Terapi Dan Penyakit Tak Terobati
ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاْءً إِلاَّ قَدْ أَنْزَلَ
لَهُ شِفاَءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ (راوه أحمد)
Artinya: tidaklah allah menurunkan (suatu penyakit)kecuali
allah telah menurunkan padanya(suatu)obat,pasti mengetahuinya orang yang
mengetahui dan tidak mengetahui orang yang telah mengetahui(H.R. AHMAD)
B. makna
mufradat
ماَ أَنْزَلَ اللهُ (allah menurunkan ) suatu penyakit Jumhur ahli
qiraah membaca dgn diawali nun dan bertasydid. Adapun Abu ‘Amr membaca dgn
tanpa tasydid . Sedangkan Mujahid membaca dgn diawali huruf ya` dan tanpa
tasydid . Al-Marwazi juga meriwayatkan demikian dari
Hafs.
إِلاَّ قَدْ أَنْزَلَ لَهُ(kecuali allah telah menurunkan padanya)kepada penyakit tersebut شِفاَء (obat ) Penyembuh.” Penyembuh yg dimaksud di
sini meliputi penyembuh atas segala penyakit baik rohani maupun jasmani . عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ(pasti mengetahuinya orang yang mengetahui) tentang obat tsb وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ(tidak mengetahui orang yang telah mengetahui)tentang obat
penyakit tsb.
C.
analisis dan penjelasan
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
Adapun orang kafir yang mendzalimi dirinya sendiri, maka tatkala mendengarkan Al-Qur`an tidaklah bertambah baginya melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan sebab ini ada pada orang kafir itu, bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
Adapun orang kafir yang mendzalimi dirinya sendiri, maka tatkala mendengarkan Al-Qur`an tidaklah bertambah baginya melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan sebab ini ada pada orang kafir itu, bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ
“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada
telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur`an itu suatu kegelapan bagi mereka.
Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh’.”
(Fushshilat: 44)
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيْمَانًا فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ. وَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُوْنَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di
antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu
yang bertambah imannya dengan(turunnya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang
beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Adapun
orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu
bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka
mati dalam keadaan kafir.” (At-Taubah: 124-125) Dan masih banyak ayat-ayat
yang menjelaskan tentang hal ini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/60) Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dalam
menjelaskan ayat ini:
“Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan
ini tidak berlaku untuk semua orang, namun hanya bagi kaum mukminin yang
membenarkan ayat-ayat Nya dan berilmu dengannya. Adapun orang-orang dzalim yang
tidak membenarkan dan tidak mengamalkannya, maka ayat-ayat tersebut tidaklah menambah
baginya kecuali kerugian. Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan
ayat-ayat itu.
Penyembuhan yang terkandung dalam Al-Qur`an
bersifat umum meliputi penyembuhan hati dari berbagai syubhat, kejahilan,
berbagai pemikiran yang merusak, penyimpangan yang jahat, dan berbagai tendensi
yang batil. Sebab ia (Al-Qur`an) mengandung ilmu yakin, yang dengannya akan
musnah setiap syubhat dan kejahilan. Ia merupakan pemberi nasehat serta
peringatan, yang dengannya akan musnah setiap syahwat yang menyelisihi perintah
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di samping itu, Al-Qur`an juga menyembuhkan jasmani dari
berbagai penyakit. Adapun rahmat, maka sesungguhnya di dalamnya terkandung sebab-seb b
dan sarana untuk meraihnya. Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu,
maka dia akan menang dengan meraih rahmat dan kebahagiaan yang abadi, serta
ganjaran kebaikan, cepat ataupun lambat.” (TaisirAl-Karim Ar-Rahman, hal. 4)
1-
عَنْ أَبِى اَلزُّبَيْرُ عَنْ جاَبِرٍ عَنْ رَسُوْلَ
اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قاَلَ : لِكُلِّ دَاْءٍ دَوَاءُ فَإِذَا
أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ (رواه مسلم)
Artinya : Dari abi zubair dari zabir r.a ,dari
rasulullah saw .baheasanya beliau bersabda :setiap penyakit mempunyai obat .maka
bila diletakkan obat dari
penyakit,maka pasti sembuh dengan
izin allah
B. makna
mufradat
لِكُلِّ دَاْءٍ (setiap penyakit) دَوَاءُ(mempunyai obat) فَإِذَا
أُصِيْبَ دَوَاءُ(.maka bila diletakkan obat) dari الدَّاءِ (penyakit)بَرَأَ
بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ (maka pasti sembuh
dengan izin allah)
C.
analisis dan penjelasan
Dari Abu
Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda:”Tidaklah Allah menurunan sebuah
penyakit , melainan menununkan pula obatnya. Untuk penyakit-penyakit yang fisik
maupun non fisik yang terdeteksi secara medis, maka Allah menurunan obat-obatan
yang bisa langsung di peroleh dari Alam (herbal) atau yang telah di olah
terlebih dahulu dengan mengambil unsur-unsur dari alam. (obat kimia). Untuk
penyakit-penyakit gangguna psikis dan penyakit-penyakit fisik yang tidak
terdeteksi secara medis maka Allah menurunan pula obat dengan bacaan-bacaan doa
dan Alqur’an yang disebut Ruqyah. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(QS. AL ISRO)
Suatu
ketika, aku pernah jatuh sakit di kota Makkah. Aku sama sekali tidak mendapatkan
seorang dokter dan obat. Maka aku pun berobat dengan surat Al-Fatihah. Aku
ambil minum dari air Zamzam dan kubacakan atasnya surat Al-Fatihah, lalu aku
meminumnya. Aku pun sembuh secara total. Semenjak itu, aku selalu berpegang
dengan cara pengobatan ini pada kebanyakan penyakit yang aku derita. Akhirnya
aku benar-benar meraih manfaat dengan surat Al-Fatihah.” (Zadul Ma’ad, 4/164,
cet. Muassasah Ar-Risalah)
“Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya dengan sedikit meludah atas diri beliau di masa sakit beliau yang membawa kepada kematiannya. Tatkala beliau merasa semakin parah, aku yang membacakan Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya atas beliau. Aku usapkan bacaan itu dan tiupan (ludah)nya dengan tangan beliau sendiri. Hal ini karena keberkahan tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari) (Al-Mu’awwidzaat adalah surat Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Ikhlash)
“Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya dengan sedikit meludah atas diri beliau di masa sakit beliau yang membawa kepada kematiannya. Tatkala beliau merasa semakin parah, aku yang membacakan Al-Mu’awwidzaat dan meniupkannya atas beliau. Aku usapkan bacaan itu dan tiupan (ludah)nya dengan tangan beliau sendiri. Hal ini karena keberkahan tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari) (Al-Mu’awwidzaat adalah surat Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Ikhlash)
2-
عَنْ أُساَمَةَ بْنِ شَرِيْكٍ قاَلَ قاَلَتْ اَلْأَعْرَابُ
ياَ رَسُوْلَ اللهِ أَلاَ نَتَدَوَى قاَلَ نَعَمْ ياَ عِباَدَ اللهِ تَدَاوَوْ فَإِنَّ
اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاْءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفاَءً أَوْ قاَلَ دَوَاءً إِلاَّ دَاءً
وَاْحِداً قاَلُوْا ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَماَ هُوَ قاَلَ الْهَرَمُ (الترمذى)
Artinya: Dari Usamah bin Syarik r.a berkata :
seorang badui berkata: wahai Rasulullah !apakah kami harus berobat? Nabi
berkata: ya wahai para hamba Allah berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah tidak
meletakkan suatu penyakit kecuali menaruh padanya (penyakit tersebut) suatu
obat, atau berkata Nabi: kecuali penyakit satu penyakit. Mereka berkata: apakah
itu wahai Rasullullah ? Nabi berkata: pikun atau tua
B. makna
َmufradatَ
عَنْ
أُساَمَةَ بْنِ شَرِيْكٍ (dari usamah bin syarik r.a) قاَلَتْ اَلْأَعْرَابُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ (seorang badui berkata: wahai rasulullah ) أَلاَ
نَتَدَوَى (apakah
kami harus berobat?) ketika mendapatkan suatu penyakit قاَلَ نَعَمْ ياَ عِباَدَ
اللهِ(Nabi berkata : ya wahai para hamba Allah) تَدَاوَوْ فَإِنَّ اللهَ لَمْ
يَضَعْ دَاْءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفاَءً(berobatlah kalian.
Sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit kecuali menaruh padanya (penyakit
tersebut) suatu obat) أَوْ قاَلَ دَوَاءً إِلاَّ
دَاءً وَاْحِداً(atau berkata Nabi : kecuali penyakit satu penyakit) قاَلُوْا
ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَماَ هُوَ قاَلَ الْهَرَمُ(mereka berkata: apakah
itu wahai Rasullullah ? Nabi berkata: pikun atau tua).
C.
analisis dan penjelasan
Aku pernah
berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah
serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?”
Beliau menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan
meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit
apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari
dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata
bahwa hadits ini hasan shahih.
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang berobat:
Apakah berobat akan merubah qadar yang telah ditentukan? Rasulullah SAW.
Menjawab: "Ia juga termasuk qadar Allah”.
3-
حَدَثْناَ يَحْيَي بْنُ بُكَيْرُ حَدَثْناَ اَللَّيْثُ
عَنْ عُقَيْلُ عَنْ إِبْنُ شِهاَبُ قاَلَ أَخْبَرْنِى أَبُوْ سَلَمَةَ وَسَعِيْدُ
بْنُ الْمُسَيَّبَ أَنَّ أَباَ هُرَيْرَةَ أَخْبَرْهُماَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ
اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ فِى الْحَبَّةِ اَلسَّوْدَاءِ شِفاَءٌ
مِنْ كُلِّ دَاْءٍ إِلاَّ السَّامُ قاَلَ إِبْنُ شِهاَبٍ وَالسَّامُ الْمَوْتُ وَالْحَبَّةُ
اَلسَّوْدَاءُ الشُّوْنِيْزُ (البخارى)
Artinya
: Berkata kepada kami Yahya bin Bukair, berkata kepada kami Allyts dari Uqail dari
Ibn Shihab berkata: telah memberitahu kepadaku Abu Salamah dan Sa’id bin Ali
Musayib: sesungguhnya Abu Hurairah r.a memberitahu kepada keduanya sesungguhnya
dia (Abu Hurairah mendengar Rasullullah berkata : dalam terhat biji hitam
adalah obat dari setiap penyakit kecuali assam. Berkata Ibn Shihab “assam”
adalah kematian dan biji hitam adalah jinten. (H.R. Bukhori)
B. makna
mufradat
حَدَثْناَ
يَحْيَي بْنُ بُكَيْرُ حَدَثْناَ اَللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلُ (berkata kepada kami Yahya bin Bukair, berkata
kepada kami Allyts dari Uqail) عَنْ
إِبْنُ شِهاَبُ قاَلَ أَخْبَرْنِى أَبُوْ سَلَمَةَ وَسَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبَ (dari
Ibn Shihab berkata: telah memberitahu kepadaku Abu Salamah dan Sa’id bin Ali Musayib) أَنَّ أَباَ هُرَيْرَةَ أَخْبَرْهُماَ أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ (sesungguhnya
abu hurairah r.a memberitahu kepada keduanya sesungguhnya dia (Abu Hurairah
mendengar Rasullullah berkata :) يَقُوْلُ فِى الْحَبَّةِ
اَلسَّوْدَاءِ شِفاَءٌ(dalam terhat biji hitam adalah obat ) مِنْ كُلِّ دَاْءٍ إِلاَّ
السَّامُ(dari setiap penyakit kecuali assam) قاَلَ إِبْنُ شِهاَبٍ وَالسَّامُ الْمَوْتُ(berkata Ibn Shihab “assam” adalah kematian) وَالْحَبَّةُ اَلسَّوْدَاءُ
الشُّوْنِيْزُ(dan biji hitam adalah jinten)
C.
analisis dan penjelasan
Setiap
penyakit ada obatnya kecuali mati , itulah kalimat singkat tapi padat yang akrab
dalam pendengaran dan hati ummat Islam , dimana setiap orang sakit tentu ingin
sehat, sebab kesehatan adalah mahkota terindah yang bersinar pada diri manusia,
dan tiada yang dapat melihat keindahan mahkota itu kecuali orang sakit, untuknya
marilah selalu bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah SWT .
Habbatus
Sauda obat mujarab segala penyakit, dapat dipahami melalui 2 (dua) sisi besar
yaitu, pertama sisi Material bahwa pada kenyataannya benda yang bernama
Habbatus Sauda' (Nigella Sativa) sebenarnya adalah gizi makanan dan obat, serta
kedua yakni secara Spiritual, bahwa Nigella Sativa (Habbatus Sauda'/ Jintan
Hitam) yang dimaksud dipercaya kemujarabannya, sebab berdasarkan hadits dari
sabda Rosulullah SAW yang diyakini kebenarannya .
Dalam
Agama Islam Habbatus Sauda (Jintan Hitam) , dipakai sebagai obat untuk berbagai
penyakit sesuai sabda Rosulullah SAW : "Sesungguhnya al-Habbatus al-Sauda'
dapat menyembuhkan segala macam penyakit, kecuali As-Sam ", saya bertanya
"apakah as-sam itu ?" baginda menjawab : As-Sam yaitu maut". (
H.R. Bukhari ) .
Selanjutnya
dalam Kitab Shahih Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa dia
pernah mendengar Rosulullah Muhammad SAW bersabda sebagai berikut : "Tetaplah
dengan al-Habbah al-sawda" karena sesungguhnya ia mengandung obat bagi
segala penyakit, kecuali as-sam yaitu mati".(H.R. Bukhari - Muslim) .
Berdasarkan
kenyataan dari kedua faktor material dan spiritual diatas , pada Habbatus Sauda
atau Jintan Hitam alias Nigella Sativa dimaksud dan yang hendak digaris bawahi
adalah ; "Sebagai obat untuk berbagai Penyakit", naka tentu tidak tertutup
kemungkinan bahwa Jintan Hitam atau Habbatus Sauda tersebut , masih banyak
memiliki khasiat penyembuhan segala penyakit yang belum terungkap, dan
membutuhkan penelitian dan percobaan laboratorium ilmiah lebih lanjut .
Dalam
kondisi ditengah masyarakat kini yang lagi sakit, dan situasi dimana-mana
terjadi pengobatan mal praktek dalam dunia kesehatan, tentu adanya penelitian
terhadap pengobatan herbal alamiah yang aman bagi masyarakat sangat kita dambakan
.
Untuk
itu kawan kawan Mahasiswa atau pun para Dosen di bidang ilmu gizi dan pharmasi
di Provinsi Gorontalo, diharapkan dapat melakukan penelitian dan kegiatan
percobaan terhadapnya , yaitu tentang khasiat lain dari Jintan Hitam atau
Habbatus Sauda' alias Nigella Sativa / Black Sheed ini, karena habbatus sauda' termasuk
sebagai bahan makanan yang aman lagi halal dikonsumsi , juga sifatnya "yang
dapat menyembuhkan segala macam penyakit" ( sebagaimana sabda Rosulullah
SAW ) , sangat menarik untuk dijadikan bahan penelitian atas khasiat lainnya
yang belum terungkap, maksudnya agar Sabda Rosulullah SAW dapat dijadikan dasar
untuk menemukan penyakit-penyakit mana lagi yang belum diketahui manusi , dan
yang dapat diobati dengan biji Jintan Hitam atau Habbatus Sauda', dan dengan
bekal keyakinan bahwa Rasulullah SAW itu benar dan jauh dari dusta , dimana
kebenaran Habbatus Sauda' yang "Menyembuhkan segala macam penyakit"
penting untuk lebih banyak diteliti khasiatnya, dan digali jenis penyakit lain
mana lagi yang dapat disembuhkan oleh Jintan Hitam (Habbatus Sauda'), atau dari
khasiatnya dan penyakit yang belum terungkap
Syaikhuna
Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’
Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)
Comments