Review Kebudayaan Pengantar Ilmu Antropologi Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah tradisi, kebiasaan yang harus dilakukan masyarakat yang akan mendapatkan
cemoohan jika masyarakat tersebut tidak menjalankannya. Sedangkan definisi
kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan system gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.
Hal tersebut berarti bahwa
hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri sebagai refleks.
Berbagai tindakan manusia yang
merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalam gen-nya
bersama kelahirannya (seperti misalnya makan, minum atau berjalan dengan kedua
kakinya). Manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggapnya wajar dan
pantas, ia makan dan minum dengan alat- alat, cara-cara dan sopan santun dengan
susah payah. Manusia berjalan tidak menurut wujud organisme yang telah
ditentukan oleh alam, melainkan merombak cara berjalannya dengan gaya seperti
prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti pragawati, dan sebagainya
yang semuanya harus dipelajarinya dahulu.
A. Wujud
kebudayaan
Kebudayaam ada tiga wujud,
1. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dsb.
Adalah
wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada didalam
kepala-kepala, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan
bersangkutan itu hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka
tadi dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan.
Ide-ide dan gagasan-gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat itu. Gagasan-gagasan itu tidak
berada lepas satu dari yang lain, melainkan selalu berkaitan, menjadi suatu
sitem.
2. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
Adalah
kebudayaan yang disebut system sosial, mengenai tindakan berpola dari manusia
itu sendiri. System sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia
yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain dari detik ke
detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas
manusia-manusia dalam suatu masyarakat, system sosial itu bersifat kongkret,
terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan
didokumentasi.
3. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Adalah
kebudayaan disebut dengan kebudayaan fisik, berupa seluruh total dari hasil
fisik dari aktivitas, perburbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat,
sifatnya paling kongkrit dan berupa benda-benda atau hal yang dapat diraba,
dilihat, dan difoto.
Semua unsur kebudayaan dapat
dipandang dari sudut ketiga wujud masing-masing diatas. Sebagai contoh dapat kita ambil misalnya IAIN Sunan
Ampel, sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi, universitas tersebut merupakan
suatu unsure dalam rangka kebudayaan Indonesia sebagai keseluruhan. Maka oleh
Karena itu universitas dapat merupakan suatu unsur kebudayaan yang ideal, yang
pada khususnya terdiri dari cita-cita universitas, norma-norma untuk para
karyawan, dosen atau mahasiswanya, aturan ujian, pandangan-pandangan, baik yang
bersifat ilmiyah maupun yang popular,dsb.
Sebaliknya,
IAIN juga terdiri dari suatu rangkaian aktifitas dan tindakan dimana manusia
saling berhubungan atau berinteraksi dalam hal melaksanakan berbagai macam hal.
Ada orang yang member kuliah, ada lainnya yang mendengarkan dan mencatat
kuliah-kuliah tadi, ada orang-orang yang menguji, ada lainnya yang mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan ujian tadi, ada orang yang mengetik surat-surat,
lainnya lagi mengatur buku dsb. Namun, lepas dari itu semua, orang dapat juga
mengadakan penelitian tentang IAIN tanpa memperhatikan hal-hal tersebut diatas.
Ia hanya memperhatikan universitas sebagai himpunan benda fisikyang harus
diinventarisasi. Itulah sebabnya ia hanya melihat IAIN sebagai suatu kompleks
gedung-gedung, ruang-ruang kuliah, deretan-deretan bangku kuliah, himpunan
buku-buku, sekumpulan meja tulis, mesin-mesin tik, timbunan-timbunan dan
alat-alat lainnya saja.
B.
Unsur-unsur Kebudayaan
Tindakan manusia yang
berpola itu berkisar sekitar
pranata-pranata tertentu yang amat banyak jumlahnya, dengan demikian sebenarnya
suatu masyarakat yang luas selalu dapat kita perinci ke dalam pranata-pranata
yang khusus. Sejajar dengan itu suatu kebudayaan yang luas itu selalu dapat
pula kita perinci ke dalam unsure-unsurnya yang khusus.
Tujuh unsur pokok kebudayaan,
yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem
pengetahuan
3. Organisasi
sosial
4. Sistem
peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem
mata pencaharian hidup
6. Sis mata
pencaharian hidup
6. Sistem
religi
7. Kesenian
Wujud kebudayaan terurai, yaitu
wujudnya yang berupa system budaya, yang berupa system sosial, dan yang berupa
unsur-unsur kebudayaan fisik. Dengan demikian system ekonomi misalnya mempunyai
wujudnya sebagai konseo-konsep, rencana-rencana, kebijaksanaan, adat-istiadat
yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi mempunyai juga wujudnya yang berupa
tindakan-tindakan dan interaksi berpola antara produsen, tengkulak, pedagang,
ahli transport, pengecer dengan konsumen, dan kecuali itu dalam system ekonomi
terdapat juga unsur-unsurnya yang berupa peralatan, komoditi, dan benda-benda
ekonomi.
Unsur religi misalnya mempunyai
wujudnya sebagai system keyakinan dan gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh-roh
halus, neraka, surge dsb, tetapi
mempunyai juga wujudnya yang
berupa upacara-upacara, baik yang bersifat musiman maupun yang kadangkala, dan
kecuali itu setiap system religi juga mempunyai wujud sebagai benda-benda suci
dan benda-benda religious.
Contoh lain adalah unsur
universal kesenian yang dapat berwujud gagasan-gagasan, ciptaan-ciptaan
pikiran, cerita-cerita dan syair-syair yang indah. Namun kesenian juga dapat berwujud tindakan-tindakan
interaksi berpola antara seniman pencipta, seniman penyelenggara, sponsor
kesenian, pendengar, penonton dan konsumen hasil kesenian, tetapi kecuali itu
semua kesenian juga berupa benda-benda indah, candi, kain tenun yang indah,
benda-benda kerajinan, dsb.
Kerangka mengenai ketujuh unsur
kebudayaan universal itu biasanya juga dipakai oleh para
Comments