Pengaruh Akses Internet Terhadap Kualitas Intelaktual Pada Mahasiswa
Tekhnologi telah memasuki kemajuan
yang sangat populer, yang kebanyakan orang sangat terbantu dengan adanya, tapi
tidak sedikit pula yang terjebak di dalamnya karena kebutuhan-kebutuhan palsu
yang diciptakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Orang-orang yang tidak
sadar akan terbuai dengannya dan menyandarkan segala kebutuhan hidupnya pada
tekhnologi.
Salah satu dari berbagai macam
tekhnologi yang tak pernah luput dari pembicaraan masyarakat serta yang tak
asing lagi untuk menjadi buah bibir adalah internet, internet telah menjadi
kebutuhan yang sangat pokok dalam semua lapisan, baik dari lapisan masyarakat
yang terbawah hinggga kaum intelektual yang merupakan setrata atas. Internet
sangat mudah dan bisa diakses dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun.
Akses internet juga merupakan
kebutuhan bagi para akademisi, dimana internet merupakan sarana penyalur
aspirasi, pengembangan kretivitas, serta informasi. Mahasiswapun banyak yang
menggunakan keunggulan-keunggulan internet sebagai sarana penunjang untuk
membantu kenyelesaikan tugas-tugas serta beban perkuliahan yang diberikan oleh
para pengajar, banyak sekali informasi penting yang dapat diperoleh dari adanya
internet.
Karena keunggulan-keunggulan diatas
tentunya pengaruh internet juga akan memberikan sumbangsih terhadap kualitas
intelektual bagi mahasiswa, termasuk mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya,
mahasiswa yang mampu membaca peluang-peluang tersebut akan memekai internet
sebagai suatu cara untuk menggali berbagai macam sumber informasi yang belum
dan ingin mereka ketahui, meski tidak jarang juga kadang internet malah
memberikan pengaruh yang buruk bagi para individu yang menyalah gunakannya.
Sebut saja Ara (nama samaran).
Seorang mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sekarang berada di semester 5.
Tidak berbeda jauh dengan mahasiswa/i lainnya yang kurang lebih setiap harinya
disibukkan dengan adanya tugas kuliyah. Dia tergolong siswi yang intelektualis,
dia aktif pada kebanyakan mata kuliah di kelasnya. Bahkan tak sedikit dosen
yang mengenalinya, baik secara pribadi maupun tidak. Pada awal semester ganjil
ini (semester 5) dia mendapatkan modem baru dari Kakaknya. Sebelumnya dia kerap
kali mengeluh jika ada tugas, andai ada modem pasti tugas akan cepat
terselesaikan dan hasilnya akan bagus pula. Hingga akhirnya pada kesempatan
kali ini dia mendapatkan modem sesuai dengan keinginannya.
Sesuai
dengan kebutuhannya, dia kerap kali memanfaatkan adanya modem untuk
kebutuhannya, terutama untuk mengerjakan tugas. Terkadang dia menggunakannya
untuk mengisi waktu selingan dari mengerjakan tugasnya, seperti chatting dengan
teman-temannya melaui akun Facebook, dan terkadang juga dia mengakses Blog
untuk menyalurkan hobi dan bakatnya dalam menulis. Akan tetapi itu dalam kurun
waktu 1 bulanan saja, selebihnya sampai sekarang dia sering kali mengakses
situs lain selain dalam untuk mengerjakan tugasnya sendiri. Alhasil akhir-akhir
ini dia sering kali keteteran dalam mengerjakan tugasnya. Yang sebelumnya hanya
mengandalkan buku-buku/referensi dari perpustakaan dia sanggup menyelesaikannya
tepat waktu, sekarang sebaliknya. Tak jarang dia chatting sampai larut malam
sehingga dia melupakan tugas awalnya. Tak jarang teman-temanya mengingatkan dia
untuk mengakhiri chattingnya untuk tugasnya, tetapi dia jarang menghiraukannya.
Alhasil tak jarang pula dia begadang sampai pagi untuk menyelesaikan tugas yang
akan di kumpulkan keesokan harinya.
Dari
masalah di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa akses internet besar sekali
pengaruhnya bagi intelelektual para mahasiswa, baik pengaruh positif maupun
negatif. Diantaranya;
a)
Pengaruh Positif;
Dapat memperluas wawasan mahasiswa
Mempermudah mahasiswa untuk mencari
referensi
Sebagai hiburan tersendiri untuk
mengatasi kejenuhan
Mempererat tali silaturahim dengan
sesama
b)
Pengaruh Negatif;
Menyia-nyiakan waktu untuk
mengakses hal yang keluar dari tujuan awal
Malasnya mahasiswa untuk mencari
referensi ke perpustakaan
Westernisasi mudah merambah di
kalangan remaja/mahasiswa
Dari keterangan di atas, langkah
selanjutnya yakni memberikan treatment yang tepat untuk klien (Ara) agar
tidak terlalu lama masuk dalam ketidak stabilan yang tidak ia sadari. Teori
yang akan digunakan yakni Terapi Tingkah Laku. Filsafat dasar dari terapi ini
yakni bahwasannya manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengkondisian
sosial-budaya. Pandangannya deterministik (menentukan), dalam arti tingkah
laku, dipandang sebagai hasil belajar dan pengkondisian. Kemudian terapi ini
berfokus pada tingkah laku yang nampak, ketetapan-ketetapan dalam menyusun
tujuan treatment yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil
terapi. Terapi berdasarkan prinsip-prinsip teori belajar. Tingkah laku yang
normal dipelajari melalui perkuatan dan peniruan. Tingkah laku yang abnormal
adalah akibat dari belajar yang keliru. Ia menekankan tingkah laku sekarang
hanya memberikan sedikit perhatian kepada sejarah masa lampau dan sumber-sumber
gangguan. Selain itu tujuan dari terapi ini yaitu menghapus pola-pola tingkah
laku selain yang maladaptif dan membantu klien dalam mempelajari pola-pola
tingkah laku yang konstruktif. Mengubah tingkah laku. Tujuan-tujuan spesifik
dipilih oleh klien. Tujuan-tujuan yang luas dipecah ke dalam
subtujuan-subtujuan yang tepat.
Sejauh ini yang telah terlihat
pengaruh dari terapi tingkah laku yakni Ara sedikit demi sedikit mampu memanage
waktunya sendiri, yang sebelumnya ia tidak terkontrol dalam mengakses intrnet,
sekarang dia sedah mulai menyetarakan kapan waktu untuk belajar dan kapan waktu
untuk bersenang-senang, sekalipun itu tidak terjadi setiap harinya, akan tetapi
sedikit perubahan yang akan mampu merekronstruksi dirinya sendiri dan akan
tetap dipantau berkat kerjasama teman-teman dan keluarganya.
Comments