Riset tipe prilaku konsumen dalam membeli kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalan


I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan   bagi   masyarakatnya dari   sektor   pertanian.   Hasil   olahan   dari   sektor pertanian  dapat  berupa  bahan  baku  untuk  makanan  dan  minuman  yang  sangat berpengaruh  bagi  kelangsungan  hidup  masyarakat  Indonesia.  Hasil  pengolahan bahan   minuman   yang   bersumber   dari   sektor   pertanian   sangat   diperlukan masyarakat   untuk membantu   dalam   proses   metabolisme   tubuh,   penghilang dahaga  serta  untuk  menjaga  kesehatan  tubuh maupun gaya hidup.  Salah  satu  jenis  minuman  yang  populer  dimasyarakat  adalah  Kopi. Kopi paling  banyak  digemari oleh  masyarakat  terutama kaum laki-laki.
Jumlah permintaan produk Kopi cukup tinggi di pasar. Permintaan terhadap suatu  produk Kopi dipengaruhi  adanya  selera  konsumen  terhadap  produk Kopi. Berbagai macam produk Kopi yang dijual dipasaran menyebabkan persaingan antar produsen Kopi,  sehingga bagi pemasar Kopi perlu  memahami perilaku konsumen untuk kemudian   menyusun   suatu   strategi   pemasaran   dalam   memperebutkan konsumen,yang   artinya marketing harus   mengetahui   apa   yang   dibutuhkan konsumen  dan  meneliti  alasan  apa  yang  menyebabkan  konsumen  memilih  dan membeli produk tersebut. Pemahaman  yang  mendalam  mengenai  konsumen  akan  meningkatkan pasar  dan  dapat  mempengaruhi  keputusan  konsumen  sehingga  membeli  apapun yang   ditawarkan   pemasar. 
B.     Perumusan Masalah
Kopi merupakan  jenis  minuman  yang  digemari  oleh  masyarakat.  Para konsumen Kopi membeli Kopi biasanya  dikarenakan  kebiasaan  dan  kefanatikan konsumen   dengan Kopi yang   sering mereka   konsumsi   sehari-harinya. Dalam menarik  perhatian  konsumen, produsen  berusaha untuk  menghasilkan  produk yang  berkualitas.  Berbagai  merek  produk  menawarkan  keunggulannya  masing- masing yang diwujudkan dalam atribut yang melekat dalam suatu produk seperti  rasa,  aroma,  warna,  kemasan,  kapasitas  isi,  harga,  dan  sebagainya  sehingga menimbulkan perbedaan  antar  merek. Kopi merupakan  salah  satu  produk  yang memiliki banyak pesaing. Terdapat beberapa produk Kopi dengan berbagai merek dan  variasi  bentuk  kemasan yang  dijual di  pasar  tradisional.  Merek-merek Kopi yang banyak beredar dipasaran  antara  lain  merek  Kapal Api, Top,ABC  dan  masih banyak lagi merek-merek Kopi yang dijual di pasar modern maupun tradisional. Banyaknya merek Kopi yang   ada   dipasaran   akan   memunculkan   perilaku   konsumen   terhadap perbedaan antar merek.
Ada  banyak  konsumen Kopi mengkonsumsi Kopi dengan  berbagai  alasan berdasarkan atribut yang ada pada Kopi itu sendiri. Atribut Kopi diantaranya adalah (1) Rasa yang memberikan kenikmatan tersendiri   bagi   konsumen,   (2)   Aroma,   tidak   semua Kopi memiliki   aroma, konsumen Kopi biasanya  senang  mengkonsumsi  Kopi  yang  memiliki  aroma  wangi karena  dapat  menambah  kenikmatan  saat  mengkonsumsinya, (4)  Kemasan  dan  desain  kemasan,  kemasan Kopi yang  terbuat  dari alumenium foil dirasa   cukup   mudah   untuk   dibuka   jika   akan   dikonsumsi   dan   desain kemasan  dengan  warna  desain  yang  bermacam-macam  membuat  ketertarikan tersendiri bagi konsumen Kopi, dan (5) Harga, harga produk yang relatif terjangkau memberikan  kecenderungan  perilaku  konsumen  low  involvemen  (keterlibatan rendah), ditandai dengan pengambilan keputusan yang tidak memerlukan banyak pertimbangan, artinya konsumen tanpa harus berpikir panjang untuk membeli Kopi  karena  harga  Kopi  yang  murah.  Namun,  tidak  secara  otomatis  dapat  dipastikan perilaku  konsumen  dalam  pembelian  Kopi  low  involvemen  (keterlibatan  rendah).
 Bagi   pengkonsumsi Kopi, kenikmatan   dan   keistimewaan   citarasa Kopi penting karena   dapat   memberikan   kepuasan   tersendiri   yang   ditandai   dengan   usaha mengumpulkan  informasi-informasi  terlebih  dahulu,  membandingkan  produk, selanjutnya   mengevaluasi   untuk   menentukan   pilihan   yang   terbaik.   Sehingga seharusnya perilaku konsumen Kopi adalah hight involvemen (keterlibatan tinggi). Keunikan  inilah  yang  membuka  kemungkinan  perilaku  konsumen  akan low  involvemen  (keterlibatan  rendah)  ataukah   hight  involvemen  (keterlibatan tinggi)  bagi  konsumen Kopi.  Konsumen Kopi di  Kabupaten  Bangkalanmembeli Kopi rata-rata  tidak  terpatok  pada  satu  merek  saja,  hampir  setiap  merek  konsumen mempunyai kesukaan sendiri sesuai kebiasaan yang mereka konsumsi. Oleh   karena   itu   dalam   penelitian   ini   dirumuskan   beberapa   masalah sebagai berikut :
1)      Bagaimana  keterlibatan  konsumen  (consumer involvement)  dalam  proses pengambilan   keputusan   pembelian Kopi di Kabupaten Bangkalan?
2)      Bagaimana  perbedaan  antar  merek  (differences  among  brands)  Kopi  menurut konsumen di Kabupaten Bangkalan?
3)      Bagaimana   tipe   perilaku   konsumen   (consumer   behavior) di pasar tradisional  Kabupaten Bangkalan?
C.     Tujuan
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1)      Menganalisis  keterlibatan  konsumen  (consumer  involvement)  dalam  proses pengambilan   keputusan   pembelian Kopi di pasar tradisional Kabupaten bangkalan.
2)      Menganalisis perbedaan antar merek (differentes among brands) Kopi menurut konsumen di Kabupaten bangkalan. Menganalisis   tipe   perilaku   konsumen   (consumer   behavior) Kopi di   pasar tradisonal kabupaten bangkalan.
D.  Manfaat Riset
1)      Bagi produsen, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pertimbangan yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam keputusan   pembelian   produk   Kopi   sehingga   dapat   dijadikan   dasar   untuk menyusun strategi pemasaran.
2)      Bagi   akademisi   dan   pembaca,   penelitian   ini   dapat   memberikan   sumber  informasi yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
3)      Bagi  peneliti,  penelitian  ini  bermanfaat  untuk  menambah  pengetahuan.

II.                LANDASAN TEORI
A.    kajian terdahulu
Penelitian   Febiyanti   (2006)   mengenai   Sikap   dan   Minat   KonsumenSwalayan  Terhadap  Produk  Kopi  di  Surakarta,  dengan  menggunakan  analisis model   sikap   angka   ideal,   menunjukkan   bahwa   berdasarkan   analisis   tingkat  kepentingan   atribut   produk   Kopi,   diketahui   atribut   produk   Kopi   yang   paling  diprioritaskan oleh konsumen dalam melakukan  pembelian berturut-turut adalah rasa,  harga,  kemasan,  dan  kepraktisan  produk.  Berdasarkan  analisis  masing- masing  atribut  menurut  ideal  konsumen  swalayan  diketahui  bahwa  pada  rasa  produk Kopi seduh sudah ideal dengan keinginan konsumen, sedangkan atribut lain  sudah  mendekati  ideal.  Pada  produk  Kopi  celup  dan  Kopi  seduh,  yang  mendekati  ideal adalah atribut kepraktisan produk. Hasil penelitian juga menunjukkan sikap  konsumen terhadap produk Kopi seduh dan Kopi celup sangat baik, sedangkan untuk produk Kopi serbuk adalah baik. Dari ketiga produk, yang mendekati ideal adalah  produk Kopi seduh.

B.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Pemasaran
Sehubungan  dengan  permasalahan  yang  terdapat  dalam  penelitian  ini maka  diperlukan  adanya  teori-teori  atau  konsep-konsep   yang  memerlukan penjelasan.   Menurut    Kotler    (2000),    pemasaran    adalah    proses    sosial    yang didalamnya  individu  dan  kelompok  mendapatkan  apa  yang  mereka  butuhkan dan    inginkan    dengan    menciptakan,    menawarkan,    dan    secara    bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut  Stanton  (1996),  pemasaran  adalah  suatu  system  keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentuka harga, mempromosikan,    mendistribusikan    barang   dan    jasa    yang   dapat memuaskan   kebutuhan   baik   kepada   pembeli   yang   ada   maupun   pembeli potensial.
Dalam tujuan   utama   pemasaran   oleh   suatu   produsen   kepuasan   konsumen   adalah tujuan   utama   untuk   menunjang   kesuksesan   pemasaran   produk   yang   akan dijual.   Persaingan   dalam   pemasaran   yang   semakin   ketat   menuntut   para produsen   untuk   dapat   memahami   perilaku   konsumen   dari   produk   yang ditawarkan.   Menurut James f Engel, et,al(),   perilaku   konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan konsumen secara langsung dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Setiap tipe pengambilan keputusan tidak terlepas dari keterlibatan.  Keterlibatan  pembelian  (puschase  involvement)  adalah  tingkat kepedulian atau minat  terhadap proses pembelian  yang dibangkitkan oleh  arti penting pembelian itu. Keterlibatan merupakan situasi temporer pada individu, kelompok atau rumah tangga  yang dipengaruhi karakteristik individu,  produk dan situasional atau kategori produk.
2.      Keterlibatan konsumen 
Keterlibatan konsumen (consumer involvemen) sebagai pemahamandari pengalaman seseorang dalam suatu kegiatan yang berhubungan dengankonsumsi. Keterlibatan tinggi menghasilkanditetapkannya  tingkat  kekuatan yang tinggi oleh konsumen dan dengan kekuatan ini diarahkan untuk kegiatan konsumsi.  Konsumen  dengan  keterlibatan tinggi biasanya  berfikir  lebih  atau merasa    lebih     kuat. Keterlibatan     rendah  terjadi apabila konsumen meng inves tasikan sedikit kekuatan ke dalam pikiran atau perasaannya (Wilkie, 1990). Simamora (2003), menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan antara lain:
1.      Faktor   pribadi,   tanpa   aktivitas   kebutuhan   dan   dorongan,   tidak ada keterlibatan.Keterlibatanpaling kuat apabila produk dipandangmencerminkan   citra   diri,   jika   itu   yang   terjadi   keterlibatan cenderung berlangsung dalam jangka panjang, tidak situasional atau temporer
2.      Faktor produk, produk adalah obyek, sebagai obyek, produk bersifat pasif. Adapun pengaruhnya dalam keterlibatan berkenaan dengan cara konsumen merespon produk. Keterlibatan tinggi jika produk semakin terdifferensiasi, resiko pembelian dan penggunaan semakin tinggi.
3.      Faktor  situasi,  keterlibatan  ini  bekerja  secara  temporer  dan  selesai  setelah terjadi  pembelian.  Ini  sering  terjadi  pada  produk  yang  bersifat  musiman. Keterlibatan juga meningkat jika ada tekanan sosial. Kadang    konsumen    tidak    melalui    keseluruhan    tahapan    proses  pembelian.   Bahkan,   konsumen   akan   mengurangi   satu   atau   lebih   tahapan tergantung tingkat  keterlibatan, personal,  sosial,  dan ekonomi  yang signifikan dalam  pembelian  konsumen.  Keterlibatan  tinggi  biasanya  terjadi  pada  tipe pembelian   dengan   karakteristik   produk,   antara   lain   mahal,   menimbulkan konsekuensi   personal   yang   serius   atau   dapat   merefleksikan   citra   sosial seseorang.  Untuk  tujuan  ini,  konsumen  melewati  tahapan  mencari  informasi, mempertimbangkan   banyak   atribut   produk   dan   merek,   bentuk   sikap   dan promosi (Berkowitz, et al., 2000).
3.      Merek
Merek   adalah   nama,   terminologi,   tanda,   simbol   atau   desain   atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari   satu   penjual   atau   kelompok   penjual   dan   untuk   mebedakannya   dari pesaing. Beberapa bagian merek antara lain adalah nama merek, tanda merek, merek dagang, dan  copyright. Nama merek  adalah bagian dari merek dimana bagian  dari  merek  yang  dapat  disebutkan  atau  dieja.  Tanda  merek  adalah bagian  dari  merek  yang  tidak  dapat  dieja  atau  disebutkan,  seperti  simbol, desain atau warna atau huruf  yang berbeda. Merek dagang adalah merek atau bagian    merek    yang    diberikan    untuk    melindungi    secara    hukum,    yaitu melindungi  penjual  untuk  menggunakan  hak  eksklusif  untuk  menggunakan nama  merek  atau  tanda  merek.  Copyright  adalah  hak  hukum  eksklusif  yang diberikan untuk menggandakan, mempublikasikan, dan menjual segala sesuatu yang berbentuk buku, musik atau karya artistik (Yudisutarso, 2007).
 Tinggi   atau   rendahnya   keterlibatan   konsumen   dalam   pengambilan keputusan dipengaruhi oleh merek suatu produk. Hal ini terlihat ketika terdapat perbedaan  antar  merek  yang  signifikan  atau  tidak.  Perbedaan  antar  merek dalam  hal  ini  diukur  berdasarkan  persepsi  konsumen  terhadap  kualitas  merek produk.   Merek   adalah   alat   utama   yang   digunakan   oleh   pemasar   untuk membedakan  produk  mereka  dari  produk  pesaing.  Suatu  merek  adalah  suatu nama, istilah,      simbol, desain  atau gabungan      keempatnya      yang mengidentifikasikan  produk  para  penjual  dan  membedakannya  dari  produk pesaing.  Merek  mempunyai  tiga  manfaat  utama,  yaitu  identifikasi  produk, penjualan berulang, dan penjualan produk baru. Dan tujuan yang paling utama adalah     identifikasi     produk.   Merek     memperbolehkan     para     pemasar membedakan produk mereka dari semua produk lain (Lamb, et al., 2001)
4.      Perilaku Konsumen
Perilaku  konsumen  (consumer  behavior)  didefinisikan  sebagai  studi tentang    bagaimana    pembuat    keputusan    (decision    unit),    baik    individu, kelompok  ataupun  organisasi,  membuat  keputusan-keputusan  membeli  atau melakukan interaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Peter    dan    Jerry    (1999)    menyatakan    bahwa    perilaku    konsumen merupakan   interaksi   dinamis   antara   pengaruh   dan   kondisi   perilaku   dan kejadian  di  sekitar  lingkungan  di  mana  manusia  melakukan  aspek  pertukaran dalam kehidupan mereka.
Dari definisi di atas dilihat ada dua hal penting dari perilaku konsumen   yaitu   proses   pengembalian   keputusan   dan   kegiatan   fisik   yang semuanya    ini    melibatkan    individu    dalam    menilai,    mendapatkan    dan mempergunakan  barang-barang  dan  jasa  secara  ekonomis.  Dengan  kata  lain perilaku  konsumen  adalah  ilmu  yang  mempelajari  tingkah  laku  konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
Tipe  perilaku  konsumen  dalam  melakukan  pembelian  dikelompokkan menjadi    empat    berdasarkan    tingkat    keterlibatan    pembeli    dan    tingkat keterlibatan  differensiasi  merek,  yang  dijelaskan  sebagai  berikut:  (a)  Budget Allocation  (Pengalokasian  budget).  Pilihan  konsumen  terhadap  suatu  barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan  atau menyimpan  dana  yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan  pinjaman  untuk  melakukan  pembelian,  (b)  Product  Purchase  or Not  (Membeli  produk  atau  tidak).  Perilaku  pembelian  yang  menggambarkan pilihan  yang  dibuat  oleh  konsumen,  berkenaan  dengan  tiap  kategori  produk atau    jasa    itu    sendiri,    (c)    Store    Patronage    (Pemilihan    tempat    untuk mendapatkan   produk).   Perilaku   pembelian   berdasarkan   pilihan   konsumen, berdasarkan  tempat  atau  di  mana  konsumen  akan  melaksanakan  pembelian produk  atau  jasa  tersebut.  Misalnya,  apakah  lokasi  menjadi  salah  satu  faktor yang  menentukan  konsumen  dalam  melakukan  proses  pembelian,  (d)  Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya). Pilihan konsumen untuk memutuskan  secara  terperinci  mengenai  produk  apa  yang  sebenarnya  ingin dibeli (Prasetidjo, 2005).
5.      Kopi
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman Kopi.
Kata Kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوةqahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya Kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[rujukan?] Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata Kopi yang dikenal saat ini.
masyarakat sangat menggemari   minuman  Kopi dengan   tujuan konsumsi  yang berbeda-beda, antara lain untuk menemani pekerjaan atau teman santai maupun sebagai gaya hidup. Kopi  juga biasanya dikonsumsi  sebagai  pendamping  hidangan  makanan  ataupun  acara-acara  adat.
C.     Pembatasan Masalah
1)      Produk yang akan diteliti adalah produk Kopi.
2)      Atribut Kopi yang  akan  diteliti  terkait  dengan  pertimbangan  konsumen  dalam  membeli Kopi yaitu  rasa,  aroma,  warna,  kemasan,  desain  kemasan,  kapasitas isi, harga produk Kopi, dan distribusi.
3)      Merek Kopi yang  dianalisis  adalah  merek Kopi yang  sedang  dikonsumsi  oleh konsumen saat itu membeli Kopi di pasar tradisional Kabupaten bangkalan.
4)      Konsumen  yang  diteliti  adalah  konsumen  yang  membeli Kopi dan  yang  tidak bertujuan   untuk   menjualnya   kembali.   Dengan   sebelumnya   menanyakan terlebih  dahulu  apakah  konsumen  tersebut  merupakan  konsumen  akhir  atau bukan.
5)      Populasi  responden  adalah  konsumen  yang  membeli Kopi di  pasar  tradisional Kabupaten bangkalan.
D.    Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1)      Produk Kopi adalah Kopi yang  dikemas  dalam  pembungkus  plastik  atau  kertas dan cara mengkonsumsinya dengan menyeduh langsung daun Kopi dengan air panas.
2)      Konsumen Kopi adalah  seseorang  yang  membeli  dan  mengkonsumsi  produk Kopi.
3)      Perilaku  konsumen Kopi sebagai  perilaku  yang  diperlihatkan  oleh  konsumen dalam  mencari, membeli,  menggunakan,  mengevaluasi  dan  menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.
E.     Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang ada, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
1.     Diduga tipe perilaku konsumen Kopi adalah tipe perilaku membeli mengurangi keragu-ragua (dissonance reducing buying behavior) yaitu perilaku membeli yang mempunyai keterlibatan tinggi.
2.     Diduga  konsumen menyadari  adanya  perbedaan  antara  berbagai  merek  yang
tidak nyata (non significant).
F.      Persepsi
Persepsi  adalah  bagaimana  kita  melihat  dunia  disekitar  kita.  Persepsi dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  proses  dengan  mana  seseorang  menyeleksi, mengorganisasikan,  dan  menginterpretasi  stimuli  kedalam  gambaran  dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh   indra,   seperti   produk,   kemasan,   iklan,   harga,   dan   lain-lain.   Stimuli tersebut  diterima  oleh  pancaindra  seperti  mata,  telinga,  mulut,  hidung  dan tangan (Simamora, 2004).
G.     Asumsi
1.      Responden   merupakan   pengambil   keputusan   dalam   pembelian Kopi yang mewakili  rumah  tangga  dan  secara  langsung  terlibat  dalam  membeli  dan mengkonsumsi produk Kopi.
2.      Dalam  mengambil  keputusan,  konsumen  mengevaluasi  atribut-atribut  yang ada pada produk secara rasional.
3.       
III.             METODE PENELITIAN

A.    Metode Dasar Penelitian
Metode   dasar   yang   digunakan   dalam   penelitian   ini   adalah   metode deskriptif  analitik.  Menurut  Surakhmad  (1994),  metode  ini  mempunyai  ciri-ciri bahwa  penelitian  didasarkan  pada  pemecahan  masalah-masalah  aktual  yang  ada pada    masa    sekarang.    Data-data    yang    dikumpulkan    mula-mula    disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Sedangkan  teknik  penelitian  yang  digunakan  adalah  penelitian  survei, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian. Pengumpulan data dengan alat bantu kuesioner dan wawancara (Ruslan, 2003).
B.     Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan  lokasi  penelitian  dilakukan  secara  purposive  (sengaja),  yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun   dan   Effendi,   1995).   Penelitian   ini   dilaksanakan   di   Kabupaten Bangkalandengan pertimbangan yaitu Kabupaten Bangkalanmerupakan salah satu Kabupaten  berpenduduk  padat  di  propinsi jawa timur.  Menurut  data  kemendagri (20013),   jumlah   penduduk   Kabupaten bagngkalan  yang cukup tinggi  dan meningkat  dari  tahun ketahun.  Dengan  adanya peningkatan  jumlah  penduduk  di  Kabupaten bangkalan,  maka  terdapat  perilaku pembelian  yang  beragam  yang  mempengaruhi  tipe  perilaku  konsumen  dalam membeli Kopi di Kabupaten bangkalan



IV.             HASIL RISET DAN PEMBAHASAN

A.     Karakteristik responden
Karakteristik  responden  yang  diteliti  dalam riset ini  meliputi  jenis kelamin  responden, umur respoden, pekerjaan responden. Pengetahuan mengenai  karakteristik konsumen perlu dilakukan oleh marketing agar dapat  menentukan pasar sasaran sehingga dapat memposisikan produknya dengan tepat.
1.      Karakteristik responden menurut jenis kelamin
No
Jenis kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
10
2
Perempuan
5
Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  dari  15  orang  responden yang  diambil  sebagai  sampel,  terdiri  dari  laki-laki  dan  perempuan  dengan  proporsi seperti tampak pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin tahun 2013
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden perempuan   sebanyak 5 orang,   sedangkan 10 orang  responden  berjenis  kelamin  laki-laki.  Hal  ini  terjadi  karena  pada  umumnya  laki- adalah rata-rata penikmat Kopi, sedangkan perempuan sebagai pengambil  keputusan  dalam  pembelian  kebutuhan  pangan  dan  bertugas  melakukan  kegiatan  belanja.  Selain  itu,  perempuan  cenderung  lebih  memperhatikan   kebutuhan   anggota  keluarganya   artinya   yang  bertanggung  jawab  dalam  penyediaan  konsumsi  rumah  tangga,  dan  lebih  peka  terhadap  stimulasi (rangsangan) baik  yang berupa informasi maupun promosi.
2.      Karakteristik responden menurut pekerjaan
Jenis   pekerjaan  responden  akan  mempengaruhi  pendapatan  yang  mereka  terima.  Pendapatan  tersebut    kemudian    akan    mempengaruhi proses   keputusan dan    pola  konsumsinya   yang   selanjutnya   akan   mempengaruhi   daya   beli   konsumen  terhadap suatu produk dalam hal ini adalah pembelian Kopi. Pada penelitian ini  didapatkan  15 responden  dengan  beragam  latar  belakang  mata  pencaharian  sebagai berikut :
Tabel 2. Karakteristik responden menurut pekerjaan tahun 2013.
No
Pekerjaan
Jumalah
1
Pelajar
3
2
Wiraswasta
7
3
Tani
5
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan  tabel di  atas  dapat  diketahui  bahwa  konsumen  yang  paling  banyak  membeli  Kopi  di  pasar  tradisional  adalah  para  wiraswasta  yaitu  sebanyak  7   responden.    Wiraswasta    adalah    seseorang    yang    memiliki  kemampuan dan sikap mandiri, berpandangan jauh, jujur, kreatif, tangguh dan berani   menanggung   resiko dalam pengelolaan usaha dan kegiatan yang mendatangkan  keberhasilan.  Contohnya  pedagang  non  sembako  dan  penjual  jasa seperti pekerja salon, penjaga toko, penjahit, pedangang pakaian, penjual  pulsa.  Hal  ini  dikarenakan  kebanyakan  dari  mereka  membeli Kopi bersamaan  dengan  berbelanja  kebutuhan  lain.
Kopi dikonsumsi  oleh  semua  konsumen  dari  berbagai  latar  belakang  jenis pekerjaan. Kopi memang diciptakan untuk memenuhi   kebutuhan   konsumsi  akan Kopi sehari-hari.   Banyak   konsumen memilih  mengkonsumsi Kopi  dengan  bebagai  alasan  yang  berbeda.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  setiap  rumah  tangga di Kabupaten Bangkalanapapun jenis pekerjaannya adalah pembeli dan pengkonsumsi Kopi lebih-lebih Kopi selalu mengiri kegiatan mereka.
B.      Perilaku beli konsumen
Perilaku beli konsuman menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan keputusan   pembelian   dan   bagaimana   mereka   menggunakan   dan mengatur pembelian barang atau jasa. Kajian mengenai perilaku konsumen juga menyangkut analisa faktor-faktor  yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan   produk.   Memahami   bagaimana   konsumen   membuat   keputusan pembelian   dapat   membantu   manajer   pemasaran   dalam   menetapkan   strategi pemasaran yang tepat. Perilaku beli konsumen Kopi di kabupaten yang akan  dibahas  meliputi  jumlah  pembelian  dan  frekuensi  pembelian Kopi,  yaitu sebagai berikut:

1.      Frekuensi pembelian Kopi
Frekuensi pembelian produk Kopi yang dilakukan oleh responden dalam setiap bulannya   berbeda-beda. Frekuensi pembelian produk Kopi dalam setiap bulan oleh responden dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Frekuensi pembelian Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalanoleh responden tahun 2013
no
Frekuensi pembelian
Jumlah responden
1
Setiap hari
5
2
1 minggu sekali
2
3
2 minggu sekali
-
4
1 bulan sekali
8
Sumber: analisis data primer

Berdasarkan  tabel 3  dapat  diketahui  bahwa  frekuensi  pembelian Kopi oleh  responden  di  pasar  tradisional  kabupaten  Bangkalan sangat  beragam. Sebanyak  8  responden  membeli Kopi dengan  frekuens setiap bulan.  Rata- rata  responden  bermata pencaharian  wiraswasta  yaitu  pegadang.  Responden membeli Kopi setiap 1 bulan sekali dikarenakan  harga Kopi yang  terjangkau   yaitu Rp1000, - 9000,  membuat  konsumen  bersedia  membeli  Kopi  tersebut untuk  persediaan  selama  satu  bulan.  Maka  frekuensi pembelian Kopi  oleh  responden Kopi  di  pasar  tradisonal  kabupaten  Bangkalandilakukan sebulan sekali. Untuk  frekuensi  pembelian  Kopi  oleh  responden  di  pasar  tradisional Kabupaten Bangkalanada  juga  yang  dalam  seminggu  sekali  membeli  produk Kopi  yaitu  sebanyak  5  responden.  Hal  ini  dikarenakan  responden  membeli  Kopi dengan  kapasitas  isi  yang  kecil  atau    30 gram (saset)  atau 1 cangkir di warung angkringan.
2.      Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan  keputusan  pembelian  Kopi di Kabupaten Bangkalan
Setiap    tipe    perilaku    konsumen    selalu    terkait    dengan    keterlibatan konsumen  dalam  proses  pengambilan  keputusan  pembelian.  Dengan  demikian keterlibatan  merupakan  faktor  yang  penting  dalam  menentukan  tipe  perilaku konsumen.   Dari   hasil   penelitian   terdapat   enam   dimensi   keterlibatan   Kopi dipertimbangkan  oleh  konsumen.  Pertama,  dimensi  menyenangkan  yaitu  terkait dengan  rasa  Kopi.  Kedua,  dimensi  diinginkan  yaitu  terkait  dengan  warna  dan aroma Kopi bagi konsumen. Ketiga, dimensi penting yaitu terkait dengan harga Kopi bagi   konsumen.   Keempat,   dimensi   sesuai   kebutuhan   yaitu   terkait   dengan kemasan  yang  meliputi  keamanan,  kepraktisan,  dan  distribusi  yaitu  kemudahan konsumen  dalam  mendapatkan  Kopi  dipasaran.  Kelima,  dimensi  menarik  yaitu terkait dengan desain kemasan yang terdiri dari gambar dan warna kemasan Kopi. Keenam, dimensi kebutuhan mendasar yaitu terkait dengan kapasitas isi Kopi bagi konsumen.  
Pada   tabel 4 memperlihatkan   keterlibatan   konsumen   dalam pembelian Kopi di pasar tradisional kabupaten bangkalan.
Dimensi keterlibatan
Skor rata-rata
Sangat menyenangkan sekali
4
Sangat diinginkan
3
Sangat penting
1
Sesuai kebutuhan
2
Sangat menarik
2
Kebutuhan mendasar
3
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan tabel dapat 4 diketahui    bahwa    yang    mempunyai keterlibatan  tinggi  adalah dimensi sangat diinginkan sekali yaitu  dengan  skor rata-rata sebesar   4    dimensi  ini terkait dengan rasa Kopi. Konsumen menginginkan rasa Kopi yang tidak terlalu manis. Dimensi penting yang terkait dengan harga mempunyai skor keterlibatan yang  terkecil  yaitu 1  karena  konsumen  tidak  mempermasalahkan  mengenai harga.   Konsumen   tidak   banyak   mencurahkan   energinya  untuk   mengevaluasi harga   tersebut   dari   berbagai   produk Kopi yang   dipertimbangkan.   Responden menganggap bahwa harga Kopi dipasaran cukup terjangkau dan sebanding dengan manfaat  yang  diperoleh  dari  mengkonsumsi Kopi sehingga  harga  tidak  menjadi masalah.  Harga  1  buah Kopi dengan  kapasitas  isi 200 gram  dan  30  gram sekitar Rp 1000,- - Rp 8.000,. Harga produk Kopi yang tidak mahal dan relatif terjangkau oleh daya beli konsumen akan menjadikan bahan pertimbangan dalam memutuskan pembelian produk Kopi. Maka berdasarkan hasil analisis keterlibatan konsumen     dengan     menggunakan     analisis     inventaris     keterlibatan     yang dikembangkan oleh zaichkowsky, dapat diketahui bahwa keterlibatan konsumen dalam   proses   pengambilan   keputusan   pembelian Kopi di   pasar   tradisional Kabupaten Bangkalanadalah tergolong tinggi.
3.      Perbedaan antar merek Kopi (differente among brands)    menurutkonsumen di  kabupaten bangkalan
Perbedaan  antar  merek  suatu  produk  dapat  diketahui  melalui  penilaian persepsi kualitas dari masing-masing produk. Persepsi  adalah  proses  dimana  individu  memilih,  memutuskan  dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai  suatu  produk.  Pada  riset  ini,  mutu  produk  akan  dipersepsikan oleh konsumen untuk menganalisis beda antar merek Kopi yang dikonsumsinya. Banyak   sekali   merek  Kopi   yang   ada   di   pasar tradisional.   Namun, berdasarkan  hasil riset  ini,  hanya  2 merek Kopi yang  paling  banyak  atau biasa dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen di Kabupaten Bangkalanyaitu kapal api dan abc, .  ke dua merek  dipilih  kerena selama  penelitian  merek-merek  inilah  yang  banyak  dibeli  dan  diminati  oleh konsumen   pasar   tradisional   di   kabupaten  bangkalan.   Hasil   persepsi   kualitas merek-merek Kopi
menurut konsumen dapat dilihat pada tabel 4.
No
Merek Kopi  yang dibeli
Jumlah responden
Presentase penilaian
1
Kapal api
6
40
2
Abc
4
26,0
3
Torabika
2
13,0
4
Nescafe
2
13,0
5
Top
1
6,0
Sumber: analisis data primer
Berdasarkan  tabel  4  perhitungan  persepsi  kualitas  merek-merek Kopi menurut  konsumen  di  pasar  tradisional  kabupaten  Bangkalanmerupakan  dasar untuk  menganalisis  beda  antar  merek  Kopi.  Dan  dapat  diketahui  sebagian  besar responden di pasar tradisional Kabupaten Bangkalanmemilih membeli Kopi kapal api yaitu sebanyak 6 responden dengan total skor penilaian atribut Kopi sebesar 40, karena alasan rasa Kopi yang membekas di lidah. Dalam  hal  ini  responden  tidak  terpatok  pada  satu  merek  saja,  hampir setiap  merek  responden  mempunyai  kesukaan  sendiri  sesuai  kebiasaan  yang mereka  konsumsi. karena pada  dasarnya  bukanlah  merek  yang  menjadi pertimbangan  utama  konsumen  dalam  membeli Kopi,  melainkan  atribut  Kopi  yang terpenting   bagi   konsumen.   Konsumen   mengevaluasi   atribut   terlebih   dahulu kemudian menetapkan merek Kopi yang akan dibeli.
4.      Tipe  perilaku  konsumen  (consumer  behavior)  Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalan
Mempelajari tipe perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat komplek terutama karena  banyaknya variable yang  mempengaruhinya  dan kecenderungannya   untuk   saling   berinteraksi.   Model   dari   perilaku   konsumen dikembangkan     sebagai usaha     untuk memudahkannya. Penelitian     ini  menggunakan  model  perilaku  konsumen  yang  dikemukakan  oleh  henry  assael  dengan  mengembangkan  dua  faktor,  yaitu  keterlibatan  dan  beda  antar  merek, sehingga     didapatkan     empat     tipe     perilaku     konsumen.     Hasil     penelitian menunjukkan    bahwa    keterlibatan    konsumen    dalam    proses    pengambilan keputusan  pembelian Kopi di  pasar  tradisional  Kabupaten Bangkalan tergolong tinggi  dan  beda  antar  merek  Kopi  tidak  nyata  (non  significant),  sehingga  tipe perilaku konsumen dalam membeli Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalanadalah mengurangi keragu-raguan, seperti diilustrasikan pada gambar 4.
KETERLIBATAN
Perilaku pembelian kompleks
NYATA
                        BEDA ANTAR
MEREK
MEREK

TIDAK NYATA
 
Perilaku pembelian mencari keragaman
Perilaku pembelian mengurangi keragu-raguan
Perilaku pembelian kebiasaan
Gambar 4. Tipe perilaku konsumen menurut henry assael
Berdasarkan   gambar   4   di   atas   dapat   dikatakan   bahwa   tipe   perilaku konsumen  dalam  membeli Kopi  di  pasar  tradisional  Kabupaten Bangkalanadalah tipe  perilaku  membeli  untuk  mengurangi  keragu-raguan  (dissonace  reducing buying behavior). Perilaku membeli ini mempunyai keterlibatan   yang tinggi dan konsumen  menyadari  hanya  sedikit  perbedaan  antara  berbagai  merek,  artinya konsumen  bersedia  mencurahkan  energinya  untuk  mengevaluasi  atribut-atribut Kopi yang akan dibeli
C.     Pembahasan
1.      Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi di pasar tradisional Kabupaten Bangkalan
Keterlibatan  konsumen  adalah  tingkat  kepentingan  yang  dirasakan  atau minat  konsumen  dalam  pembelian  suatu  produk.  Untuk  mengukur  tingkat keterlibatan     konsumen     dengan     analisis     inventaris     keterlibatan     yang menggunakan skala numerik. Berdasarkan   hasil   analisis   keterlibatan   konsumen   diketahui   bahwa keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi di pasar  tradisional  kabupaten  Bangkalantergolong  tinggi, . Hal ini bisa terjadi karena   empat   hal.  
Pertama, Kopi merupakan   minuman   yang   sudah   sangat familiar  dimasyarakat  khususnya  kabupaten bangkalan. Kopi selalu  disajikan pada setiap ada acara-acara baik itu formal maupun nonformal. Rasa Kopi yang khas    memberikan    kenikmatan    tersendiri    bagi    penikmatnya.    Konsumen menyukai Kopi yang rasanya membekas dilidah sehingga dimensi sangat menyenangkan sekali  yang  terkait  dengan  rasa  Kopi  menjadikan  keterlibatannya  paling  tinggi yaitu  sebesar 4.  Untuk  itu Kopi  tidak  lupa  tercatat  dalam  daftar  belanja bulanan  rumah  tangga  konsumen  di  kabupaten bangkalan.  Semakin  penting suatu   produk   bagi   konsumen   maka   keterlibatan   konsumen   akan   semakin tinggi.
Kedua,  dimensi  sangat  diinginkan sekali  yang terkait  dengan Kopi yang  kental  dan  aroma  Kopi yang  harum  menjadikannya  menduduki  urutan keterlibatan tinggi kedua dengan skor 3.
Ketiga,   dimensi   sangat   menarik   sekali   yang   terkait   dengan   desain kemasan  Kopi  yang  menarik  yaitu  terdiri  atas  gambar  dan  warna  kemasan Kopi, diharapkan dapat menarik perhatian konsumen yang akan membeli produk Kopi. Maka  sebaiknya  tetap  memperhatikan  atribut  desain  kemasan  ini  agar  lebih memuaskan    dan    meyakinkan    konsumen    sebelum    membelinya.    Desain kemasan ini mempunyai keterlibatan tinggi ketiga yaitu dengan skor 2.
Keempat,  dimensi  sangat  sesuai  kebutuhan  sekali  yang  terkait  dengan kemasan yang terdiri atas keamanan produk, kepraktisan produk dan distribusi produk Kopi menjadikannya  masuk  dalam  keterlibatan  yang sama tinggi  yaitu  dengan  skor  2.  Keamanan  produk  terkait  dengan  manfaat Kopi yang baik   untuk   kesehatan   sehingga   konsumen   juga   akan   mempertimbangkan  keamanan   produk Kopi yang   dikonsumsinya.   Atribut   keamanan   produk   ini sebagai jaminan bahwa Kopi yang dipasarkan aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga  pada  tampilan  kemasan  yang  masih  terbungkus  dengan  rapi  serta  bersih dan  ada  sebagian  produk Kopi yang  melapisi  kemasan  dengan  plastik  untuk menjaga kebersihan dan daya tahan produk Kopi. Alasan  lain  yang  menjadi  pertimbangan  konsumen  mengkonsumsi Kopi karena  distribusi Kopi yang  sudah  merata  sehingga  Kopi mudah  didapat  dan persedian Kopi selalu ada.
konsumen   yang   mempunyai   keterlibatan   tinggi   akan melalui setiap tahapan pengambilan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan   pembelian   dimulai   pertama,   saat   konsumen   menyadari   adanya kebutuhan. Kebutuhan konsumen di Kabupaten Bangkalanterhadap Kopimuncul karena   adanya   kebiasaan   untuk   mengkonsumsi Kopi setiap   pagi   sebelum melakukan  aktifitas,  selain  itu  masyarakat  Kabupaten Bangkalansetiap  ada acara  Kopi  tidak  pernah  dilupakan,  baik  itu  acara  formal  maupun  non formal.
Kedua,  konsumen  yang  terdorong  kebutuhan  tersebut  kemudian  akan selalu  mencari  informasi  mengenai  produk Kopi yang  memberikan  manfaat sesuai  kebutuhannya.  Konsumen Kopi di  kabupaten bangkalan,  biasanya  akan mencari informasi tersebut melalui iklan, saran dari teman, turun-temurun dari keluarga, maupun dari tetangga yang punya hajatan di kampung. Namun, dari hasil    penelitian,    masyarakat    di    Kabupaten Bangkalanpaling    banyak mendapatkan informasi dari keluarga atau dapat dikatakan turun-temurun dari keluarga.  Anggota  keluarga  pembeli  dapat  memberikan  pengaruh  yang  kuat terhadap perilaku beli konsumen.
Ketiga,   untuk   membuat   keputusan   terakhir   konsumen   memproses informasi   tentang   pilihan   produk Kopi tersebut.   Konsumen   akan   mencari manfaat  tertentu  kemudian  melihat  kepada  atribut  produk.  Konsumen  akan memberikan  bobot  yang  berbeda  untuk  setiap  atribut  produk  sesuai  dengan kepentingannya dan selanjutnya akan mengembangkan himpunan kepercayaan terhadap  suatu  produk Kopi.  Konsumen Kopi di  Kabupaten Bangkalandalam melakukan  evaluasi  atribut Kopi yaitu  dengan  menganalisis  setiap  alternatif dengan cara evaluatif yang luas, sehingga penilaian yang tinggi atas salah satu atribut Kopi dapat  mengkompensasi  penilaian  rendah  atas  atribut Kopi  lainnya. Dengan   kata   lain,   semua   informasi   mengenai   atribut   suatu   produk Kopi digabung kedalam penilaian produk Kopi secara keseluruhan.
Keempat,  setelah  mengevaluasi  suatu  produk  Kopi  kemudian  konsumen akan  mengambil  keputusan  untuk  membeli  atau  tidak  jadi  membeli  suatu produk Kopi yang   telah   ditetapkan.   Konsumen   akan   melakukan   pembelian dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Kelima,    setelah    suatu    produk Kopi dibeli    maka    konsumen    akan mengevaluasi apakah keputusan pembelian tersebut benar. Apabila konsumen mendapatkan kepuasan setelah mengkonsumsi suatu produk Kopi tersebut, maka konsumen   biasanya   akan   melakukan   pembelian   ulang   dan   bahkan   akan merekomendasikan   atau   memperkenalkannya   kepada   orang   lain.   Dengan demikian,  dapat  dikatakan  bahwa  konsumen  yang  benar-benar  menginginkan dan   membutuhkan Kopi akan   sangat   terlibat   dalam   proses   pengambilan keputusan  pembelian  dengan  melewati  berbagai  tahapan.  Konsumen  bersedia mencurahkan  energinya  untuk  membuat  keputusan  terbaik  yang  didasarkan pada  konsekuensi  positif  dan  negatif  produk Kopi yang  akan  dibeli.  Tahapan- tahapan tersebut akan melandasi perilaku konsumen.
2.      Perbedaan antar merek Kopi menurut konsumen di  pasar tradisional kabupaten Bangkalan.
Pada penelitian ini beda antar merek Kopi yang dianalisis berdasarkan persepsi kualitas   masing-masing   merek.   Untuk   memahami   persepsi   kualitas   perlu pengukuran  terhadap  dimensi  yang  terkait  dengan  karakteristik  produk Kopi, yaitu  rasa,  aroma,  warna,  kemasan,  desain  kemasan,  kapasitas  isi,  harga,  dan distribusi.  Dengan  demikian,  persepsi  kualitas  yang  diberikan  konsumen Kopi mencerminkan  perasaan  konsumen  secara  menyeluruh  mengenai  suatu  merek Kopi yang menjadi pilihannya. Dalam  hal  ini  konsumen  akan  membandingkan  apa  yang  diharapkan dengan   apa   yang   didapatkannya   setelah   mengkonsumsi   suatu   merek Kopi tersebut.   Kenyataannya,   sebagian  besar  atribut Kopi yang  diharapkan   tidak sesuai  dengan  apa  yang  didapatkan  konsumen  setelah  mengkonsumsi  suatu merek Kopi  tersebut. 
3.      Tipe perilaku konsumen Kopi di pasar tradisional kabupaten bangkalan
Perilaku konsumen  adalah segala  aktivitas  yang melibatkan orang pada saat    menyeleksi, membeli   dan    menggunakan    produk    sebagai    pemuas kebutuhannya.   Berdasarkan   hasil   penelitian   diketahui   bahwa  tipe  perilaku konsumen Kopi di   pasar   tradisional   Kabupaten Bangkalanadalah   perilaku membeli  mengurangi  keragu-raguan  (dissonance  reducing  buying  behavior). Biasanya perilaku konsumen adalah penuh arti dan berorientasi tujuan. Produk diterima  atau  ditolak  berdasarkan  sejauh  mana  keduanya  dipandang  relevan dengan  kebutuhan  dan  gaya  hidupnya.  Hasil  penelitian  menujukkan  bahwa faktor  sosial  dan  faktor  kepribadian  konsumen Kopi di  kabupaten  Bangkalan berpengaruh dalam pembelian Kopi. Faktor  sosial,  yaitu  kelompok  acuan  yang  terdiri  dari  keluarga,  teman dan  tetangga. 
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  kelompok  acuan  tersebut merupakan  sumber  informasi  yang  mempengaruhi  keputusan  pembelian  Kopi konsumen di kabupaten bagkalan selain iklan media cetak maupun elektronik. Biasanya, konsumen dengan tipe perilaku pembelian yang mengurangi keragu-raguan  akan  memper hati
kan    informasi    yang mempengaruhi    keputusan pembelian mereka.  Melalui  informasi  yang didapatkannya tersebut  konsumen mempunyai kesempatan untuk mengamati dan mencoba suatu produk Kopi dan kemudian mereka menyadari bahwa suatu produk Kopi tersebut telah memenuhi suatu  kebutuhan.  Dengan  demikian,  konsumen  akan  berupaya  untuk  mencari informasi   sebanyak- banyaknya   mengenai   produk-produk Kopi yang   ada   di pasaran.  Konsumen  semakin  banyak  mendapat  informasi  dari  manapun  yang membuat  konsumen  semakin  terinformasikan.  Jadi,  selain  adanya  stimulasi aktif  dari  produsen Kopi,  memang  ada  keinginan  dari  konsumen  sendiri  untuk mencari informasi sehingga perilaku konsumen pun menjadi berubah. Kemudian   faktor   kepribadian,   yaitu   gaya   hidup.   Konsumen Kopi di konsumen  tidak  lagi  mementingkan  merek  tetapi  lebih  mempertimbangkan atribut Kopi dalam proses pembelian Kopi.

V.                KESIMPULAN DAN  IMPLIKASI
A.    Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  analisis   yang  telah  dilakukan  dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Keterlibatan  konsumen  (consumer  involvement)  dalam  proses  pengambilan keputusan pembelian Kopi  di  pasar tradisional  Kabupaten Bangkalantergolong tinggi   (high   involvement),   artinya   konsumen   melibatkan   diri mengevaluasi   atribut-atribut   produk   Kopi   untuk   membuat   keputusan   yang terbaik  dalam  pembelian  produk  Kopi.  Atribut  tersebut  meliputi  rasa,  aroma, warna,  kemasan,  desain  kemasan, kapasitas  isi,  harga,  dan  distribusi  produk Kopi.
2.      Beda antar merek (differentes among brands) Kopi menurut konsumen di pasar tradisional   kabupaten  Bangkalan  tidak   nyata   (non   significant),   artinya konsumen  tidak  melihat  perbedaan  yang  jelas  antara  atribut-atribut Kopi dari berbagai merek Kopi yang ada dipasaran.
3.      Tipe   perilaku   konsumen   (consumer   behavior) Kopi di   pasar   tradisional Kabupaten Bangkalanadalah tipe perilaku membeli untuk mengurangi karagu- raguan  (dissonace  reducing  buying  behavior),  artinya  konsumen  memiliki keterlibatan  yang  tinggi  dalam  mengambil  keputusan  pembelian  produk Kopi namun    konsumen    tidak    melihat    adanya    perbedaan    antar    merek Kopi. Konsumen   bersedia   mencurahkan   energinya   untuk   mengevaluasi   atribut- atribut Kopi dari merek Kopi yang akan dibeli.
B.     Implikasi
Dari  hasil  penelitian  dan  analisis  yang telah   dilakukan,  dapat  dituliskan beberapa saran sebagai berikut:
1.      Perbedaan   antar   merek Kopi yang   tidak   nyata   harus   menjadi   perhatian produsen Kopi untuk menonjolkan kualitas dari produk Kopi, sehingga produsen Kopi sebaiknya   menyajikan Kopi yang   memiliki   ciri   khas   sehingga   dapat membedakannya  dari  merek  yang  lain,  serta  perbaikan  pada  atribut-atribut yang   melekat   sehingga   menjadi   lebih   menarik   dibanding   merek   lain. Misalnya  produsen  lebih  mempertahankan  dan  meningkatkan  kualitas  rasa, aroma, dan warna dari Kopi karena atribut rasa, aroma, dan warna merupakan atribut  yang  paling  dipertimbangkan  oleh  konsumen  dalam  membeli Kopi sehingga dapat membedakannya dari merek Kopi yang lain.
2.      Tipe  perilaku  pembelian  mengurangi  keragu-raguan  mendorong  konsumen untuk mencari informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian, sehingga produsen Kopi harus  lebih  aktif  dalam  penerapan  strategi  pemasaran  yang mengedepankan komunikasi  pemasaran  untuk  meyakinkan  konsumen  dan mengurangi keragu-raguannya dalam mengkonsumsi Kopi.











DAFTAR PUSTAKA
Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Rini Dwiastuti & Agustina Sinta, 2012. Ilmu Prilaku Konsumen,universitas brawijaya Press (ub press)
Peter, J, Paul., dan Jerry C, Olson. 1999. Consumer Behavior dan arketing Strategy. USA: Irwan McGraw-Hill.
Prasetidjo, R, dan John. 2005. Perilaku Konsumen. Andi Offset. Yogyakarta.
Dharmmesta, Bs. Dan Th Handoko, 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Bpfe. Yogyakarta.
Djarwanto, p, s, dan pangestu. 1990. Statistik induktif. Bpfe. Yogyakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen pemasaran (terjemahan). Edisi millenium. Jilid 1. Pt. Prenhallindo. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi (diunduh pada tanggal 18-05-2013)

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Sejarah logika di indonesia