Konsep Ilmu Sosial Tentang : Individu, Keluarga Dan Masyarakat Dan Stratifikasi Sosial : Pengertian, Contoh, Kelemahan Dan Kelebihan
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Selama ini kita sering mendengar istilah di sekitar kita tentang
individu, keluarga, dan masyarakat. Namun, tak jarang kita kurang memahami apa
yang dimaksud dengan individu, keluarga dan masayarakat. Sehingga kita juga kadang
mengungkapkan kesalahan tentang apa saja yang dimaksud individu, keluarga, dan
masayarakat.
Dalam bermasayarakat pun stratifikasi social sering menjadi sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan. Stratifikasi social sendiri adalah suatu pelapisan
yang dilakukan msyarakat untuk membedakan kelas-kelas manakah masyarakat
tersebut seharusnya berada. Selain itu juga kelebihan dan kekurangan
stratifikasi social perlu kita ketahui untuk lebih menyikapi bagaimana
stratifikasi social dalam bermasyarakat dengan baik.
- Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian individu, keluarga, dan
masyarakat ?
2.
Bagaimana
bentuk keluarga dan syarat-syarat terbentukanya masyarakat?
3.
Apakah pengertian stratifikasi sosial dan contohnya ?
4.
Apa kelebihan dan kekurangan stratifikasi
sosial ?
- Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan individu, keluarga dan masyarakat.
2.
Untuk
mengetahui apa saja bentuk keluarga dan syarat-syarat terbentuknya msyarakat.
3.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud stratifikasi social dan contohnya.
4.
Untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan stratifikasi social.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Individu, Keluarga dan Masyarakat
a.
Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat
- Individu
“Individu” (Bahasa Perancis) artinya orang seorang. Kata ini selalu
mengacu pada manusia dan tidak pada yang bukan manusia, dalam hal ini adalah
satu orang manusia. “ in-dividere” berarti makhluk individual yang tidak dapat
dibagi-bagikan. Kata sifatnya adalah “individual” (Bahasa Perancis) menunjukan
pada satu orang yang sekaligus untuk membedakannya dengan masyarakat (individu
and society), dan juga dimaksudkan ciri-ciri khas yang melekat pada satu orang
tersebut.[1]
Kata “individu” berasal dari kata latin yakni individium, yang memiliki arti “yang tak terbagi”, jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas, individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak
dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perorangan sehingga sering disebut “orang seorang” atau “manusia perorangan”,
dalam arti ini individu adalah seorang manusia yang tidak memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik tentang dirinya, akan
tetapi banyak hal-hal yang spesifik tentang dirinya dan orang lain.[2]
Manusia dikatakan sebagai individu apabila pola tingkah lakunya
sudah bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menurut pola tingkah
laku yang umum. Di dalam sebuah massa, manusia cenderung menyingkirkan
individualitasnya karena tingkah lakunya adalah hamper identik dengan tingkah
laku massa yang bersangkutan. Dalam hubungan ini dapat dicirikan, apabila
manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepenitngan pribadi, maka
disebut manusia sebagai makhluk individu, sebaliknya apabila
tindakan-tindakannya merupakan hubungan dnegan manusia lainnya, maka manusia
itu dikatakan makhluk social.
Selama perkembangan manusia menjadi individu, ia pun mengalami
bahwa kepada dirinya di bebani berbagai peranan. Peranan-peranan ini terutama
dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia yang disebut makhluk
social. Tidak jarang dapat timbul konflik , karena tingkah lakuu yang spesifik
dalam diri individu bercorak atau bertentangan dengan peranan yang dituntut
oleh masyarakat. Dalam kenyatan hidup ditengah-tengah masyarakat, setiap warga
masyarakat (individu) yang wajar dapat menyesuaikan tingkah lakunya menurut
sitiasi dan kondisi.
Individu terdiri atas dua dimensi, yaitu fisik
dan psikis. Sikap, perbuatan, emosi, dan sebagainya merupakan refleksi gabungan
dari kedua dimensi. Tiap dimensi pada dasarnya mempunyai potensi lahiriah dan
potensi batiniah. Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi fisik dapat berupa
gerakan anggota badan, pancaindera, dan lain-lain. Sedangkan potensi batiniah
mengacu potensi psikis dapat berupa inteligensi, emosi, dan lain-lain.
- Keluarga
Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat yang terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.[3] Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk
dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak
berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga
dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami
isteri anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu
yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia.[4]
Keluarga adalah meripakan kelompok primer yang paing penting dalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan
laki-laki dan perempuan, yang hubungan tersebut berlangsung lama untuk
menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni
merupakan suatu kesatuan social yang tersiri atas suami-istri dan anak-anak
yang belum dewsasa.[5]
Para antropologi melihat keluarga sebagai suatu kesatuan social
terkecil yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk social. Pendapat ini
berdasarkan atas kenyataan bahwa sebuah keluarga adalah suatu kesatuan kekerabatan
yang juga merupakan suatu tempat tingga yang ditandai oleh adanya kerjasama ekonomi,
dan mempunyai fungsi untuk berkembang biak, mensosialisasikan atau mendidik
anak, menolong serta melindungi yang lemah khususnya merawat orang-orang tua
mereka yang telah jompo.
Dalam berbagai masyarakat terdapat keluarga-keluarga yang tidak
hanya terdiri dari suami-istri dan anak-anak mereka; bisa juga dengan suami
atau istri yang lebih dari satu. Keluarga semacam terwujud karena dalam
masyarakat diizinkan berlakunya perkawinan poligami. Ada dua macam poligami,
yang pertama poligini yaitu perkawinan terdiri dari satu suami dan beberapa
istri, yang kedua poliandri yaitu perkawinan yang terdiri dari satu istri dan
suami lebih dari satu.
- Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang beraal dari kata socius
artinya kawan, sedangkat kata ,asyaarat berasal dari bahasa Arab, yaitu syrik, yang artinya bergaul, artinya
saling bergaul disinia adalah bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan
manusia seorang melainkan oleh unsure-unsur kekuatan lain dalam lingkungan
social yang merupakan kesatuan.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling
berinteraksi,[6]
yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterkaitan
untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat
dengan jelas proyeksi individu sebagai (input) bagi keluarga sebagai tempat
terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil (output) dari
proyeksi tersebut.
Ralph Linton menytakan bahwa masyarakat adalah kelompok menusia
yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka sendiri dan mengaggap diri mereka sebagai suatu kesatuan social dengan
batas yang dirumuskan secara jeas.
Msyarakat terdiri atas kelompok besar maupun kecil tergantung pada
jumlah anggotanya. Dalam pengelompokkan ini serin g dibedakan menjadi dua,
yaitu kelompo primer dan sekunder. Sedangkan menurut fungsinya terdapat
kelompok orang dalam (in-group) dan
orang luar (out-group).
2.
Bentuk keluarga dan syarat-syarat terbentuknya masyarakat
2.1
Bentuk keluarga
a)
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak
b)
The
dyad family
Keluarga yang
terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah.
c)
Keluarga
usila
Keluarga yang
terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan
diri.
d)
The
childless family
Keluarga tanpa
anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada
wanita.
e)
The
extended family
Keluarga yang
terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear
family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
f)
The
single parent famili
Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
2.2
Syarat-syarat terbentuknya Masyarakat
a.)
Kelompok sosial
b.)
Kebudayaan
c.)
Lembaga sosial
d.)
Stratifikasi sosial
e.)
Kekuasaan dan wewenang
3.
Stratifikasi
Sosial
3.1 Pengertian Stratifikasi
Sosial
Stratifikasi sosial (social stratification) merupakan suatu sistem di mana kelompok
manusia terbagi dalam lapisan-lapisan sesuai dengan kekuasaan, dan kepemilikan.[7] Stratifikasi sosial tidak
merujuk pada individu, tetapi stratifikasi sosial merupakan cara untuk
menggolongkan sejumlah besar kelompok manusia ke dalam suatu hirarki
(tingkatan) sesuai hak-hak istimewa relatif mereka. Stratifikasi sosial bahkan
mempengaruhi cara berpikir manusia tentang kehidupan.
Masyarakat yang berbeda akan memiliki pengaturan-pengaturan
kelas sosial yang berbeda juga. Di dalam masyarakat Amerika Serikat, masyarakat
terbagi atas kelas bawah, kelas pekerja, kelas menengah dan kelas atas.
Masyarakat Amerika membagi kelas sosial mereka atas dasar tiga indikator pokok,
yaitu pendapatan, jabatan / pekerjaan, dan pendidikan, kemudian ditambah
faktor-faktor lain seperti ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin, lokasi tempat
tinggal dan latar belakang.
Selama masyarakat memiliki sesuatu untuk
dihargai (setiap masyarakat memiliki sesuatu untuk dihargai), maka akan menjadi
bibit yang dapat menumbuhkan sistem stratifikasi sosial. Sesuatu yang dihargai
masyarakat mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah,
kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan agama atau mungkin juga keturunan yang
terhormat.
Dalam sistematis kehidupan sehari-hari dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan juga
terbuka (open social stratification).
System pelapisan social yang tertutup membatasi kemungkinan perpindahan
sesorang untuk naik atau turun ke lapisan yang lainnya. Dalam system demikian,
satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
dari faktor keturunan atau kelahiran.sebaliknya dalam system terbuka, setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri
untuk naik lapisan. Atau bagi mereka yang tidak beruntung akan jatuh dari
lapisan atas menuju ke lapisan bawah.
3.1
Contoh Stratifikasi Sosial
Stratisikasi
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah stratifikasi
pekerjaan (accupational stratification).
Di bidang perkerjaan modern sekarang kita mengenal berbagai stratifikasi yang
mencerminkan stratifikasi pekerjaan, seperti misalnya pembedaan antara manajer
derta tenaga eksekutif dan tenaga administrative, seperti dosen, lektor, dan
guru besar.
Stratifikasi
ekonomi (economis stratification)
juga sering kita jumpai. Stratifikasi ekonomi, yaitu pembedaan warga masyarakat
berdasarkan penguasaan dan pmilikan materi. Dapat disimulasikan seperti,
pembedaan warga masyarakat berdasarkan penghasilan dan kekayaan mereka menjadi
kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
Stratifikasi
tertutup dan terbuka dapat kita lihat pada masyarakat Bali atau India yang
menjunjung tinggi kasta. Mereka masih termasuk dalam masyarakat feudal, dimana
masyarakatnya masih tergantung pada perbedaan-perbedaan rasial. System kasta
juga dapat dijumpai di masyarakat Amerika Serikat, dimana terdapat pemisahan
yang tajam antara kulit putih dan kulit hitam.
3.2 Kekurangan dan Kelebihan Stratifikasi Sosial
a.
Kelebihan
Stratifikasi Sosial
Menurut pendapat Parsons, stratifikasi sosial
diperlukan dan dikehendaki pada suatu masyarakat kompleks yang berorientsi pada
kemajuan. Pentingnya stratifikasi sosial terletak pada proses penempatan atau
penentuan alokasi imbalan serta hubungan dengan posisi-posisi, sesuai dengan
tanggung jawab kolektif yang dibebankan atau dipercayakan, sehingga seluruh
sistem berjalan secara fungsional dan efektif. (Talcott Parsons 1957:160).[8]
Davis dan Moore menambahkan, bahwa jenjang
posisi dan imbalannya juga ditentukan karena terbatasnya personalia yang
memenuhi syarat. Kalau kewajiban dari suatu posisi menghendaki bakat yang
tinggi dan ketrampilan, maka imbalan perlu diperbesar. Davis dan Moore juga
menambahkan, bahwa walaupun stratifikasi bersifat universal, namun
bentuk-bentuknya adalah sesuai dengan fungsi-fungsi kemasyarakatan yang utama.
Mempermasalahkan manfaat kegunaan konsepsi
kelas bukan berarti menyatakan, bahwa sama sekali tidak ada perbedaan sosial
dan diferensiasi sosial dalam masyarakat. Pentingnya permasalahan itu adalah
sistem untuk menunjukkan lebih relevannya diferensiasi status dari berbagai
kelompok-kelompok tertentu apabila dipertentangkan dengan kelas-kelas sosial
besar. Memang tidak ada bukti akan adanya masyarakat di mana
perbedaan-perbedaan sosial tidak dikenal. Akan tetapi, faktor kedudukan atau
status sosial yang biasanya merupakan posisi tertentu, merupakan suatu unsur
baku dari stratifikasi sosial.
Selain itu stratifikasi sosial berfungsi
sebagai distribusi hak-hak istimewa yang objektif, membentuk sistem
strata/pertanggapan (tingkatan) dalam masyarakat, menentukan lambang
status/kedudukan, proses seleksi untuk melakukan perpindahan kedudukan/status
sosial, dan sebagai alat solidaritas dalam kehidupan masyarakat.
b.
Kelemahan
Stratifikasi Sosial
Secara umum dapat dikatakan, bahwa gaya hidup
memberikan pembatasan pada pola interaksi. Gejala itu dengan sendirinya
mengakibatkan bahwa seseorang akan menahan diri untuk bergaul dengan orang lain
yang lebih rendah kedudukannya. Gejala tersebut juga menyebabkan bahwa dalam
proses perkawinan diadakan pembatasan-pembatasan; orang cenderung mencari
isteri atau suami dari lingkungan “sendiri”. Batas-batas tadi mungkin akan
menjadi kaku, sehingga wujudnya seperti kasta.Jika hal itu terjadi, maka
kehormatan status menjadi suatu hak istimewa yang mempunyai dasar hukum
tersendiri.
Weber dan Marx memandang bentuk stratifikasi
sosial sebagai gejala yang bervariasi dalam lintasan sejarah. Keduanya mengakui
bahwa stratifikasi sosial merupakan pencerminan dari organisasi sosial suatu
masyarakat. Bervariasinya adalah sesuai dengan kemungkinan terjadinya perubahan
pada fungsinya dalam organisasi tersebut. Kedudukan dan peranan dari buruh tani
merupakan suatu contoh dari persamaan serta perbedaan antara teori Weber dan
Marx. Sebagai golongan yang hanya mampu untuk menjual tenaga dan jasa, maka
mereka (buruh tani) berada pada posisi yang rendah. Weber juga memberikan
perhatian pada posisi rendahnya sebagai kelompok status. Suatu masalah yang
penting yang dapat mengidentifikasikan perbedaan antara kedua teori tersebut,
menyangkut derajat sejauh manakah pertimbangan-pertimbangan terhadap kelas dan
status akan dapat dipisahkan antara yang satu dengan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Dany. 2011. Pengantar Sosiologi
Dasar. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hidayati, Nur. 2000. IAD, ISD, IBD.
Bandung: Pustaka Setia.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Soekanto, Soejono. 1983. Struktur
Masyarakat. Jakarta: Citra Niaga Rajawali.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia.
[1]
Kaho, Josep Riwu. Ilmu Sosial
Dasar.Usaha Nasional:Surabaya.1986.hal.69
[2]
Tim penyusun MKMD IAIN Sunan Ampel Surabaya, IAD-ISD-IBD,SAP : Surabaya.
hal:81.
[3]
Kaho, Josep Riwu. Ilmu Sosial
Dasar.Usaha Nasional:Surabaya.1986.hal.77
[5]
Ibid, hal. 79
[7]
Henslin, James. 2006. Sosiologi
dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.hal.178
[8]
Soerjono, Soekanto. Struktur Masyarakat. (Jakarta: Citra
Niaga Rajawali, 1983), hal: 255
Comments