Proses Komunikasi Perspektif Hadist
1.
LATAR BELAKANG (Muqaddimah)
Sejarah aktivitas manusia
berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak
dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan
kehidupannya. Di dalam berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang
lainnya tidak dapat terlepas dari kegiatan proses komunikasi. Manusia yang normal akan selalu
terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya sepanjang
kehidupannya.
Melalui proses komunikasi pula,
segala aspek kehidupan manusia di dunia tersentuh. Dengan berkomunikasi kita
belajar tentang banyak hal. Belajar tentang diri sendiri dan orang lain,
bergaul, bersahabat, berbagi pengetahuan pengalaman, berkasih sayang, membenci
dan melestarikan peradaban manusia.
Kata komunikasi berasal dari bahasa
latin "communico" yang dalam bahasa lnggris berarti "to
share". Dalam hal ini dapat diartikan bahwa komunikasi adalah proses
memberi dan menerima dari pihak yang satu kepada pihak lain. Secara sederhana
komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa
lambang-Iambang dari komunikator kepada komunikan.
Pengertian proses komunikasi menurut
Dale Yoder, dkk dalam Surakhmat (2006:17), proses komunikasi adalah pertukaran
informasi, ide, sikap, pikiran dan atau pendapat. Dalam Human Communication
(1980) para sarjana komunikasi Amerika mengklasifikasikan komunikasi menjadi
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi
publik. Komunikasi yang paling sering kita lakukan dalam interaksi dengan
sesama ialah dalam konteks komunikasi antarpribadi. (http://kawanlaba.wordpress.com)
1.
PAPARAN HADIST
Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya:
يا رسول
الله من أحق الناس بحسن صحابتي؟.
قال: أمك. قال: ثم من؟. قال أمك. قال: ثم من؟.
قال: أمك. قال: ثم من؟. قال: أبوك
“Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik?”
Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”,
tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi.
“Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan
Muslim no.
6447)
3. عَنْ اَنَسٍ رَ ضِيَ ا للهُ عَنْهُ: أَنَ النَبِيَ ص م . كاَ نَ إ ذاَ
تَكَلَمَ بِكَلِمَةٍ اَ عاَ دَ هاَ ثَلاَ
ثَ حَتَي تُفْهَمَ عَنْهُ . وَاِذاَ اَ تَي عَلَي قَوْ مٍ فَسَلَمَ
عَلَيْهِمْ سَلَمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَ ثاً ( ر وا ه ا لبنحا ر ي )
Artinya: Anas ra berkata: Jika nabi saw mengatakan
sesuatu, biasanya mengulanginya tiga kali hingga benar-benar dapat dipahami.
Dan apabila mendatangi suatu kaum, biasanya mengucapkan salam kepada mereka,
sebanyak tiga kali.” (HR: Banhari)
4. عَنْ عاَ ءِ شَةَ ضِىَ ا للهُ عَنْهاَ قَا لَتْ : كَا نَ كَلاَ مُ رَ سُوْ لِ ا للهِ ص م . كَلاَ ماً فَصْلاً
تَفْهَمُهُ كُلُ مَنْ يَسْمَعُهُ (رواه ابو داود)
Artinya: Aisyah ra berkata: Perkataan Rasulullah
adalah ucapan yang sangat jelas, jika orang lain mendengarnya, pasti dapat
memahaminya.” (HR:Abu Daud)
1. عن ابى هريرة رَ ضِيَ ا للهُ عَنْهُ قَا لَ: قال رسو ل الله ص م: ما اجتمع
قوم فى بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله و يتدا ر سونه بينهم الا نزلت عليهم
السكينة و غشيتهم الرحمة. و خفتهم الملاءكة و ذ كر هم الله فيمن عنده (رواه مسلم)
Artinya:
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,”jika suatu kaum
berkumpul dalam majelis (baitullah) untuk membaca kitab Allah dan mempelajari,
maka pasti turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni
oleh malaikat dan diingati oleh Allah didepan para malaikat yang ada padanya.”
(HR: Muslim)
2.
STATUS, PEMBAHASAN DAN ANALISA HADITS
·
Pembahasan
Proses
Komunikasi adalah suatu proses interaksi dari satu individu dengan individu
lainnya. Melalui proses tersebut individu yang satu dapat mempengaruhi individu
lainnya, serta dapat diperoleh suatu pemahaman bersama. Sebagai suatu proses
interaksi, maka komunikasi sebaiknya dilakukan dua arah, serta timbal balik.
Karena umpan balik memainkan peranan penting dan memungkinkan bagi pengirim
pesan merubah atau memperbaiki isi pesan, khususnya apabila tujuan pengirim
pesan tidak tercapai, atau pesan yang diterima meskipun dimengerti dan
dilaksanakan oleh penerima berita, tetapi hal tersebut ternyata tidak sesuai
dengan apa yang dimaksud oleh pengirim berita (Mangunjaya, 2001:15).
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer
dan secara sekunder.
a.
Proses
komunikasi secara primer.
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian atau perasaan seseorang kepada orang lain secara
langsung dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar,
warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran
dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila
terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan , kemudian
menjadi giliran komunikan untuk men-decode pesan dari komunikator itu, dalam
proses itu komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder).
Dalam proses komunikasi antar
personal yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator
menyandi suatu pesan, lalu menyampaikannya kepada komunikan , dan komunikan
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertiannya. Komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi
decoder. Akan tetapi karena komunkasi antar personal itu bersifat dialogis,
maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan
komunikator menadi decoder.
Umpan balik memainkan peranan yang
amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau
berhentinya komunikasi, oleh karena itu umpan balik biasanya bersifat positif,
dapat pula bersifat negatif. Jika ia merasakan umpan baliknya negatif, itu
berarti uraiannya tidak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah
gayanya.
Umpan balik secara verbal adalah
tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat
maupun secara panjang lebar. Sedangkan umpan balik secara non-verbal adalah
tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata.
Komunikator yang baik adalah orang
yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya
komunikasinya ketika ia mengetahui bahwa umpan balikdari komunikan bersifat
negatif.
b.
Proses
Komunikasi secara Sekunder.
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada oaring lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua.
Media merupakan alat atau sarana
yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi. Pentingnya peranan media,
surat kabar, radio, atau televisi, merupakan media yang efisien dalam mencapai
komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Akan tetapi, menurut para ahli
komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya
dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informative. Menurut mereka, yang
efektif dan efisien dalam menyampaiakan pesan persuasive adalah komunikasi
tatap muka karena kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui
oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya , umpan balik
berlangsung secara seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan
reaksi komunikan pada saat itu juga.
Proses komunikasi secara sekunder
merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan
waktu. Seperti apa yang dikatakan oleh Laswell bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect?
Unsur-unsur dalam proses komunikasi.
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah
sebagai berikut:
Ø Sender : komunikator
yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
Ø Encoding : penyandian,
yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.
Ø Message : pesan yang
merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaiakan oleh komunikator.
Ø Media : saluran
komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
Ø Decoding :
pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Ø Receiver : komunikan
yang menerima pesan dari komunikator.
Ø Response : tanggapan,
seperangkat reaksi kepada komunikan setelah diterpa pesan.
Ø Feedback : umpan balik,
yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada
komunikator.
Ø Noise : gangguan tak
terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan
lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya..
·
ANALISA HADITS
Hadits yang pertama menjelaskan
bahwa suatu proses komunikasi terjadi secara langsung antara Nabi Muhammad SAW
dengan sahabat yang menjawab pertanyaan sampai 3 kali menjawabnya agar dapat
dipahami dan diterima dengan jelass pesan yang disampaikan oleh Nabi.
Hadits kedua dan ketiga merupakan contoh proses
komunikasi primer yakni komunikasi secara langsung. Hadits itu memberikan
pemahaman kepada kita bahwa ada upaya kuat yang dilakukan Nabi saw untuk
menyamakan arti atau makna pesan yang beliau sampaikan kepada sahabat, sehingga
tidak terjadi salah pemahaman dalam komunikasi ataupun salah pengertian. Dan
pesan yang diterima oleh sahabat bisa menyeluruh sesuai dengan apa yang
diharapkan Nabi saw.
Dalam proses komunikasi primer hanya melibatkan
penyampai pesan, pesan, lambing, dan komunikan. Dalam hadits kedua dan ketiga
dapat diketahui bahwa Nabi sebagai komunikator, isi hadits sebagai pesan, dan
Anas dan aisyah sebagai komunikannya.
Hadits yang keempat Komunikasi primer dapat kita lihat dari
perkataan Abu Hurairah yakni “Rasulullah saw bersabda” kalimat tersebut mengindikasikan bahwa Abu
Hurairah adalah komunikan yang mendapat pesan Rasulullah secara langsung,
melalui bahasa sebagai bahasa sebagai media tanpa menggunakan alat apapun.
Sedangkan
proses komunikasi sekunder dapat dilihat dari perintah Nabi saw tentang membaca
dan mempelajari kitab Allah. Karena dengan membacadan mempelajari kitab Allah
kita akan mendapat segala informasi yang kita butuhkan baik duni dan akhirat,
masa lalu atau masa depan. Semua informasi yang ada dalam Al-Qur’an adalah
pesan-pesan Allah yang disampaikan kepada umat manusia dengan suatu alat yang
berupa kitab atau mushaf atau Al-Qur’an.
Comments