang
benar. Sikap mengimani inilah yang akan menyelamatkan dari keabadian di neraka
kelak.
Kenyataan-
kenyataan tentang masuknya jin ke dalam tubuh manusia ini sangat banyak dan bisa
disaksikan. Orang yang mengingkaririnya, karena terlalu banyaknya peristiwa
ini, akan bertabrakan dengan kenyataan- kenyataan empiric yang sekaligus
menyatakan kesalahan pendapatnya tersebut.kui
Serangan
penyumbatan psikologis yang berawal pada pusat-pusat rasa yang bentuk utamanya
adalah perubahan akal tetapi penderita tidak kehilanga rasa dan perasaannya
secara total. Ini termasuk serangan kesurupan yang bisa diobati dengan doa dan
pendekatan diri kepada Allah dan tidak dapat dilakukan oleh pengobatan para
dokter.
Lampiran
Suasana
belajar di SMPN 29, Surabaya, Senin (20/3) pagi berjalan normal layaknya
hari-hari sebelumnya. Saat jam istirahat pertama pukul 09.00, siswa yang
sekolahnya berlokasi di Jalan Dharmahusada ini, menghabiskan waktu bersama
teman-temannya. Ketika bel tanda masuk berdentang, anak-anak kembali ke kelas
masing-masing, terrmasuk Nikita pelajar kelas 2E.
Setiba
di kelas, Nikita tampak lemas dengan wajah tertunduk lesu di bangku. Tak lama
kemudian, gadis berkacamata itu berteriak-teriak tak terkendali, "Pergi!
Pergi!" Matanya garang menatap ke arah teman-temannya. Seisi kelas pun
terkesima melihat keanehan ini. Tak biasanya Nikita berperilaku seperti itu.
Teman-reman perempuannya juga ketakutan melihat perangai Nikita yang mendadak
berubah.
"Setelah
beberapa saat, barulah kami sadar kalau Nikita kerasukan. Teman-teman berusaha
mengangkat tubuh Nikita untuk dibawa ke ruang UKS. Eh, Nikita malah
meronta-ronta dengan kekuatan luar biasa. Kami heran kenapa, kok, dia bisa
seperti itu," kata Dimas (12), teman sekelas Nikita menceritakan.
Suasana
kelas bertambah panik ketika tak lama kemudian, Tia teman sekelasnya, juga
mengalami hal sama. Tia mendadak terkulai lemas, kemudian merintih sambil
memegang dadanya yang dirasa sakit. "Dia juga meronta-ronta, sama seperti
yang dialami oleh Nikita," tambah Dimas.
DIAWALI RASA TAKUT
Begitu
gaduhnya suasana membuat kelas lain keluar ruangan untuk mengetahui apa yang
terjadi di kelas 2E. Kepanikan sangat terasa saat Rizam Silvi dan Loren
mengalami hal yang sama. "Anak-anak jadi sangat ketakutan. Selama ini, tak
pernah terjadi sesuatu di sekolah kami," imbuh Norma, wakil kepala
sekolah.
Setelah
suasana reda, para siswa diperbolehkan pulang. Ada siswa yang dijemput orang
tua masing-masing. Sebenarnya pihak sekolah meliburkan para siswa keesokan
harinya, agar kondisi fisik dan psikis murid-murid kembali normal.
"Ternyata, keesokan harinya, banyak siswa yang tetap masuk dan ingin
mengikuti pelajaran."
Rupanya
kejadian hari sebelumnya terulang lagi. Dalam waktu yang hampir bersamaan,
mereka yang kemarin kehilangan diri, kembali berteriak-teriak. "Bahkan,
teman-teman yang lain juga ikut kerasukan. Kalau saya lihat, anak-anak yang
tertular, sebelumnya diawali dengan rasa ketakutan begitu melihat temannya
kesurupan," kata Norma yang sudah mengajar sejak tahun 1987.
Nah,
untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang lagi, keesokan harinya kepala
sekolah, Drs. HM. Miftah, Msi, berinisiatif mengadakan istigosah di sekolah.
"Agar gangguan makhluk halus ini tak berkepanjangan, kemudian saya
mengadakan acara tersebut," papar Miftah, kepada NOVA Kamis (23/3).
Menurut
Mifrah, kejadian ini tak bisa dilepaskan dengan kejadian sebelumnya. Beberapa
hari sebelumnya, menurut guru yang berasal dari Madura ini, salah satu petugas
sekolah memang sempat memangkas ranting pohon di belakang sekolah. "Karena
merasa terusik itulah, mereka marah dan merasuki anak-anak ini," ujar
Miftajh yang meyakini anak-anak didiknya kesurupan roh halus.
Saat
diadakan istigosah yang dipimpin oleh Sutrisno, yang kebetulan salah satu ketua
tim Pemburu Hantu yang biasa tayang di teve, terjadi peristiwa yang sama sekali
tak diduga. Sekitar 20 siswi kesurupan bersama-sama. "Tapi, setelah itu
sampai sekarang, alhamdulillah tak terjadi apa-apa lagi."
Miftah
yakin, kejadian itu memang benar-benar akibat gangguan makhlus halus. Itu
dibenarkan oleh salah satu orang "pintar" yang saat itu dimintai
tolong untuk mengusirnya. "Menurut Pak Tris, ini akibat pergeseran planet,
sehingga makhluk-makhluk halus itu mencoba merasuk ke raga manusia,"
ujarnya meyakinkan.
Nikita,
yang pertama kali kerasukan, mengaku tak ingat kejadian yang menimpanya. Yang
dia ingat, "Saat saya berjalan menuju kelas, saya merasa ada seseorang
yang membuntuti saya. Sampai kelas, saya merasa ada yang mendekap tubuh saya
kuat-kuat, hingga sulit bergerak. Setelah itu, saya sudah tak ingat apa-apa
lagi," ujar gadis manis yang ingin melupakan kejadian menakutkan itu.
SUDAH TIGA MINGGU
Kejadian
serupa juga terjadi di SMAN 10 Surabaya. Di sekolah yang berada di kawasan
Wonocolo, Surabaya itu, kesurupan menimpa belasan murid perempuan. Puncaknya,
pada Rabu dan Kamis (15-16 Maret), sekitar 11 siswi yang rata-rata kelas 3,
tiba-tiba meronta-ronta kesurupan. "Ada yang menangis, meronta, bahkan ada
yang nyinden (menyanyi lagu Jawa) segala," ujar Dito, siswa kelas III IPS.
Kendati
demikian, remaja bertubuh kurus tinggi ini mengaku tak panik. Sebab, kejadian
serupa sudah terjadi sepanjang tiga minggu berturut-turut. "Setiap hari
selalu ada yang kesurupan, tapi tidak banyak. Paling satu dua anak saja,
puncaknya ya kemarin itu," tambah Dito yang bertempat tinggal di Rungkut.
Dito
dan rekan-rekannya percaya, kesurupan itu akibat gangguan makhluk halus yang
menghuni salah satu pohon di belakang sekolah. Ceritanya, pohon itu ditebang
karena lokasinya akan dibangun kantin sekolah. "Kami semua tak menyangka,
akibat penebangan pohon, berbuntut kesurupan seperti ini. Untunglah pihak
sekolah cepat mengadakan istigosah, sehingga sekaranh sudah tidak terjadi
apa-apa lagi."
Banyaknya
siswa yang kesurupan juga dibenarkan Sri Rahayu, salah satu guru. Mereka yang
kehilangan kesadaran, pada umumnya terkulai kemudian berteriak-teriak di kelas.
Semula para siswi dibawa ke ruang guru. Karena ruangan tak cukup, "para
korban" digotong ke musala. "Suasananya cukup gaduh," ujar guru
bahasa Indonesia ini.
Menurut bu guru yang tiga tahun lagi memasuki masa pensiun itu, diantara yang kesurupan, memang ada beberapa siswi yang secara fisik memang sudah lemah. "Ada yang saat jam pelajaran tiba-tiba sering pingsan," ujarnya.
Menurut bu guru yang tiga tahun lagi memasuki masa pensiun itu, diantara yang kesurupan, memang ada beberapa siswi yang secara fisik memang sudah lemah. "Ada yang saat jam pelajaran tiba-tiba sering pingsan," ujarnya.
Comments