EPISTEMOLOGI KEBENARAN PENGETAHUAN

Epistimologi secara etimologi berakar kata dari bahasa yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.Dari dua pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan pengertian bahwa epistemologi adalah ilmu pengetahuan tentang pengetahuan,dengan demikian dapat difahami bahwa epistemologi membicarakan dirinya sendiri.

Dalam pembahasan ini akan mengacu kepada beberapa teori tentang pengetahuan itu sendiri,membahas epistemologi tidak terlepas dari berbagai teori tentang pengetahuan.

Dari berbagai aspek dan sudut pandangan ada juga yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan.Burhanudin salam mengklasifikasikan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikelompokan menjadi empat,yaitu:

1. Pengetahuan biasa (common sense)

2. Pengetahuan ilmu (science)

3. Pengetahuan Filsafat

4. Pengetahuan agama

Tetapi antara pengetahuan dan ilmu ada perbedaan,jika pengetahuan adalah hasil tau manusia untuk memahami suatu objek tertentu.sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.

Setelah kita mengetahui tentang hakekat pengetahuan maka yang menjadi pertanyaan adalah dari manakah pengetahuan

bersumber.dalam halini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan.

1. Empirisme

2. Rasionalisme

3. Intuisi

4. Wahyu

Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar tetapi apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu dibenarkan oleh orang lain.Untuk hal itu,kegiatan berfikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benara itu atau kriteria kebenaran,tetapi pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenaran karena pengetahuan itu berbeda-beda,misalnya pengetahuan alam metafisik tidak sama dengan pengetahuan alam fisik.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kriteria kebenaran,menurut teori korespondensi kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri misalnya “jakarta adalah ibu kota republik indonesia” menurut teori ini kalimat itu benar karena pernyataan benar dan sesuai kenyataan.Kebenaran terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan.Berikutnya teori pragmatisme,suatu kebenaran dan suatu pernyataan diukir dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional atau bermanfaat dalam kehidupan manusia.Kebenaran terbukti oleh kegunaanya,oleh hasilnya,dan oleh akibat-akibat praktisnya.Yang terakhir agama sebagai teori kebenaran,agama dengan karakteristiknya memberikan jawaban atas segala persoalan yang diprtanyakan manusia baik itu tentang alam,manusia maupun tentang tuhan kalau teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal,budi dan rasio manusia,dalam agama yang menjadi tolak ukur adalah wahyu yang bersumber dari quran.

Suatu hal dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu tuhan sebagai penentu kebenaran mutlak . Oleh karena itu, sangat wajar ketika Imam al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemuan akalnya dalam mencari suatu kebenaran. Akhirnya al-Ghazali sampai pada kebenaran yang kemudian dalam tasawuf setelah dia mengalami proses yang panjang. Tasawuf lah yang menghilangkan keragu-raguan tentang segala sesuatu. Kebenaran menurut agama inilah yang dianggap kaum sufi sebagai kebenaran mutlak, yaitu kebenaran yang sudah tidak dapat diganggu gugat lagi. Namun al-Ghazali tetap merasa kesulitan menentukan kriteria kebenaran. Akhirnya kebenaaran yang didapat adalah kebenaran subjektif atau inter- subjektif.

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki