Character Buliding ; Kunci Kesuksesan kaderisasi Kader dan Alumni PMII


 “Pada banyak penelitian, paling lama dibutuhkan waktu 20 tahun bagi tiap manusia untuk bisa meraih kesuksesan”
Usia PMII yang didirikan sejak 17 april 1960, sudah lebih dari setengah abad. seharusnya, tentu saja telah menghasilkan kader dengan jumlah yang sedemikian besar dalam hitungan ribuan hingga puluhan ribu kader. kualitas pendidikannnnya pun tinggi. hal ini merupakan aset yang sangat besar bagi siapapun yang mau berpikir secara negarawan. usia 54 tahun bagi sebuah organisasi level nasional seperti PMII adalah waktu yang semestinya cukup untuk menghasilkan kader berkualitas dengan jumlah yang cukup besar. namun jika tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin justru dengan bertambahnya kader, tambah berat pula beban yang di tanggung oleh organisasi.
“Tidak akan tergenggam dengan erat sebuah ideologi hingga mati, jika ideologi itu tak mampu terus bersinggungan dengan hidup dan kehidupan seorang kader”
Maka kaderisasi dengan varian materi kaderisasinya harus mampu membaca kebutuhan kader dalam jangka waktu yang cukup untuk dibaca dan diprediksi tingkat kemanfaatannya bagi kader-kadernya. maka PMII sudah seharusnya memiliki pola rencana strategis kaderisasi jangka pendek, menengah, mapupun jangka panjang guna mengikuti perkembangan zaman.
“Seberapa mampu Alumni survive di masyarakat akan menjadi tolak ukur kesuksesan kaderisasi. Seberapa Besar Alumni tetap membebani organisasi menjadi tolak ukur kegagalan kaderisasi”
Materi kaderasi yang dikaitkan dengan variasi basic intelektual kader harus menjadi acuan dalam penyusunan materi kaderisasi. hal ini penting agar PMII pada masa selanjutnya ketika sudah menjadi alumni para kader tidak ter- Alienasi dari basic intelektualnya. Bekal materi kaderisasi ini akan terlihat pada seorang kader, ketika mereka mulai beranjak menjadi alumni organisasi.
“Berbeda dengan sifat yang mudah berubah, karakter memiliki ke-khas-an yang dibentuk dalam jangka waktu yang lama, di tempa dalam berbagai macam pengalaman serta terasah dengan berbagai macam pemikiran”
Intelektualitas memang memegang peranan yang penting bagi kesuksesan seorang kader yang dalam hal ini ketika mereka sudah menjadi alumni. Namun sebagai seorang kader dari sebuah organisasi, semestinya juga memiliki ciri khas keorganisasiannya, sebagaimana menjadi syarat untuk terbentuknya kesolidan organisasi. ciri khas organisasi inilah yang disebut sebagai sebuah karakter organisasi. Berdasarkan banyak penelitian tentang kesuksesan manusia, karakter memiliki peranan yang jauh lebih menonjol bahkan dibandingkan tingkat intelektualitas manusia itu sendiri guna mencapai kesuksesan. maka PMII selayaknya mampu membaca keadaan. Character buliding (pembangunan karakter) bagi kader-kader PMII harus segera dilakukan. dengan caracter buliding versi PMII ini. diharapkan nantinya dapat meningkatkan tingkat kesuksesan pun dapat dijadikan alat pembacaan identitas seorang kader maupun alumninya.
Kembali pada persoalan yang disampaikan di atas, jumlah kader PMII yang sedemikian besar, dengan tingkat pendidikan yang sedemikian tinggi jika tidak dibarengi dengan karakter yang baik, bukan tidak mungkin justru hanya menyebabkan blunder bagi PMII tapi juga blunder bagi organisasi yang lebih besar dimana para alumninya akan bernaung. yang ujung-ujungnya PMII akan dimintai pertanggung jawaban atas perilaku dan kualitas alumninya.
Jika kita telaah buku-buku kaderisasi PMII maka akan terbaca sebagai berikut:
1.      MAPABA diharapkan menghasilkan kader tingkat OPERATOR dengan kemampuan intelektualitas PANDAI.
2.      PKD diharapkan menghasilkan kader LEADER dengan kemampuan intelektualitas CERDAS.
3.      PKL diharapkan menghasilkan kader dengan tingkat KONSEPTOR dengan kemampuan inteltualitas BIJAK.
Maka pertanyaan yang timbul adalah, karakter seperti apa yang menempel pada kader hasil MAPABA, PKD, maupun PKL?.
PMII terdiri dari sususan kata Pergerakan, Mahasiswa, islam, serta Indonesia. Maka sebagai organisasi yang mengklaim dirinya sebagai organiasi kader, materi kaderisasinya pun tak selayaknya jauh dari penjabaran kumpulan kata-kata tersebut. begitupun dengan tahapan kaderisasi MAPABA, PKD, dan PKL. character building harus masuk dalam semua tahapan ini. hanya karakter yang mampu masuk dalam naluri/pikiran bawah sadar manusia, selebihnya hanya bermain diatas kesadaran pikiran manusia

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki