REVIEW TEORI ANTROPOLOGI EVOLUSIONISME

A. Dasar atau Pemikiaran

Pemikiran dasar evolisionisme adalah bahwa ada suatu kepastian dalam tata tetib perkembangan, yang melintasi kebudayaan dengan kecepatan yang agak kecil agak besar (Baal,1988; 114). Misalkan saja dalam bidang perkawinan, Edward Watermarck bahwa ada hubungan analogis antara hewan dan manusia. Khususnya pada jenis burung, telah ada pemilihan keturunan, bahkan burung jantan juga memelihara anak-anaknya. Hal ini mengidentifikasiakn bahwa masa silam perkawinan manusia pun tidak tidak campur aduk, malinkan telah ada proses yang beradap. Perkawinan masa lalau telah berlangsung lama, telah memikirkan hubungan seksual, dan kerenanya memerlukan perawatan. Perkawinan besar kemungkinananya berupa warisan.

Homo sapiens, aslinya juga pemakan buah, seperti juga manusia kera tadinya hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Jika mereka berpencar lalau terjadi perkawinan campur aduk, sebenarnya merupakan mitos manusia purba saja. Seperi hanya penemuan masyarakat Andaman, bahwa suatu pasangan bercerai untuk mencri patner baru, selah mereka disapi. Ternyata penelitian menunjukkan, orang Andaman suami-istri yang sangat setia. Tentu saja proses semacam ini bergerak sedikit demi sedikit seiiring dengan perkembangan budaya mereka.

Adanya anggapan bahwa masa purba telah terjadi promiskuitas (kawin campur aduk) tidak selamanya benar, meskipun ada tanda-tanda yang tampak kerah itu, seperti pria lebih banyak cemburu dan terjadi poliandri, hal ini mungkin terjadi beberapa kali saja. Begitu pula tentang hubungan kelamin sebelum perkawinan dan konsep jusprimae noctis (hak malam pertama), yang telah dipraktekan pada masa feodal melalui kekuasaan dan perkosaan, masih perlu dikaji lebih lanjut. Karena, dengan adanya etika perkawinan yang mengikat mereka tentu lambat laun proses cultural semacam itu telah berubah.

Pandangan tentang ketakutan hubungan seks dalam keluarga antara ayah dan anak gadisnya dan larangan perkawinan semasa saudra pria dan wanita (incest), juga penting dalam teori evolusionisme. Masalah ini, jika dilakukan jelas akan melanggar hokum alam dan kodrat manusia. Budaya semacam ini jelas tidak dibenarkan karena akan ada akibat-akibat tertentu yang kurang menyenagkan.

Penelitian evolusi di Indonesia, dapat mengambil objek tentang perkawinan tentang salah satu marga, hubungan kekerabatan religi dan sebagainya. Misalkan saja, penelitian dapat menitik beratkan peranan mas kawin yang pada awalnya berfungsi sebagai alat untuk perdamaian selah ada kawin lari. Penelitian juga dapat mengkaji masalah religiusitas sejah ada pengaruh hindu jawa, ada abangan, santri, priyai, aliran kepercayaan, dan sebagainya.

Penelitian terakhir ini dapat memanfaatkan teori evolusi E. B. Tayor tentang religi. Menurutnya, hubungan jiwa dengan jasmani pada saat tidur atau pingsan tetap ada. Hanya apabila manusia telah mati, terputuslah hubungan jiwa dan jasmani. Jiwa yang telepas dari jasmani itu dapat berbuat sekehendaknya. Alam semesta akan penuh dengan jiwa bebas tersebut, yang tidak lagi disebut soul (jiwa) melainkan spirit (roh halus). Jika manusia menghormati roh tersebut dengan jalan persembahyangan disebut pahanm animism.

Terjadinya kepercayaan seperti itu karena adanya konsep survivals. Artinya, sisa–sisa kebudayaan sebelumnya yang masih dilestarikan pada masa kebudayaan baru. Survival ini mungkin sekalihanya berupa motif-motif spiritual, dongeng, permainan, benda keramat dan sebagainya. Tentu saja, studi evolusi budaya manusia tidak terbatas pada masa lalu saja, melainkan bisa diterapkan pada masa kini. Namun, studi evolusi budaya masa kini mustinya telah berubah menjadi penelitian perubahan budaya yang cabangnya telah amat beragam. Pleh karerna itu, perubahan budaya dapay melalui berbagai segi dan cara yang unik. Maka dari itu, evolusi semakin kurang diminati oleh pengkaji budaya masa kini. Selanjutnya, ketika evolusi mengalami kemunduran, muncul difusi budaya. Yakni, sebuah kajian tentang proses pengadopsian atau peminjaman budaya dari satu wilayah ke wilayah lain.

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki