Riset tipe prilaku konsumen dalam membeli kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalan
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Negara Indonesia adalah negara agraris yang
dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya
dari sektor pertanian. Hasil
olahan dari sektor pertanian dapat
berupa bahan baku untuk makanan dan minuman
yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup
masyarakat Indonesia. Hasil pengolahan bahan
minuman yang bersumber dari
sektor pertanian sangat diperlukan
masyarakat untuk membantu dalam
proses metabolisme tubuh, penghilang
dahaga serta untuk menjaga kesehatan tubuh maupun
gaya hidup. Salah satu jenis minuman yang populer dimasyarakat adalah
Kopi. Kopi paling banyak digemari oleh masyarakat terutama kaum laki-laki.
Jumlah permintaan produk Kopi cukup tinggi di
pasar. Permintaan terhadap suatu produk Kopi dipengaruhi
adanya selera konsumen terhadap produk Kopi.
Berbagai macam produk Kopi yang dijual dipasaran menyebabkan persaingan antar
produsen Kopi, sehingga bagi pemasar Kopi perlu memahami perilaku konsumen
untuk kemudian menyusun suatu
strategi pemasaran dalam memperebutkan
konsumen,yang artinya marketing harus
mengetahui apa yang dibutuhkan
konsumen dan meneliti alasan apa yang
menyebabkan konsumen memilih dan membeli produk tersebut.
Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen
akan meningkatkan pasar dan dapat mempengaruhi
keputusan konsumen sehingga membeli apapun yang
ditawarkan pemasar.
B.
Perumusan Masalah
Kopi merupakan jenis minuman
yang digemari oleh masyarakat. Para konsumen Kopi
membeli Kopi biasanya dikarenakan kebiasaan dan
kefanatikan konsumen dengan Kopi yang sering
mereka konsumsi sehari-harinya. Dalam menarik
perhatian konsumen, produsen berusaha untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Berbagai
merek produk menawarkan keunggulannya masing- masing
yang diwujudkan dalam atribut yang melekat dalam suatu produk seperti rasa, aroma, warna,
kemasan, kapasitas isi, harga, dan
sebagainya sehingga menimbulkan perbedaan antar merek. Kopi merupakan
salah satu produk yang memiliki banyak pesaing. Terdapat
beberapa produk Kopi dengan berbagai merek dan variasi bentuk
kemasan yang dijual di pasar tradisional. Merek-merek Kopi
yang banyak beredar dipasaran antara lain merek Kapal
Api, Top,ABC dan masih banyak lagi merek-merek Kopi yang dijual di
pasar modern maupun tradisional. Banyaknya merek Kopi yang
ada dipasaran akan memunculkan
perilaku konsumen terhadap perbedaan antar merek.
Ada banyak konsumen Kopi
mengkonsumsi Kopi dengan berbagai alasan berdasarkan atribut yang
ada pada Kopi itu sendiri. Atribut Kopi diantaranya adalah (1) Rasa yang
memberikan kenikmatan tersendiri bagi
konsumen, (2) Aroma, tidak
semua Kopi memiliki aroma, konsumen Kopi biasanya
senang mengkonsumsi Kopi yang memiliki
aroma wangi karena dapat menambah kenikmatan
saat mengkonsumsinya, (4) Kemasan dan desain
kemasan, kemasan Kopi yang terbuat dari alumenium foil dirasa
cukup mudah untuk dibuka
jika akan dikonsumsi dan desain
kemasan dengan warna desain yang bermacam-macam
membuat ketertarikan tersendiri bagi konsumen Kopi, dan (5) Harga, harga
produk yang relatif terjangkau memberikan kecenderungan
perilaku konsumen low involvemen (keterlibatan
rendah), ditandai dengan pengambilan keputusan yang tidak memerlukan banyak
pertimbangan, artinya konsumen tanpa harus berpikir panjang untuk membeli Kopi karena harga Kopi yang
murah. Namun, tidak secara otomatis dapat
dipastikan perilaku konsumen dalam pembelian Kopi
low involvemen (keterlibatan rendah).
Bagi pengkonsumsi Kopi, kenikmatan
dan keistimewaan citarasa Kopi penting
karena dapat memberikan
kepuasan tersendiri yang
ditandai dengan usaha mengumpulkan
informasi-informasi terlebih dahulu, membandingkan
produk, selanjutnya mengevaluasi untuk
menentukan pilihan yang
terbaik. Sehingga seharusnya perilaku konsumen Kopi adalah hight
involvemen (keterlibatan tinggi). Keunikan inilah yang
membuka kemungkinan perilaku konsumen akan low
involvemen (keterlibatan rendah) ataukah
hight involvemen (keterlibatan tinggi) bagi
konsumen Kopi. Konsumen Kopi di Kabupaten Bangkalanmembeli
Kopi rata-rata tidak terpatok pada satu
merek saja, hampir setiap merek konsumen
mempunyai kesukaan sendiri sesuai kebiasaan yang mereka konsumsi.
Oleh karena itu dalam
penelitian ini dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1)
Bagaimana keterlibatan
konsumen (consumer involvement) dalam proses pengambilan
keputusan pembelian Kopi di Kabupaten Bangkalan?
2)
Bagaimana perbedaan antar
merek (differences among brands) Kopi
menurut konsumen di Kabupaten Bangkalan?
3)
Bagaimana tipe
perilaku konsumen (consumer behavior) di
pasar tradisional Kabupaten Bangkalan?
C.
Tujuan
Tujuan
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1)
Menganalisis keterlibatan
konsumen (consumer involvement) dalam proses
pengambilan keputusan pembelian Kopi di pasar
tradisional Kabupaten bangkalan.
2)
Menganalisis perbedaan antar merek (differentes
among brands) Kopi menurut konsumen di Kabupaten bangkalan.
Menganalisis tipe perilaku
konsumen (consumer behavior) Kopi di
pasar tradisonal kabupaten bangkalan.
D. Manfaat Riset
1)
Bagi produsen, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pertimbangan yang berkaitan dengan
perilaku konsumen dalam keputusan pembelian
produk Kopi sehingga dapat
dijadikan dasar untuk menyusun strategi pemasaran.
2)
Bagi akademisi
dan pembaca, penelitian ini
dapat memberikan sumber
informasi yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
3)
Bagi peneliti, penelitian
ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan.
II.
LANDASAN TEORI
A.
kajian terdahulu
Penelitian
Febiyanti (2006) mengenai
Sikap dan Minat KonsumenSwalayan
Terhadap Produk Kopi di Surakarta,
dengan menggunakan analisis model sikap
angka ideal, menunjukkan bahwa
berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut
produk Kopi, diketahui atribut
produk Kopi yang paling diprioritaskan oleh konsumen dalam melakukan
pembelian berturut-turut adalah rasa, harga, kemasan,
dan kepraktisan produk. Berdasarkan analisis
masing- masing atribut menurut ideal konsumen
swalayan diketahui bahwa pada rasa produk Kopi seduh sudah ideal dengan
keinginan konsumen, sedangkan atribut lain
sudah mendekati ideal. Pada produk Kopi
celup dan Kopi seduh, yang mendekati ideal adalah atribut kepraktisan produk.
Hasil penelitian juga menunjukkan sikap
konsumen terhadap produk Kopi seduh dan Kopi celup sangat baik,
sedangkan untuk produk Kopi serbuk adalah baik. Dari ketiga produk, yang
mendekati ideal adalah produk Kopi
seduh.
B.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Pemasaran
Sehubungan dengan
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini
maka diperlukan adanya teori-teori atau
konsep-konsep yang memerlukan penjelasan.
Menurut Kotler (2000),
pemasaran adalah proses
sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut
Stanton (1996), pemasaran adalah suatu system
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentuka harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.
Dalam
tujuan utama pemasaran oleh
suatu produsen kepuasan
konsumen adalah tujuan utama
untuk menunjang kesuksesan
pemasaran produk yang akan
dijual. Persaingan dalam
pemasaran yang semakin ketat
menuntut para produsen untuk
dapat memahami perilaku
konsumen dari produk yang ditawarkan.
Menurut James f Engel, et,al(), perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan konsumen secara langsung dalam
usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
Setiap tipe pengambilan keputusan tidak terlepas dari
keterlibatan. Keterlibatan pembelian (puschase
involvement) adalah tingkat kepedulian atau minat
terhadap proses pembelian yang dibangkitkan oleh arti penting
pembelian itu. Keterlibatan merupakan situasi temporer pada individu, kelompok
atau rumah tangga yang dipengaruhi karakteristik individu, produk
dan situasional atau kategori produk.
2.
Keterlibatan konsumen
Keterlibatan konsumen (consumer involvemen) sebagai pemahamandari pengalaman seseorang dalam suatu kegiatan yang berhubungan dengankonsumsi. Keterlibatan tinggi menghasilkanditetapkannya
tingkat kekuatan yang tinggi oleh konsumen dan dengan kekuatan ini
diarahkan untuk kegiatan konsumsi. Konsumen dengan
keterlibatan tinggi biasanya berfikir lebih atau merasa lebih
kuat. Keterlibatan
rendah terjadi apabila konsumen meng inves tasikan sedikit
kekuatan ke dalam pikiran atau perasaannya (Wilkie, 1990). Simamora
(2003), menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan
antara lain:
1.
Faktor pribadi, tanpa
aktivitas kebutuhan dan
dorongan, tidak ada keterlibatan.Keterlibatanpaling kuat apabila produk dipandangmencerminkan
citra diri, jika itu
yang terjadi keterlibatan cenderung berlangsung
dalam jangka panjang, tidak situasional atau temporer
2.
Faktor produk, produk adalah obyek, sebagai obyek, produk
bersifat pasif. Adapun pengaruhnya dalam keterlibatan berkenaan dengan cara
konsumen merespon produk. Keterlibatan tinggi jika produk semakin
terdifferensiasi, resiko pembelian dan penggunaan semakin tinggi.
3.
Faktor situasi, keterlibatan ini
bekerja secara temporer dan selesai setelah
terjadi pembelian. Ini sering terjadi pada
produk yang bersifat musiman. Keterlibatan juga meningkat
jika ada tekanan sosial. Kadang konsumen
tidak melalui keseluruhan
tahapan proses
pembelian. Bahkan, konsumen
akan mengurangi satu atau
lebih tahapan tergantung tingkat keterlibatan,
personal, sosial, dan ekonomi yang signifikan dalam
pembelian konsumen. Keterlibatan tinggi biasanya
terjadi pada tipe pembelian dengan
karakteristik produk, antara
lain mahal, menimbulkan konsekuensi
personal yang serius atau
dapat merefleksikan citra sosial
seseorang. Untuk tujuan ini, konsumen
melewati tahapan mencari informasi,
mempertimbangkan banyak atribut
produk dan merek, bentuk
sikap dan promosi (Berkowitz, et al., 2000).
3. Merek
Merek adalah
nama, terminologi, tanda,
simbol atau desain atau kombinasi
diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa
dari satu penjual atau
kelompok penjual dan untuk
mebedakannya dari pesaing. Beberapa bagian merek antara lain adalah
nama merek, tanda merek, merek dagang, dan copyright. Nama
merek adalah bagian dari merek dimana bagian dari merek
yang dapat disebutkan atau dieja. Tanda
merek adalah bagian dari merek yang tidak
dapat dieja atau disebutkan, seperti simbol,
desain atau warna atau huruf yang berbeda. Merek dagang adalah merek atau
bagian merek yang
diberikan untuk
melindungi secara hukum,
yaitu melindungi penjual untuk menggunakan hak
eksklusif untuk menggunakan nama merek atau
tanda merek. Copyright adalah hak
hukum eksklusif yang diberikan untuk menggandakan, mempublikasikan,
dan menjual segala sesuatu yang berbentuk buku, musik atau karya artistik
(Yudisutarso, 2007).
Tinggi atau
rendahnya keterlibatan konsumen
dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh merek suatu produk.
Hal ini terlihat ketika terdapat perbedaan antar merek yang
signifikan atau tidak. Perbedaan antar merek
dalam hal ini diukur berdasarkan persepsi
konsumen terhadap kualitas merek produk.
Merek adalah alat utama
yang digunakan oleh pemasar
untuk membedakan produk mereka dari produk
pesaing. Suatu merek adalah suatu
nama, istilah, simbol, desain atau
gabungan keempatnya
yang mengidentifikasikan produk para penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Merek mempunyai
tiga manfaat utama, yaitu identifikasi produk,
penjualan berulang, dan penjualan produk baru. Dan tujuan yang paling utama
adalah identifikasi
produk. Merek
memperbolehkan para pemasar
membedakan produk mereka dari semua produk lain (Lamb, et al., 2001)
4. Perilaku
Konsumen
Perilaku konsumen (consumer
behavior) didefinisikan sebagai studi
tentang bagaimana pembuat
keputusan (decision unit),
baik individu, kelompok ataupun organisasi,
membuat keputusan-keputusan membeli atau melakukan interaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Peter dan
Jerry (1999) menyatakan
bahwa perilaku konsumen
merupakan interaksi dinamis
antara pengaruh dan kondisi
perilaku dan kejadian di sekitar lingkungan
di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam
kehidupan mereka.
Dari definisi di atas dilihat ada
dua hal penting dari perilaku konsumen yaitu
proses pengembalian keputusan
dan kegiatan fisik yang
semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai,
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang
dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain
perilaku konsumen adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti
tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
Tipe perilaku
konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan
menjadi empat berdasarkan
tingkat keterlibatan
pembeli dan tingkat keterlibatan
differensiasi merek, yang dijelaskan sebagai
berikut: (a) Budget Allocation (Pengalokasian
budget). Pilihan konsumen terhadap suatu barang
dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan
dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan
apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan
pembelian, (b) Product Purchase or Not
(Membeli produk atau tidak). Perilaku
pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat
oleh konsumen, berkenaan dengan tiap
kategori produk atau jasa
itu sendiri, (c)
Store Patronage
(Pemilihan tempat untuk
mendapatkan produk). Perilaku
pembelian berdasarkan pilihan konsumen,
berdasarkan tempat atau di mana konsumen
akan melaksanakan pembelian produk atau jasa
tersebut. Misalnya, apakah lokasi menjadi
salah satu faktor yang menentukan konsumen
dalam melakukan proses pembelian, (d) Brand
and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya). Pilihan konsumen untuk
memutuskan secara terperinci mengenai produk
apa yang sebenarnya ingin dibeli (Prasetidjo, 2005).
5.
Kopi
Kata Kopi sendiri berasal
dari bahasa Arab:
قهوة qahwah yang berarti kekuatan, karena pada
awalnya Kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami
perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah
lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[rujukan?]
Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kata Kopi yang dikenal saat ini.
masyarakat sangat menggemari
minuman Kopi dengan tujuan konsumsi yang
berbeda-beda, antara lain untuk menemani pekerjaan atau teman santai maupun
sebagai gaya hidup. Kopi juga biasanya dikonsumsi
sebagai pendamping hidangan makanan ataupun
acara-acara adat.
C. Pembatasan
Masalah
1) Produk yang akan diteliti adalah
produk Kopi.
2) Atribut Kopi yang akan
diteliti terkait dengan pertimbangan konsumen
dalam membeli Kopi yaitu
rasa, aroma, warna, kemasan, desain
kemasan, kapasitas isi, harga produk Kopi, dan distribusi.
3) Merek Kopi yang dianalisis
adalah merek Kopi yang sedang dikonsumsi oleh
konsumen saat itu membeli Kopi di pasar tradisional Kabupaten bangkalan.
4) Konsumen yang
diteliti adalah konsumen yang membeli Kopi dan
yang tidak bertujuan untuk menjualnya
kembali. Dengan sebelumnya menanyakan
terlebih dahulu apakah konsumen tersebut
merupakan konsumen akhir atau bukan.
5) Populasi responden
adalah konsumen yang membeli Kopi di pasar
tradisional Kabupaten bangkalan.
D. Definisi
Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1) Produk Kopi adalah Kopi yang
dikemas dalam pembungkus plastik atau kertas dan
cara mengkonsumsinya dengan menyeduh langsung daun Kopi dengan air panas.
2) Konsumen Kopi adalah
seseorang yang membeli dan mengkonsumsi produk Kopi.
3) Perilaku konsumen Kopi sebagai
perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan
mereka.
E. Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan
landasan teori yang ada, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga tipe perilaku konsumen Kopi
adalah tipe perilaku membeli mengurangi keragu-ragua (dissonance reducing
buying behavior) yaitu perilaku membeli yang mempunyai keterlibatan tinggi.
2. Diduga konsumen
menyadari adanya perbedaan antara berbagai
merek yang
tidak nyata (non significant).
F. Persepsi
Persepsi adalah
bagaimana kita melihat dunia disekitar
kita. Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan,
dan menginterpretasi stimuli kedalam gambaran
dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimuli adalah setiap input yang dapat
ditangkap oleh indra, seperti
produk, kemasan, iklan, harga,
dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima
oleh pancaindra seperti mata, telinga,
mulut, hidung dan tangan (Simamora, 2004).
G. Asumsi
1. Responden
merupakan pengambil keputusan
dalam pembelian Kopi yang mewakili rumah
tangga dan secara langsung terlibat dalam
membeli dan mengkonsumsi produk Kopi.
2. Dalam mengambil
keputusan, konsumen mengevaluasi atribut-atribut yang
ada pada produk secara rasional.
3.
III.
METODE PENELITIAN
A. Metode
Dasar Penelitian
Metode dasar
yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif analitik.
Menurut Surakhmad (1994), metode ini
mempunyai ciri-ciri bahwa penelitian didasarkan
pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada
pada masa sekarang.
Data-data yang
dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,
kemudian dianalisis. Sedangkan teknik penelitian yang
digunakan adalah penelitian survei, yaitu metode pengumpulan
data primer dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan
penelitian. Pengumpulan data dengan alat bantu kuesioner dan wawancara (Ruslan,
2003).
B. Metode
Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive
(sengaja), yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan
Effendi, 1995). Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Bangkalandengan pertimbangan
yaitu Kabupaten Bangkalanmerupakan salah satu Kabupaten berpenduduk
padat di propinsi jawa timur. Menurut data
kemendagri (20013), jumlah penduduk
Kabupaten bagngkalan yang cukup tinggi dan meningkat
dari tahun ketahun. Dengan adanya peningkatan
jumlah penduduk di Kabupaten bangkalan, maka
terdapat perilaku pembelian yang beragam yang
mempengaruhi tipe perilaku konsumen dalam membeli Kopi
di Kabupaten bangkalan
IV.
HASIL RISET DAN PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
responden
Karakteristik
responden yang diteliti dalam riset ini
meliputi jenis kelamin responden, umur respoden, pekerjaan
responden. Pengetahuan mengenai karakteristik konsumen perlu dilakukan oleh
marketing agar dapat menentukan pasar sasaran sehingga dapat
memposisikan produknya dengan tepat.
1.
Karakteristik
responden menurut jenis kelamin
No
|
Jenis kelamin
|
Jumlah
|
1
|
Laki-laki
|
10
|
2
|
Perempuan
|
5
|
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15
orang responden yang diambil sebagai sampel,
terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan proporsi seperti tampak pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Karakteristik responden menurut jenis
kelamin tahun 2013
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa jumlah responden perempuan sebanyak 5 orang,
sedangkan 10 orang responden
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terjadi
karena pada umumnya laki-
adalah rata-rata penikmat Kopi, sedangkan perempuan sebagai pengambil
keputusan dalam pembelian kebutuhan pangan dan bertugas melakukan kegiatan
belanja. Selain itu, perempuan cenderung lebih memperhatikan
kebutuhan anggota keluarganya artinya
yang bertanggung jawab
dalam penyediaan konsumsi rumah tangga, dan
lebih peka terhadap stimulasi
(rangsangan) baik yang berupa informasi maupun promosi.
2.
Karakteristik
responden menurut pekerjaan
Jenis
pekerjaan responden akan
mempengaruhi pendapatan yang mereka terima.
Pendapatan tersebut
kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan
pola konsumsinya
yang selanjutnya akan
mempengaruhi daya beli konsumen terhadap suatu produk dalam hal ini adalah
pembelian Kopi. Pada penelitian ini didapatkan
15 responden dengan beragam latar belakang
mata pencaharian sebagai berikut :
Tabel 2.
Karakteristik responden menurut pekerjaan tahun 2013.
No
|
Pekerjaan
|
Jumalah
|
1
|
Pelajar
|
3
|
2
|
Wiraswasta
|
7
|
3
|
Tani
|
5
|
Sumber:
analisis data primer
Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui bahwa konsumen yang paling banyak membeli Kopi
di pasar tradisional adalah para wiraswasta
yaitu sebanyak 7 responden.
Wiraswasta adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri, berpandangan
jauh, jujur, kreatif, tangguh dan berani menanggung
resiko dalam pengelolaan usaha dan kegiatan yang mendatangkan
keberhasilan. Contohnya pedagang non sembako
dan penjual jasa seperti pekerja
salon, penjaga toko, penjahit, pedangang pakaian, penjual pulsa. Hal ini
dikarenakan kebanyakan dari mereka membeli Kopi bersamaan
dengan berbelanja kebutuhan lain.
Kopi dikonsumsi oleh semua
konsumen dari berbagai latar belakang jenis pekerjaan. Kopi memang diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi akan Kopi
sehari-hari. Banyak konsumen memilih
mengkonsumsi Kopi dengan bebagai alasan yang
berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap rumah tangga di Kabupaten
Bangkalanapapun jenis pekerjaannya adalah pembeli dan pengkonsumsi Kopi
lebih-lebih Kopi selalu mengiri kegiatan mereka.
B. Perilaku
beli konsumen
Perilaku
beli konsuman menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan
keputusan pembelian dan bagaimana
mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau
jasa. Kajian mengenai perilaku konsumen juga menyangkut analisa
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk. Memahami
bagaimana konsumen membuat keputusan
pembelian dapat membantu
manajer pemasaran dalam
menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Perilaku beli konsumen
Kopi di kabupaten yang akan dibahas meliputi jumlah
pembelian dan frekuensi pembelian Kopi, yaitu sebagai
berikut:
1.
Frekuensi
pembelian Kopi
Frekuensi
pembelian produk Kopi yang dilakukan oleh responden dalam setiap
bulannya berbeda-beda. Frekuensi pembelian produk Kopi dalam setiap
bulan oleh responden dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Frekuensi pembelian Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalanoleh responden
tahun 2013
no
|
Frekuensi
pembelian
|
Jumlah
responden
|
1
|
Setiap
hari
|
5
|
2
|
1
minggu sekali
|
2
|
3
|
2
minggu sekali
|
-
|
4
|
1
bulan sekali
|
8
|
Sumber:
analisis data primer
Berdasarkan tabel 3
dapat diketahui bahwa frekuensi pembelian Kopi oleh
responden di pasar tradisional kabupaten
Bangkalan sangat beragam. Sebanyak 8 responden
membeli Kopi dengan frekuens setiap bulan. Rata- rata
responden bermata pencaharian wiraswasta yaitu pegadang.
Responden membeli Kopi setiap 1 bulan sekali dikarenakan harga
Kopi yang terjangkau yaitu Rp1000, - 9000,
membuat konsumen bersedia membeli Kopi tersebut
untuk persediaan selama satu bulan. Maka
frekuensi pembelian Kopi oleh responden Kopi di
pasar tradisonal kabupaten Bangkalandilakukan sebulan sekali.
Untuk frekuensi pembelian Kopi oleh
responden di pasar tradisional Kabupaten Bangkalanada
juga yang dalam seminggu sekali membeli
produk Kopi yaitu sebanyak 5 responden. Hal
ini dikarenakan responden membeli Kopi dengan
kapasitas isi yang kecil atau 30 gram
(saset) atau 1 cangkir di warung angkringan.
2.
Keterlibatan
konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi di
Kabupaten Bangkalan
Setiap tipe
perilaku konsumen selalu
terkait dengan keterlibatan konsumen
dalam proses pengambilan keputusan pembelian.
Dengan demikian keterlibatan merupakan faktor
yang penting dalam menentukan tipe perilaku konsumen.
Dari hasil penelitian terdapat
enam dimensi keterlibatan Kopi
dipertimbangkan oleh konsumen. Pertama, dimensi
menyenangkan yaitu terkait dengan rasa Kopi.
Kedua, dimensi diinginkan yaitu terkait
dengan warna dan aroma Kopi bagi konsumen. Ketiga, dimensi penting
yaitu terkait dengan harga Kopi bagi konsumen.
Keempat, dimensi sesuai
kebutuhan yaitu terkait dengan
kemasan yang meliputi keamanan, kepraktisan,
dan distribusi yaitu kemudahan konsumen dalam
mendapatkan Kopi dipasaran. Kelima, dimensi
menarik yaitu terkait dengan desain kemasan yang terdiri dari gambar dan
warna kemasan Kopi. Keenam, dimensi kebutuhan mendasar yaitu terkait dengan
kapasitas isi Kopi bagi konsumen.
Pada tabel 4 memperlihatkan
keterlibatan konsumen dalam pembelian Kopi di pasar
tradisional kabupaten bangkalan.
Dimensi keterlibatan
|
Skor
rata-rata
|
Sangat
menyenangkan sekali
|
4
|
Sangat
diinginkan
|
3
|
Sangat
penting
|
1
|
Sesuai
kebutuhan
|
2
|
Sangat
menarik
|
2
|
Kebutuhan
mendasar
|
3
|
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan
tabel dapat 4 diketahui bahwa
yang mempunyai keterlibatan tinggi adalah dimensi
sangat diinginkan sekali yaitu dengan skor rata-rata sebesar 4
dimensi ini terkait dengan rasa Kopi. Konsumen
menginginkan rasa Kopi yang tidak terlalu manis. Dimensi penting yang terkait
dengan harga mempunyai skor keterlibatan yang terkecil yaitu 1
karena konsumen tidak mempermasalahkan mengenai
harga. Konsumen tidak banyak
mencurahkan energinya untuk mengevaluasi harga
tersebut dari berbagai produk Kopi yang
dipertimbangkan. Responden menganggap bahwa harga Kopi dipasaran
cukup terjangkau dan sebanding dengan manfaat yang diperoleh
dari mengkonsumsi Kopi sehingga harga tidak menjadi
masalah. Harga 1 buah Kopi dengan kapasitas
isi 200 gram dan 30 gram sekitar Rp 1000,- - Rp 8.000,. Harga
produk Kopi yang tidak mahal dan relatif terjangkau oleh daya beli konsumen
akan menjadikan bahan pertimbangan dalam memutuskan pembelian produk Kopi. Maka
berdasarkan hasil analisis keterlibatan konsumen
dengan menggunakan
analisis inventaris keterlibatan
yang dikembangkan oleh zaichkowsky, dapat diketahui bahwa keterlibatan konsumen
dalam proses pengambilan
keputusan pembelian Kopi di pasar
tradisional Kabupaten Bangkalanadalah tergolong tinggi.
3.
Perbedaan antar
merek Kopi (differente among brands) menurutkonsumen
di kabupaten bangkalan
Perbedaan
antar merek suatu produk dapat diketahui
melalui penilaian persepsi kualitas dari masing-masing produk.
Persepsi adalah proses dimana individu
memilih, memutuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai suatu
produk. Pada riset ini, mutu produk
akan dipersepsikan oleh konsumen untuk menganalisis beda antar merek Kopi
yang dikonsumsinya. Banyak sekali merek Kopi
yang ada di pasar tradisional.
Namun, berdasarkan hasil riset ini, hanya 2 merek
Kopi yang paling banyak atau biasa dibeli dan dikonsumsi oleh
konsumen di Kabupaten Bangkalanyaitu kapal api dan abc, . ke dua
merek dipilih kerena selama penelitian
merek-merek inilah yang banyak dibeli dan
diminati oleh konsumen pasar tradisional
di kabupaten bangkalan. Hasil
persepsi kualitas merek-merek Kopi
menurut
konsumen dapat dilihat pada tabel 4.
No
|
Merek
Kopi yang dibeli
|
Jumlah
responden
|
Presentase
penilaian
|
1
|
Kapal
api
|
6
|
40
|
2
|
Abc
|
4
|
26,0
|
3
|
Torabika
|
2
|
13,0
|
4
|
Nescafe
|
2
|
13,0
|
5
|
Top
|
1
|
6,0
|
Sumber:
analisis data primer
Berdasarkan
tabel 4 perhitungan persepsi kualitas merek-merek Kopi
menurut konsumen di pasar tradisional
kabupaten Bangkalanmerupakan dasar untuk menganalisis
beda antar merek Kopi. Dan dapat
diketahui sebagian besar responden di pasar tradisional Kabupaten
Bangkalanmemilih membeli Kopi kapal api yaitu sebanyak 6 responden dengan total
skor penilaian atribut Kopi sebesar 40, karena alasan rasa Kopi yang membekas
di lidah. Dalam hal ini responden tidak
terpatok pada satu merek saja, hampir
setiap merek responden mempunyai kesukaan
sendiri sesuai kebiasaan yang mereka konsumsi. karena pada
dasarnya bukanlah merek yang menjadi pertimbangan
utama konsumen dalam membeli Kopi, melainkan
atribut Kopi yang terpenting bagi
konsumen. Konsumen mengevaluasi
atribut terlebih dahulu kemudian menetapkan merek Kopi yang
akan dibeli.
4.
Tipe
perilaku konsumen (consumer behavior) Kopi
di pasar tradisional Kabupaten Bangkalan
Mempelajari
tipe perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat komplek terutama
karena banyaknya variable yang mempengaruhinya dan kecenderungannya
untuk saling berinteraksi.
Model dari perilaku konsumen
dikembangkan sebagai usaha
untuk memudahkannya. Penelitian ini menggunakan model perilaku
konsumen yang dikemukakan oleh henry assael dengan mengembangkan dua
faktor, yaitu keterlibatan dan beda antar
merek, sehingga didapatkan
empat tipe
perilaku konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keterlibatan
konsumen dalam proses
pengambilan keputusan pembelian Kopi di pasar tradisional
Kabupaten Bangkalan tergolong tinggi dan beda antar
merek Kopi tidak nyata (non significant),
sehingga tipe perilaku konsumen dalam membeli Kopi di pasar tradisional
Kabupaten Bangkalanadalah mengurangi keragu-raguan, seperti diilustrasikan pada
gambar 4.
KETERLIBATAN
Perilaku
pembelian kompleks
|
|
||
Perilaku pembelian mengurangi keragu-raguan
|
Perilaku
pembelian kebiasaan
|
Gambar 4. Tipe
perilaku konsumen menurut henry assael
Berdasarkan gambar
4 di atas dapat
dikatakan bahwa tipe perilaku
konsumen dalam membeli Kopi di pasar
tradisional Kabupaten Bangkalanadalah tipe perilaku
membeli untuk mengurangi keragu-raguan (dissonace
reducing buying behavior). Perilaku membeli ini mempunyai
keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari
hanya sedikit perbedaan antara berbagai
merek, artinya konsumen bersedia mencurahkan energinya
untuk mengevaluasi atribut-atribut Kopi yang akan dibeli
C.
Pembahasan
1.
Keterlibatan
konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi di pasar tradisional
Kabupaten Bangkalan
Keterlibatan konsumen adalah
tingkat kepentingan yang dirasakan atau minat
konsumen dalam pembelian suatu produk.
Untuk mengukur tingkat keterlibatan
konsumen dengan
analisis inventaris
keterlibatan yang menggunakan skala numerik.
Berdasarkan hasil analisis
keterlibatan konsumen diketahui bahwa
keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi di
pasar tradisional kabupaten Bangkalantergolong tinggi, .
Hal ini bisa terjadi karena empat hal.
Pertama, Kopi merupakan
minuman yang sudah sangat familiar
dimasyarakat khususnya kabupaten bangkalan. Kopi selalu
disajikan pada setiap ada acara-acara baik itu formal maupun nonformal. Rasa
Kopi yang khas memberikan kenikmatan
tersendiri bagi penikmatnya.
Konsumen menyukai Kopi yang rasanya membekas dilidah sehingga dimensi sangat
menyenangkan sekali yang terkait dengan rasa Kopi
menjadikan keterlibatannya paling tinggi yaitu
sebesar 4. Untuk itu Kopi tidak lupa
tercatat dalam daftar belanja bulanan rumah
tangga konsumen di kabupaten bangkalan.
Semakin penting suatu produk bagi
konsumen maka keterlibatan
konsumen akan semakin tinggi.
Kedua, dimensi sangat diinginkan
sekali yang terkait dengan Kopi yang kental
dan aroma Kopi yang harum menjadikannya
menduduki urutan keterlibatan tinggi kedua dengan skor 3.
Ketiga, dimensi
sangat menarik sekali yang
terkait dengan desain kemasan Kopi
yang menarik yaitu terdiri atas gambar
dan warna kemasan Kopi, diharapkan dapat menarik perhatian konsumen
yang akan membeli produk Kopi. Maka sebaiknya tetap
memperhatikan atribut desain kemasan ini
agar lebih memuaskan dan
meyakinkan konsumen
sebelum membelinya. Desain kemasan ini
mempunyai keterlibatan tinggi ketiga yaitu dengan skor 2.
Keempat, dimensi sangat sesuai
kebutuhan sekali yang terkait dengan kemasan yang
terdiri atas keamanan produk, kepraktisan produk dan distribusi
produk Kopi menjadikannya masuk dalam keterlibatan
yang sama tinggi yaitu
dengan skor 2. Keamanan produk terkait
dengan manfaat Kopi yang baik untuk
kesehatan sehingga konsumen
juga akan mempertimbangkan keamanan produk Kopi yang
dikonsumsinya. Atribut keamanan
produk ini sebagai jaminan bahwa Kopi yang dipasarkan aman untuk
dikonsumsi. Selain itu juga pada tampilan kemasan
yang masih terbungkus dengan rapi serta
bersih dan ada sebagian produk Kopi yang
melapisi kemasan dengan plastik untuk menjaga kebersihan
dan daya tahan produk Kopi. Alasan lain yang menjadi
pertimbangan konsumen mengkonsumsi Kopi karena
distribusi Kopi yang sudah merata sehingga Kopi mudah
didapat dan persedian Kopi selalu ada.
konsumen yang
mempunyai keterlibatan tinggi akan melalui
setiap tahapan pengambilan keputusan pembelian. Proses pengambilan
keputusan pembelian dimulai pertama,
saat konsumen menyadari adanya kebutuhan.
Kebutuhan konsumen di Kabupaten Bangkalanterhadap Kopimuncul karena
adanya kebiasaan untuk mengkonsumsi Kopi setiap
pagi sebelum melakukan aktifitas, selain
itu masyarakat Kabupaten Bangkalansetiap ada acara Kopi
tidak pernah dilupakan, baik itu acara
formal maupun non formal.
Kedua, konsumen yang
terdorong kebutuhan tersebut kemudian akan selalu
mencari informasi mengenai produk Kopi yang
memberikan manfaat sesuai kebutuhannya. Konsumen Kopi
di kabupaten bangkalan, biasanya akan mencari informasi
tersebut melalui iklan, saran dari teman, turun-temurun dari keluarga, maupun
dari tetangga yang punya hajatan di kampung. Namun, dari
hasil penelitian, masyarakat
di Kabupaten Bangkalanpaling banyak
mendapatkan informasi dari keluarga atau dapat dikatakan turun-temurun dari
keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku beli konsumen.
Ketiga, untuk
membuat keputusan terakhir
konsumen memproses informasi tentang
pilihan produk Kopi tersebut. Konsumen
akan mencari manfaat tertentu kemudian
melihat kepada atribut produk. Konsumen akan
memberikan bobot yang berbeda untuk setiap
atribut produk sesuai dengan kepentingannya dan selanjutnya
akan mengembangkan himpunan kepercayaan terhadap suatu produk Kopi.
Konsumen Kopi di Kabupaten Bangkalandalam melakukan
evaluasi atribut Kopi yaitu dengan menganalisis
setiap alternatif dengan cara evaluatif yang luas, sehingga penilaian
yang tinggi atas salah satu atribut Kopi dapat mengkompensasi
penilaian rendah atas atribut Kopi lainnya. Dengan kata
lain, semua informasi mengenai
atribut suatu produk Kopi digabung kedalam
penilaian produk Kopi secara keseluruhan.
Keempat, setelah mengevaluasi
suatu produk Kopi kemudian konsumen akan
mengambil keputusan untuk membeli atau
tidak jadi membeli suatu produk Kopi yang
telah ditetapkan. Konsumen akan
melakukan pembelian dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Kelima, setelah
suatu produk Kopi dibeli
maka konsumen akan mengevaluasi apakah
keputusan pembelian tersebut benar. Apabila konsumen mendapatkan kepuasan
setelah mengkonsumsi suatu produk Kopi tersebut, maka konsumen
biasanya akan melakukan
pembelian ulang dan bahkan akan
merekomendasikan atau memperkenalkannya kepada
orang lain. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa konsumen yang benar-benar menginginkan
dan membutuhkan Kopi akan sangat
terlibat dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dengan melewati berbagai
tahapan. Konsumen bersedia mencurahkan energinya untuk
membuat keputusan terbaik yang didasarkan pada
konsekuensi positif dan negatif produk Kopi yang
akan dibeli. Tahapan- tahapan tersebut akan melandasi perilaku
konsumen.
2.
Perbedaan antar merek Kopi menurut konsumen
di pasar tradisional kabupaten Bangkalan.
Pada penelitian ini beda antar merek Kopi yang
dianalisis berdasarkan persepsi kualitas masing-masing
merek. Untuk memahami persepsi
kualitas perlu pengukuran terhadap dimensi
yang terkait dengan karakteristik produk Kopi,
yaitu rasa, aroma, warna, kemasan, desain
kemasan, kapasitas isi, harga, dan distribusi.
Dengan demikian, persepsi kualitas yang
diberikan konsumen Kopi mencerminkan perasaan
konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek
Kopi yang menjadi pilihannya. Dalam hal ini konsumen
akan membandingkan apa yang diharapkan
dengan apa yang didapatkannya
setelah mengkonsumsi suatu merek Kopi
tersebut. Kenyataannya, sebagian besar
atribut Kopi yang diharapkan tidak sesuai dengan
apa yang didapatkan konsumen setelah mengkonsumsi
suatu merek Kopi tersebut.
3.
Tipe perilaku konsumen Kopi di pasar
tradisional kabupaten bangkalan
Perilaku konsumen adalah segala
aktivitas yang melibatkan orang pada saat menyeleksi,
membeli dan menggunakan
produk sebagai pemuas
kebutuhannya. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa tipe perilaku
konsumen Kopi di pasar tradisional Kabupaten
Bangkalanadalah perilaku membeli mengurangi
keragu-raguan (dissonance reducing buying behavior).
Biasanya perilaku konsumen adalah penuh arti dan berorientasi tujuan. Produk
diterima atau ditolak berdasarkan sejauh
mana keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan
dan gaya hidupnya. Hasil penelitian
menujukkan bahwa faktor sosial dan faktor
kepribadian konsumen Kopi di kabupaten Bangkalan berpengaruh
dalam pembelian Kopi. Faktor sosial, yaitu kelompok
acuan yang terdiri dari keluarga, teman dan
tetangga.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelompok acuan tersebut merupakan sumber
informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian Kopi
konsumen di kabupaten bagkalan selain iklan media cetak maupun elektronik.
Biasanya, konsumen dengan tipe perilaku pembelian yang mengurangi
keragu-raguan akan memper hati
kan
informasi yang mempengaruhi keputusan
pembelian mereka. Melalui informasi yang didapatkannya
tersebut konsumen mempunyai kesempatan untuk mengamati dan mencoba suatu
produk Kopi dan kemudian mereka menyadari bahwa suatu produk Kopi tersebut
telah memenuhi suatu kebutuhan. Dengan demikian,
konsumen akan berupaya untuk mencari
informasi sebanyak- banyaknya mengenai
produk-produk Kopi yang ada di pasaran.
Konsumen semakin banyak mendapat informasi
dari manapun yang membuat konsumen semakin
terinformasikan. Jadi, selain adanya stimulasi
aktif dari produsen Kopi, memang ada
keinginan dari konsumen sendiri untuk mencari informasi
sehingga perilaku konsumen pun menjadi berubah. Kemudian
faktor kepribadian, yaitu gaya
hidup. Konsumen Kopi di konsumen tidak lagi
mementingkan merek tetapi lebih mempertimbangkan
atribut Kopi dalam proses pembelian Kopi.
V.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan analisis yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Keterlibatan konsumen (consumer
involvement) dalam proses pengambilan keputusan pembelian
Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalantergolong
tinggi (high involvement),
artinya konsumen melibatkan diri
mengevaluasi atribut-atribut produk Kopi
untuk membuat keputusan yang terbaik
dalam pembelian produk Kopi. Atribut
tersebut meliputi rasa, aroma, warna, kemasan,
desain kemasan, kapasitas isi, harga, dan
distribusi produk Kopi.
2.
Beda antar merek (differentes among brands)
Kopi menurut konsumen di pasar tradisional
kabupaten Bangkalan tidak nyata (non
significant), artinya konsumen tidak melihat
perbedaan yang jelas antara atribut-atribut Kopi
dari berbagai merek Kopi yang ada dipasaran.
3.
Tipe perilaku
konsumen (consumer behavior) Kopi di
pasar tradisional Kabupaten Bangkalanadalah tipe perilaku membeli
untuk mengurangi karagu- raguan (dissonace reducing
buying behavior), artinya konsumen memiliki
keterlibatan yang tinggi dalam mengambil keputusan
pembelian produk Kopi namun
konsumen tidak melihat
adanya perbedaan antar
merek Kopi. Konsumen bersedia
mencurahkan energinya untuk
mengevaluasi atribut- atribut Kopi dari merek Kopi yang akan
dibeli.
B.
Implikasi
Dari
hasil penelitian dan analisis yang telah
dilakukan, dapat dituliskan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Perbedaan antar merek
Kopi yang tidak nyata harus
menjadi perhatian produsen Kopi untuk menonjolkan kualitas dari
produk Kopi, sehingga produsen Kopi sebaiknya menyajikan Kopi yang
memiliki ciri khas sehingga
dapat membedakannya dari merek yang lain,
serta perbaikan pada atribut-atribut yang
melekat sehingga menjadi lebih
menarik dibanding merek lain. Misalnya
produsen lebih mempertahankan dan meningkatkan
kualitas rasa, aroma, dan warna dari Kopi karena atribut rasa, aroma, dan
warna merupakan atribut yang paling dipertimbangkan
oleh konsumen dalam membeli Kopi sehingga dapat membedakannya
dari merek Kopi yang lain.
2.
Tipe perilaku pembelian
mengurangi keragu-raguan mendorong konsumen untuk mencari
informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian, sehingga produsen Kopi
harus lebih aktif dalam penerapan strategi
pemasaran yang mengedepankan komunikasi pemasaran untuk
meyakinkan konsumen dan mengurangi keragu-raguannya dalam mengkonsumsi
Kopi.
DAFTAR PUSTAKA
Simamora,
B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Rini Dwiastuti & Agustina Sinta, 2012. Ilmu
Prilaku Konsumen,universitas brawijaya Press (ub press)
Peter, J, Paul., dan Jerry C, Olson. 1999. Consumer
Behavior dan arketing Strategy. USA: Irwan McGraw-Hill.
Prasetidjo, R, dan John. 2005. Perilaku Konsumen.
Andi Offset. Yogyakarta.
Dharmmesta, Bs. Dan Th Handoko, 1997.
Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Bpfe. Yogyakarta.
Djarwanto, p, s, dan pangestu. 1990.
Statistik induktif. Bpfe. Yogyakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen pemasaran
(terjemahan). Edisi millenium. Jilid 1. Pt. Prenhallindo. Jakarta.
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3526/bangkalan (diunduh pada
tanggal 18-05-2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi (diunduh pada
tanggal 18-05-2013)
Comments