Analisis Teks Media


Pengertian teks media adalah memahami isi (contents) yang terkandung dalam teks media, menganalisis semua bentuk yang ada baik cetak maupun visual. Berbagai macam cara untuk membuat desain proposal penelitian teks media seperti contoh pertama analisis isi kuantatif yang meliputi: (a) latar belakang masalah (b) rumusan masalah (c) tujuan penelituan (d) manfaat penelitian (e) kajian hasil penelitian terdahulu (f) definisi operasional (g) kerangka teori dan hipotesis (h) metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, (i) sistematika pembahasan dan (j) jadwal penelitian, kedua analisis Analisis isi kuantitatif adalah bentuk analisis isi dengan tujuan untuk membuat kuantifikasi, hasilnya disajikan dalam bentuk kuantitatif (angka). yang meliputi: (a) konteks penelitian (b) fokus penelitian (c) tujuan penelitian (d) manfaat penelitian (e) kajian hasil penelitian terdahulu (f) definisi konsep (g) kerangka pikir penelitian (h) metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, jenis dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis (j) sistematika pembahasan (j) jadwal penelitia.
            Pada dasarnya obyek penelitian ini digunakan untuk meneliti dalam ilmu komunikasi yang mempelajari semua konteks komunikasi dengan dokumen yang tersedia. Adapun pendekatan-pendekatan yang bisa digunakan untuk penelitian analisis isi yaitu: deskriptif (hanya menggambarkan variabel), eksplanatif (menguji hepotesis), prediktif (memprediksikan suatu variabel).   
Bahwasannya ketika seseorang sedang melakukan penelitian banyak sekali jenis-jenis unit analisis yang bisa diapakai dalam melalukan penelitian tersebut yaitu: (a) unit sampel (b) unit pencatatan meliputi: fisik, sintaksis, referesial, proporsional, tematik (c) unit konteks. Dalam teknik menentukan jumlah sampel analisis isi tidak berbeda dengan teknik dalam penelitian survey, oleh karena itu dalam menentukan besar kecil sampel dengan cara: jumlah populasi, keragaman populasi, besarnya tingkat kesalahan yang ditoleransi (sampling eror) dan tingkat kepercayaan.

Ø  Model Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana ini merupakan sebuah alternatif analisis isi yang menekankan pada pertanyaan-pertanyaan dapat dilihat pada sebuah pesan atau teks komunikasinya, dengan melihat bagaimana struktur pembahasannya analisis wacana lebih melihatkan makna yang tersembunyi dari teks itu sendirir. Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan yang  komunikasinya ditelaah mengenai aneka fungsi bahasa, secara tidak langsung teori wacana ini berusaha untuk menjelaskan peristiwa terbentuknya suatu kalimat atau pernyataan. Namun, analisis wacana ini tidak lepas dari penyelidikan melalui bahasa kelompok sosial yang saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing, bisa juga dilihat bahwasannya bahasa sebagai faktor penting yang digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat saat ini.
Van Dijk menjelaskan bahwa proses  produksi teks melibatkan kognisi sosial. Artinya sebuah teks yang tidak bisa berdiri dengan sendirinya, karena dibentuk dan dipengaruhi oleh struktur sosial, dominasi kelompok tertentu, kekuasaan da;am masyarakat, bagaimana kognisi, kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks. Sebagaian besar produksi berita akan terjadi pada suatu proses mental dapat memahami dan memaknai sebuah peristiwa terutama yang terjadi pada kognisi sosial wartawan. Pada dasarnya untuk memahami sebuah wacana teks tidak dapat melepaskan dari konteksnya. Van Dijk juga menyebutkan elemen-elemen wacana yang meliputi: struktur makro, superstruktur dan mikro.

Menurut Roger Fowler dkk, bahasa yang digunakan untuk media bukanlah sesuatu yang netral, melainkan mempunyai aspek-aspek atau nilai ideologi. bahwasannya bahasa sebagai representasi dari realitas yang dapat berubah dan berbeda sekali dibandingkan dengan realitas yang ada saat ini.
            Adapun model kerangka analisis wacana yaitu:
·         Model kerangka analisis wacana Van Dijk yaitu: teks, kognisi sosial dan analisis sosial.
·         Model kerangka analisis wacana  Roger Fowler dkk yaitu: kata dan kalimat
·         Model kerangka analisis wacana Theo Van leeuwen yaitu: eksklusi dan inklusi
·         Model kerangka analisis wacana Sara Mills yaitu: posisi subyek-subyek dan posisi penulis pembaca

Ø  Kajian Analisis Semiotik Dengan Pendekatan Roland R Barthes
Kajian semiotika dapat digunakan sebagai pendekatan menganalisis teks media dengan asumsi media itu sendiri yang dikomunikasikan melalui seperangkat tanda yang tidak akan pernah bisa membawa makna tunggal. Semiotika berusaha untuk memahami suatu dunia sebagai sistem hubungan memiliki unit dasar disebut dengan tanda, semotika juga mempelajari tentang hakikat keberadaan suatu tanda.
Semiotika model Roland Barthes yaitu membuat model sistematis dalam menganalisis makna-makna dari tanda. Analisis ini tertuju pada perhatian gagasan tentang signifikan dua tahap (two order of signification). Signifikan dua tahap itu meliputu: 1. penanda (signifer) 2. signifed (petanda) 3. denotative sign (tanda denotatif) 4. connotative signifer (penanda konotatif) 5. connotative sidnified 6. connotative sign (tanda konotatif). Analisis semiotika juga memiliki tokoh-tokoh yang terkenal yaitu: ferdinand de Saussure (1857-1913) dari Swiss dan Charles Sander Pierce (1839-1914) dari Amerika.
Bahwasannya semiotika memiliki 9 macam yang bisa ditelaah diantaranya: (a) semiotik analitik (b) semiotik deskriptif (c) semiotik faunal (d) semiotik kultural (e) semiotik naratif (f) semiotik natural (g) semiotik sosial (h) normatif (i) semiotik struktural. Semiotika ini dapat membantu untuk melakukan penelitian mengenai analisis tentang hal tersebut dan dapat memberikan kemudahan dalam mengerjakan.
Menurut Jhon Fiske ada beberapa hal penting yang harus di pelajari dari semiotika yaitu tentang (a) tanda itu sendiri yang berkaitan dengan tanda beragam (b) kode atau sistem terdapat di lambang-lambang yang disusun (c) kebudayaan  yang berkode dan lambang beroperasi.

Ø  Analisis Framing

Analisis framing merupakan upaya pengembangan dari analisis wacana, yang digunakan untuk membedah cara-cara ideologi media yang mampu mengkontruksi khalayak yang menonton. Menurut Redi Panuju Frame analysis adalah analisis untuk membongkar ideologi dibalik penulisan informasi. Analisis ini mampu membawa strategi seleksi, penonjolan yang terjadi pada faktanya dalam berita makna yang lebih agar mampu menarik dan lebih diingat oleh para khalayak mampu menggiring interpretasi sesuai perspektifnya. Pada intinya cara pandang perspektif akhirnya akan menentukan fakta yang telah diambil, bagian-bagian mana yang telah ditonjolkan dan bisa dihilangkan dan akan dibawa kemana nantinya berita tersebut.

Framing media menurut Tuchman adalah berita mengorganisasikan realitas bertia setiap hari, juga sebagai media kerja jurnalis yang mengidentifikasidan mengklasifikasikan informasi secara tepat dan cepat sehingga mampu menyampaikan kepada para pembaca. Penyajian beritanya mampu memberikan pengaruh yang sistematis agar penerima berita dapat mengerti.
Model Proses Framing yaitu:
a.       Frame Building (kunci pertanyaan)
faktor dan organisasi sperti apa yang mampu mempengaruhi media, karakter individu wartawan seperti apa yang mampu mempengaruhipenulisan terhadap sebuah berita (periatiwa). Frame building mempunyai pengaruh yang berpotensi dalam framing yaitu: pengaruh wartawan, pengaruh penulisan berita dan pengaruh dari sumber eksternal.

b.      Frame Setting
Salah satu aspek untuk pengkondisian agenda yang lebih menitik beratkan pada isu yang lebih penting, agenda setting pertama transmisi obyek dan yang kedua transmisi atribut. Keduanya sangat berpengaruh penting pada frame ini.

c.       Individual-Level Effect of Framing
Pengaruh yang dilakukan seorang individu terhadap orang lain yang bisa membentuk variabel perilaku, kebiasaan dan kognitif.

d.      Journalist as Audience
seorang wartawan akan lebih cemderung terhadap pemilihan konteks yang ada, karena wartawan berperan sebagai pendengar analisa semua pembaca yang akan menimbulkan timbal balik ide. Oleh karena itu semua analisa wartawan tidak mesti benar dan punya kelemahan. 

                   Ada dua model tentang perangkat framing yang kini sering digunakan sebagai metode framing untuk melihat media mengemas berita yaitu: Model Pan dan Kosicki (modifikasi dari analisis wacana Van Dijk), dan Model Gamson dan Modigliani.
framing dalam berita dapat dilakukan dengan 4 cara:
a.       identifikasi masalah
peristiwa yang dapat dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif
b.      identifikasi penyebab masalah
siapa yang dianggap penyebab masalah
c.       evaluasi moral
penilaian penyebab masalah
d.      saran penanggulangan masalah
Menawarkan cara untuk penanganan masalah dan memprediksikan hasilnya

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Sejarah logika di indonesia