Pentingnya Jurnalistik
I. Mengapa
Jurnalistik penting untuk dipelajari
Jurnalistik adalah ilmu wajib yang harus
dipelajari mahasiswa, bahkan jika memungkinkan setiap warga negara diharuskan
untuk memahami jurnalistik sebagai bagian dari kehidupan mereka. Ada dua alasan
yang mendasari mengapa jurnalistik penting untuk dipelajari :
1. Jurnalistik
memmpengaruhi kita dalam melihat sebuah pemberitaan. Jurnalistik dapat
mengkonstruksi atau membentuk relaitas yang sebenarnya. Sesuatu yang salah
dapat dipandang benar ketika dibentuk sebagi kebenaran oleh media, dan
sebaliknya. Perkembangan jaman yang begitu pesat, pertumbuhan teknologi yang
cepat, diperkirakan akan mematikan keberadaan jurnalistik, sehingga muncul
istilah ”Zombie Institution”.
Tanpa disadari, realitas yang ada di sekeliling
kita saat ini sebetulnya adalah sebuah konstruksi dari media massa. Sebagai
contoh, kasus pimpinan kpk yang terkena suap. Sampai detik ini publik
dihadapkan pada kebingungan, pemeberitaan manakah yang benar. Saat CDR dan BSR ”dikriminalisasi”
karena diduga melakukan pemerasan terhadap Anggodo, maka media berlomba2
memberikan dukungan keberpihakan, sampai2 dukungan ini menjadikan masyarakat
seluruh Indonesia yakin bahwa keduanya tidak bersalah. Belum lagi kasus
antasari, dll. Teori konstruksi media ini dipelopori oleh Peter L Berger.
2. Kemajuan
teknologi, berimbas pada pertumbuhan media baru, etik dan aturan jurnalistik
yang sudah lama digunakan dan ditaati lambat laun menjadi tergerus dan
terhilangkan. Oleh karena pertumbuhan media baru harus diiringi dengan
penguatan jurnalistik yang ada. Sebab jika tidak, yang ada adalah kebohongan
dan adu domba. Karena jurnalistik memiliki peranan penting dalam membentuk
tatanan masyarakat yang ideal, maka mempelajari jurnalistik mutlak harus
dilakukan oleh setiap orang.
Manusia telah hidup di tiga era yang berbeda, era
pertanian, industri dan era informasi. Yang membedakan dari ketiga era adalah
sumber penghidupan utama. Jika pada era pertanian, ketahanan hidup seseorang
sangat ditentukan oleh luasan lahan pertanian yang dimiliki, maka pada era
indutri, ketahanan hidup seseorang ditentukan oleh seberapa pandi manusia
mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau jadi, dengan menggunakan
mesin industri yang ada. Berbeda dengan kedua era sebelumnya, di era informasi,
ketahanan hidup seseorang ditentukan oleh seberapa bijak seseorang menyikapi
setiap informasi yang diperoleh, sebab informasi akan mengalir deras melalui
bermacam kanal yang ada. Disinilah kemudian dibutuhkan jurnalistik sebagai
filter setiap informasi yang ada.
Jurnalistik memiliki fungsi beragam bagi setiap
orang. Bagi pengguna media, jurnalistik berfungsi sebagai filter untuk memilah
berita baik dan buruk, sehingga pengguna tidak sampai salah dalam mengkonsumsi
sebuah berita. Sedang bagi jurnalist, jurnalistik sebagai rambu dalam
memproduksi sebuah berita, sehingga ketika akan disajikan kepada masyarakat
adalah berita yang benar-benar layak untuk dikonsumsi dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika seorang jurnalis tidak berpegang teguh pada etik
dan rambu jurnalistik yang ada, maka yang disajikan hanyalah kebohongan, fitnah
dan adu domba, dan yang terjadi justru kekacauan di tengah masyarakat.
Jurnalistik yang erat kaitannya dengan media dan khalayak, menjadikan daya tarik
tersendiri bagi pemilik media, bagi mereka, jurnalistik dan media dapat
digunakan sebagai lahan mencari keuntungan, bahkan untuk membangun kekuasaan.
Dengan perolehan iklan yang begitu besar, maka keuntungan yang didapat pun akan
berlimpah, sehingga tidak jarang diantara pemilik media yang mengesampingkan
nilai-nilai jurnalistik yang benar hanya untuk meraih iklan dan keuntungan yang
berlimpah.
Memahami Jurnalistik dengan baik menjadi kunci
untuk tetap bertahan di era informasi. Pada era ini arus informasi mengalir
begitu deras melalui berbagai kanal, apabila tidak dicerna dengan baik maka
yang ada hanyalah kesesatan berita dan kebohongan.
II. Apa
yang seharusnya dilakukan oleh Jurnalis
Jurnalis
adalah tugas mulia jika dibangun dengan kejujuran dan etika yang baik. Dan
jurnalis yang baik adalah jurnalis yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a.
Melakukan pemberitaan secara objektif (not self
perception)
Berita yang baik adalah berita yang sesuai fakta dan dapat dipertanggung
jawabkan. Dikhawatirkan, berita yang sampai di masyrakat adalah buah “karya”
jurnalis, bukan berita yang sesuai fakta. Oleh sebab itu jurnalis harus
independent, dan tidak beraliansi dengan pihak tertentu. Bisa dibayangkan,
seandainya seorang jurnalis bergabung dengan partai A, sedang dia harus meliput
prestasi partai B, maka kecil kemungkinan berita yang tersaji adalah berita
yang sebenarnya.
b.
Sadar
bahwa Jurnalis adalah profesi publik
Harus disadari bahwa jurnalis
adalah profesi publik, dimana orientasi utama adalah kepentingan publik, bukan
lembaga atau pihak tertentu. Sehingga diharapkan setiap pemberitaan yang lahir
berpihak pada kepentingan publik.
c.
Menciptakan
suasana damai di tengah masyarakat
Sebagaimana yang saya uraikan
di atas, bahwa segala pemberitaan yang sampai ke masyarakat menimbulkan
konsekuensi tersendiri bagi masyarakat. Jika pemberitaan yang dimunculkan tidak
dibangun dengan profesionalitas yang tinggi, maka yang terjadi adalah fitnah,
kebohongan dan provokasi, dan kemudian yang muncul di masyrakat adalah
perpecahan, konflik dan kebencian. Tetapi jika sebuah berita tersebut lahir
dari jurnalis yang baik, dan berita dibangun dengan etika yang baik pula, maka
mudah tercipta susana damai di tengah masyarakat.
d.
Sadar
akan konsekuensi yang mungkin muncul
Beberapa kasus yang menimpa
jurnalis menjadi bukti bahwa profesi jurnalis adalah profesi yang sangat rentan
dengan konflik dan sarat kepentingan. Contoh : kematian ridwan salamun (kontributor Sun TV - MNC) saat meliput bentrok antar warga
maluku, kematian anak agung parabangasa yg diduga dibunuh Nyoman Susrama (adik
bupati bangli), dll.
Comments