Al-Ilmu Di Al-Ta’allum/ Ilmu Dengan Cara Belajar
a.
Matan hadits dan
terjemahannya
بَابُ
الْعِلْمَ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ لِقَوْلِ اللهِ تَعَالَى فَاعْلَمْ اَنَّهُ
لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهَ فَبَدَأَ بِالْعِلْمِ وَأَنَّ الْعُلَمَأَ هُمْ وَرَئَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
وَرَثُّوْ الْعِلْمَ مَنْ اَخَذَهُ اَخَذَ بِحَظَّ مَوَافِرً وَمَنْ سَلَكَ
طَرِيْقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهَ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةَ
وَقَاَل جَلَّ ذِكْرُهُ إِنَّمَا يَخْسَىْ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمَاءِ
وَقَالَ وَمَايَعْقِلُهَا إِلاَّ اْلعَالِمُوْنَ وَقَالُوْالَوْكُنَّا نَسْمَعَ
أَوْنَعْقِلُ مَاكُنَّافِيْ اَصْحَابِ السَّعِيْرِ وَقَالَ هَلْ يَسْتَوِى
الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ وَالَّذِيْنَ لاَيَعْمَلُوْنَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُرِدُالله ُبِهِ خَيْرًا يُفَقَّهْهُ فِى الَّذِيْنَ
وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِاالتَّعَلُّمِ وَقَالَ أَبُوْذَرٍّ لَوْوَضَعْتُمْ الصَّمْصًامَةَ
عَلَى هَذِهِ وَأَسَارَ إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ ظَنَنْتُ أَنَّى أُنْفِذَ كَلِمَةً سَمِعْتُهَا
مِنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ أَنْ تُجِيْزَ وَاعَلَيَّ
ِلأُنْفَذْ تُهَا وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسِ كُوْنُوْا رَبَّانِيَّنَ حُلَمَاءً فُقَهَاءً
وَيُقَالُ الرَّبَّانِيَّ الَّذِىْ بِرَبِّيُّ النَّاسِ بِصَغَارِ الْعِلْمِ قَبْلَ
كِبَارِهِ.
Bab ilmu sebelum berkata dan beramal karena Allah SWT
maka ketahuilah sesungguhnya yang pertama dengan ilmu dan sesungguhnya ulama
adalah penerus para nabi beserta ilmu ilmunya, dengan mengharap Ridho Allah
SWT, dan barang siapa yang berangkat untuk mencari ilmu maka Allah SWT akan
menjanjikan jalan baginya untuk menuju surga, dan berkata Abu Darrin
sesungguhnya orang yang takut kepada Allah SWT pahalnya sama seperti ibadahnya
para ulama’ dan berkata Abu Darrin maka tidak dianggap orang yang berakal
kecuali rang yang berilmu dan berkata Abu Darrin meskipun kamu mendengar atau
berfikir tidak termasuk golongan orang-orang penghuni neraka sair dan berkata
abu darrin adalah perbedaan antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang
yang tidak berilmu. Lebih baik daripada menginfakkan sebagian rizkinya dijalan
Allah SWT dengan ilmu dan pengetahuan yang ia miliki dan berkata Abu Darrin
meskipun kamu meletakkan pedang yang tajam diatasnya dan ini mengisyaratkan
kepunggunya kemudian saya mengira kalimat ini bermanfaat bagi saya dan orang-orang
yang mendengar dari Nabi SAW sebelum dibolehkan kepadanya maka kan ku teruskan
dan berkata Ibnu Abbas timbulkan dalam hatinya sifat-sifat ketuhanan dan orang
yang dekat dengan Allah beserta ahli fiqh dan ucapan yang bersifat ketuhanan
kepada orang-orang yang akan mencari Tuhan mereka (Allah SWT) dengan sedikit
demi sedikit beserta ilmu yang mereka miliki.
b.
Makna Mufrodat (kosa kata)
فَاعْلَمْ : maka ketahuilah
مَنْ سَلكَ َطَرِيْقًا: barang siapa yang berangkat
اَلسَّعِيْرَ: neraka sair
هَلْ يَسْتَوِى : adakah perbedaan
لَوْوَضَعْتُمْ : sekalipun kamu meletakkan
اَلصَّمْصَامَةَ : pedang yang tajam
وَاَسَّارَإِلَى تَفَاهُ: dan mengisyaratkan kepunggungnya
c.
Penjelasan dan analisa
hadits
Dalam hadits diatas menjelaskan tentang pelaksanaan BKI
secara elektrik yaitu ilmu itu diperoleh dari belajar atau dari orang lain
perpaduan dari direktif dan non direktif, ilmu itu bisa diperoleh dengan cara
belajar dan juga bisa dari orang lain dalam hadits di atas menjelaskan bahwa
sebelum kita berkata dan beramal hendaklah diniatkan karena Allah SWT dan
sesungguhnya ulama’ itu adalah pewaris para Nabi beserta ilmu-ilmunya. Di
jelaskan juga tentang pahala yang diperoleh bagi orang-orang yang mau berangkat
mencari ilmu, Nabi pernah bersabda:
أُطْلُبُ اْلعِلْمَ
وَلَوْباِلصِّيْنَ
“Tuntutlah
ilmu walau ke negri Cina”. Maksudnya meskipun jarak atau tempat untuk menuntut
ilmu itu jauh kita diharuskan untuk pergi kesana. Dalam hadits lain juga
dijelaskan”
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِى
إِلَى اَلَّحْدِ
Tuntutlah ilmu dari buaian ibumu (kandungan) sampai liang lahat, hal ini
memperkuat tentang kewajiban untuk menuntut ilmu di dalam hadits ini, juga di
jelaskan tentang pahala orang-orang yang berilmu sesungguhnya tidak akan
dianggap seorang yang berakal kecuali mereka yang berilmu. Hal ini diperkuat
lagi dengan firman Allah SWT;
يَرْفَعُ اللهُ
الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوْ العِلْمَ ذَارَجَة
Allah tidak akan mengangkat derajat seseorang kecuali orang-orang yang
berilmu. Kedudukan orang yang berilmu disisi Allah SWT sangatlah mulia bahkan
dijelaskan bahwa orang-orang yang menginfaqkan sebagian hartanya di jalan
Allah. Dengan demikian sangatlah jelas seberapa tinggi derajat orang-orang yang
mempunyai ilmu disisi Allah SWT
Comments