Terapi dengan Do'a, Zikir dan Taubat



1.  عن عبد الله بن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ الْقُلُوْبُ أَوْعِيَةٌ وَبَعْضُهَا أَوْعى مِنْ بَعْضٍ فَإِذَا سَأَلْتُمْ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ اَيُّهَا النَّاسُ فَاسْأَلُوْهُ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ لِعَبْدٍ دَعَاهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ فَاعِلٍ (رواه أحمد)
2.  عن أبى هريرة قال. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اُدْعُوْ اللهَ وَاَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ له (الترمذى) 
3.    عن أبى هريرة قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ اللَّهُمَّ أصلح لى دينى الَّذِى هُوَ عصمة أمرى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَايَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى أخِرَتِى الَّتِى فِيْهَا مَعَادِى وَاجْعَلَ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلَ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَئ ٍ(مسلم)

1.      Terapi dengan Do’a, Dzikir dan Taubat
Artinya :
a.       Dari Abdullah Bin Umar sesungguhnya Rasulullah SAW berkata, hati itu adalah kepercayan dari sebagian yang lain, maka apabila kalian meminta pada Allah Azza Wajalla. Wahai manusia-manusia maka mintalah padaNya dan kalian adalah orang-orang yang yakin dengan diterimanya (permohonan). Maka sesungguhnya Allah tidak menerima do’a hambaNya dari hati orang yang lalai.(HR. Ahmad)
b.      Dari Abu Hurairah berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, berdo’alah kepada Allah dan kalian orang-orang yang yakin dengan diterimanya (do’a) dan ketahuilah kalian sesungguhnya Allah tidak menerima suatu do’a dari hati orang yang lalai padaNya.(HR. Turmudzi).
c.       Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW sering mengucapkan do’a ini, ”wahai Allah, perbaikilah agamaku yang menjadi pelindung urusanku, perbaikilah duniaku yang menjadi tempat kehidupanku, dan perbaikilah akhiratku menjadi tempat kembaliku, Dan jadikanlah kehidupanku menambah kebaikan untukku, dan jadikanlah kematianku merupakan kelapanganku dari segala kejahatan.” (HR Muslim)
Ø  Makna mufrodat
Kata (الْقُلُوْبُ) yang berarti hati, dan hati itu sendiri adalah kepercayaan dan sebagian kepercayaan dari sebagian yang lain. Maksudnya adalah apabila kita meminta sesuatu kepada Allah SWT kita harus yakin bahwasanya Allah akan mengabulkan dan mendengarkan do’a-do’a kita terhadapaNya, hati kita tidak boleh meragukan hal itu, hati kita harus yakin, karena sesungguhnya Allah tidak menerima do’a hambanya dari hati yang lalai. Secara etimologis kata (الْقُلُوْبُ) adalah merupakan bentuk dari fi’il madhi yaitu kolbu yang berarti hati.
اوعي        :kepercayaan  
يسثجب      :  mengabulkan/menerima
ادع          :  memohon/menyeru
مو قنون     :    orang-orang yang yakin 
عصمة      :   pencegahan
معاشى      :   penghidupan
معادى      :   tempat kembali

Ø  Analisis dan penjelasan
1.      Dari hadist ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa ketika kita berdo’a harus dengan keyakinan atau dengan kepercayaan. Karena Allah itu akan mengabulkan do’a atau permohonan kita kalau kita mempunyai keyakinan yang kuat. Hal ini berdasarkan pada keterangan bahwa ”Allah sesuai dengan perasangka hambanya” artinya disini Allah akan menerima do’a hambanya apabila hambanya tersebut berprasangka bahwa do’anya akan dikabulkan, jadi misalkan sebelum berdo’a kita sudah pesimis bahwa do’a kita tidak akan dikabulkan, maka Allah tidak akan mengabulkan do’a kita. Karena kita sudah berprasangka bahwa do’a kita tidak akan terkabul.
2.      Hadist kedua ini hampir sama sebetulnya dengan hadist yang pertama yang menerangkan bahwa ketika kita berdo’a diperintahkan untuk yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dan secara terang-terangan dalam hadist ini dijelaskan bahwa Allah tidak akan menerima suatu do’a dari hati orang-orang yang lalai padaNya.
3.      Hadist ke tiga ini merupakan do’a dari rasulullah SAW yang mana beliau memohon atau meminta terhadap lima hal, yaitu:
a.      Memperbaiki agama, karena agama mengandung pencegahan terhadap perkara-perkara yang dilarang oleh Allah
b.      Memperbaiki dunia, karena dunia ini terdapat kehidupan manusia
c.       Memperbaiki akhirat, karena akhirat itu adalah tempat kembalinya kita
d.      Jadikanlah kehidupan sebagai tambahan untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan
e.       Jadikanlah kematian sebagai tempat istirahat dari setiap keburukan.

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Sejarah logika di indonesia