teori, pendekatan, metode, dan praktik pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai
seorang mahasiswa yang duduk dalam fakultas pendidikan, kemungkinan besar akan
menjadi seorang pendidik, yang mana guru atau pendidik itu tidak asal-asalan.
Pendedik harus mempunyai bekal yang baik sehingga bisa di jadikan contoh untuh
para muridnya.
Pembelajaran
kurang efektif jika hanya dilakukan oleh salah satu pihak saja, namun
pembelajaran melibatkan keduanya yaitu guru dan muridnya. Sebagai seorang guru
harus mengetahui tengtang teori-teori pembelajaran yang baik, mempunyai methode
yang jenius dan mudah untuk diterapkan serta kekretifitas yang sangat tinggi.
Pendekatan
juga memerlukan pendekatan untuk memaksimalkan proses belajar mengajar, serta
menjadikan anak didik lebih mafhum.
B.
Tujuan Penulisan
Makalah
ini ditulis untuk mengetahui tentang pengertian (Ta'rif):
1.
Teori
2.
Pendekatan
3.
Metodhe
4.
Praktik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori (An-Nadhory)
Teori
adalah system konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara
konsep-konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomina.[1]
Jadi, sebuah teori bisa dikatakan sebagai hasil dari kegiatan pengamatan atau eksperiman
tentang satu hal tertentu sehingga hal tersebut bisa dijadikan suatu acuan.
Dalam
buku psikologi pendidikan dijelaskan tentang macam-macam teori pendidikan yang
menonjol, diantaranya:
1.
Teori
Koneksionisme
Teori
ini adalah teori yang ditemukan oleh Edward L.Thorndike yang berdasarkan pada
eksperimennya terhadap seekor kuncing tentang fenomena belajar. Menurut teori
ini belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons, teori ini juga di
kenal dengan sebutan Trial and Error Learning dalam artian untuk
mencapai suatu tujuan memerlukan waktu yang lumayan panjang dan benyak
kekeliruan.
2.
Teori Pembiasaan
Klasik
Teori
ini berkembang berdasarkan pada eksperimen Ivan Palove dengan seekor anjing
yang diberikan pembiasaan dengan bel dan daging, pada mulanya anjing selalu
mengeluarkan air liur tanpa diberi makanan, rsebut tidak mengeluarkan air liur,
kemudian dilakuakan pembiasaan dengan menyugukan bel dengan danging secara
bersamaan, setelah dilakukan berulang-ulang, suara bel dibunyikan tanpa daging
namun anjing tersebut dengan reflek mengeluarkan air liurnya. Oleh karena itu
belajar menurut teori ini adalah berdasarkan pada kebiasaan yang ada.
3.
Teori Pembiasaan
Prilaku Respons
Teori
ini adalah teori belajar yang paling muda dan masih sangat berpengaruh hingga
masa kini, teori ini dikembangkan oleh Skinner pada eksperimennya dengan seekor tikus yang ditaruh didalam box
yang dikunci dan diberi makanan didalamnya, awalmula tikus tersebut mengobrak
abrik segala macam benda yang ada didalam box untuk bisa membuka kunci box
tersebut, teori ini sedikit menyerupai dengan teori Thorndike, namun teori
Skinner lebih menekankan pada penguatan.[2]
B. Pendekatan
(Al-Madkhol)
Pendekatan
belajar (approach to learning) adalah sebuah strategi yang dilakukan
oleh seorang pendidik untuk mencapai keberhasilan belajar sisiwa. Sering
terjadi siswa yang mempunyai kongnitif yang lebih tinggi dari anak didik yang
lain, hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan teman-temannya. Bukan hal
yang mustahil jika anak cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestasi yang
jauh lebih rendah dari pada teman-temannya.
Pendekatan
belajar yang sering kita jumpai di sekolah-sekolah yang dilakukan oleh guru
kepada muridnya guna untuk mengajarkan atau memahamkan materi dalam bidang ilmu
yang sedang ditekuni serta yang bisa kita jadikan contoh adalah:
1.
Pendekatan Hukum
Jost
Menurut
Reber tentang hukum jost ini adalah siswa yang lebih sering lebih sering
mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah mengembalikan kembali memory
lama yang berhubungan dengan materi yang ditekuni, bedasarkan asumsi dari hukum
jost maka belajar dengan kiat 2x5 jauh lebih baik dari pada 5x2, walupun jumlah
perkaliaannya sama. Maksudya adalah, mempelajari suatu materi dalam 2 jam
selama 5 hari itu lebih efisien dari pada belajar 5 jam dalam 2 hari.
2.
Pendekatan
Ballard & Clanchy
Menurut
Ballard & Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh
sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam
siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:
a)
Melestarikan
materi yang sudah ada (Conserving), dalam artian siswa hanya berusaha
untuk mengembalikan kembali fakta yang telah didapat tanpa ingin
mengembangkannya.
b)
Memperluas
materi (Extending), dalam artian siswa ini lebih aktif dalam berfikir,
tidak hanya berpatok pada materi yang dia dapatkan, melainkan dia berfikir
secara mendalam dan meninterpretasikan fakta dan informasi.
3.
Pendekatan Biggs
Menurutnya,
pendekatan belajar siswa dapat di kelompokkan dalam 3 bentuk dasar, yaitu:
a.
Pendekatan
permukan/bersifat lahiriyah (surface), siswa yang menggunakan pendekatan
ini biasanya mau belajar karena dorongan dari luar, diantaranya karena takut
tidak lulus, oleh karena itu gaya belajar siswa ini santai, asal hafal, dan
tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
b.
Pendekatan
mendalam (deep), siswa ini mempelajari sebuah materi karena memang dia
tertarik dan merasa membutuhkannya, oleh karena itu gaya belajarnya serius dan
berusaha memahami materu secara mendalam dan memikirkan cara pengaplikasiannya.
Bagi siawa ini lulis dengan nilai baik itu penting, tetapi lebih penting
memiliki pengetahuan yang banyak dan bermanfaat.
c.
Pendekatan
pencapaian prestasi tinggi (achieving), siswa ini belajar didasarkan
pada ambisi pribadi yang besar untuk meningkatkan prestasinya, siswa ini
belajar lebih serius dari pada siswa yang belajar dengan pendekatan yang lain,
siswa ini memiliki ktrampilan yang cerdik dan efisiendalam mengatur waktu dan
sebagainya.
Adapun
pendekatan pembelajaran adalah proses atau upaya yang dilakukan seorang guru agar
murid melakukan belajar, jadi pembelajaran tidak hanya guru memaparkan materi
saja, namun pendekatan pembelajaran adalah guru mengajarkan atau menyajikan
materi dan murid belajar atau menyerap materi tersebut dalam situasi
interaktif-edukatif.
Beberapa
macam pendekatan yang tebilang bisa diimplementasikan dalam bernagai bentuk
adalah pendekan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
dan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan), namun apapun nama pendekatan itu tidak menjadi masalah yang
terpenting adalah bagaimana kita sebagai seorang guru bisa mengembangkan kreasi
baru baik itu metode, bahan dan strategi.[3]
Dalam pendekatan ini sangat dianjurkan semua guru mempunyai kekreatifitas yang
tinggi, sehingga siswa tidak bosan deng pembelajaran.
Selain
dua nama pendekatan diatas, ada beberapa pendekatan yang lain diantaranya:
1.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
kontekstual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru yang membantunya
untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2.
Pendekatan
Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme berasumsi bahwa siswa
belajar sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas kemudian siswa
mengkonstruksi sendiri pemahamannya dan pemahaman tersebut diperoleh dari
pengalaman belajar yang bermakna. Pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran merupakan pendekatan pembelajaran dimana
pengetahuan baru tidak diberikan dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa
membentuk sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya dalam
proses asimilasi dan akomodasi.
3.
Pendekatan
Deduktif dan Induktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang
mengutamakan penalaran dari umum ke khusus, sedangkan pendekatan induktif
adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan suatu kesimpulan
yang kongkrit dan nyata.
4.
Pendekatan
Konsep dan Proses
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan di mana
siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep yang
terkandung didalamnya, sedangkan pendekatan proses adalah suatu
pendekatan yang mempunyai tujuan utama pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah ilmiah seperti
melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
5.
Pendekatan
Sains, Tekhnik dan Masyarakat
Pendekatan sains teknologi dan masyarakat yang di dalam
bahasa Inggris disebut "Science Technology and Society" merupakan
suatu pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan issu teknologi yang ada
di masyarakat.(Astuti,2001) Dengan pendekatan ini, peserta didik dikondisikan
agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi
sederhana yang diikuti dengan pemikiran untuk mengatasi dampak negatif yang
mungkin timbul dari munculnya produk teknologi.[4]
BAB III
KESIMPULAN
Teori
adalah system konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara
konsep-konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomina. Jadi, sebuah teori
bisa dikatakan sebagai hasil dari kegiatan pengamatan atau eksperiman tentang
satu hal tertentu sehingga hal tersebut bisa dijadikan suatu acuan. Ada
beberapa macam teori pendidikan, yaitu:
1.
Teori
Koneksionisme
2.
Teori Pembiasaan
3.
Teori Pembiasaan
prilaku
Pendekatan pembelajaran adalah guru
mengajarkan atau menyajikan materi dan murid belajar atau menyerap materi
tersebut dalam situasi interaktif-edukatif. Ada beberapa macam pendekatan
pengajaran, yaitu:
1.
Pendekatan PAKEM
dan PAIKEM
2.
Pendekatan
Konstruktivisme
3.
Pendekatan
konsep dan proses
4.
Pendekatan
deduktif dan induktif.
Comments