Psikoanalisa

Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.

Lahirnya aliran psikoaanalisis di dunia psikologi awalnya oleh para ahli psikologi ditolak, di caci, tapi akhirnya digunakan. Kemunculan psikoanalisis, Sebagai salah satu aliran psikolagi karna di sebabkan adanya pandangan bahwa aliran dan behaviourisme di anggap tidak mampu atau secara sengaja menafikan faktor kesadaran manusia.

Sigmund freud seorang “bapak psikoanalisis” atau seorang tokoh aliran psikoanalisis. Dia seorang neorolog berasal dari wina Austria akhir abd ke 19. Freud lahir 6 mei 1856 di pribor, ia berkebangsaan Austria dan berasal dari keluarga miskin ayahnya adalah seorang pedagang bahan wol yang tidak terlalu sukses.

Aliran psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund freud mendapat perhatian yang serius dari tokoh psikologi lainnya karena teori freud telah memberikan penjelasan rinci tetntang gejala-gejala ketidak sadaran dan keadaan sadar manusia. Bahkan teori freud ini dianggap kontorversi karena metode yang digunakan tidak baku, subjektif dan jumlah klien sedikit dan semuanya pasien klinis (penderita gangguan jiwa).

Misal dalam soal seks, teori frued yang menyatakan bahwa satu-satunya hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualita seorang berusaha mempertahankan eksitensinya karna bermaksud memenuhi alam libido seksualita, hasrat seksualnya. Teori ini di pandang menyederhanakan kompleksitas dorongan hidup yang ada dalam diri manusia. Dalam pandangan psikologi humanistic, teori frued hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisiologi dan tak mampu memberikan penjelasan untuk empat kebutuhan manusia yang lain(Ancok & Suroso, 1995:67)[1]

Freud juga mengatakan bahw pengobatan yang tepat bagi manusia yang terganggu kejiwaanya karna system saraf yang rapuh atau penyakit neorotis adalah dengan metode piskoanalisis yang bertitik tolak dari pandangan bahwa driver utama bagi kebangkitan kembali system saraf seksualitas manusia. Karna menurut frued kebutuhan seksual merupakan kualitas utama yang menjadi motor penggerak dan akan mengembalikan pasiern pada posisi semula[2].

Selain itu, Freud mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sitem kepribadiaan yang disebut id atau Es, Ego atau Ich, Super-go atau Uber Ich.

Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan- dorongan biologis manusia – pusat insting(rahmat, 1994:19)prinsipnya ide selalu memenuhi kesenanganya sendiri(pleasure principle), termasuk di dalamnya naluri seks dan agresivitas(sarwono, 1997:58).

System kepribadian yang kedua ialah ego, yang mana mempunyai fungsi untuk menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar bisa di artikan pula ego sebagai mediator antara hasrat-hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistik. Yang mana ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle).

System kepribadian yang ketiga ialah- super ego-yang berisi kata hati atau conscience. System yang ketiga ini merupakan control atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari id. Kalau ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongfan dari id dan larangan-larangan dari super ego, individu yang bersangkutan akan menderita konflik batin yang terus-menerus; dan konflik ini akan menjadi dasar dari neurose.[3]

Demikian sedikit penjelasan tentang psikoanalisis mudah-mudahan sedikt ilmu yag kita dapat hari ini menjadi modal awal menuju kesuksesan. Amin

Akhirnya apabila ada salah dalam penulisan maupun penjelasan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan, kesalahan milik manusia semata.






[1] Alex Sobur, psikologi umum. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA 2003 Hal. 112


[2] Rosleny Marliany, Psikologi umum. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA 2010 Hal. 125


[3] . Alex Sobur, psikologi umum. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA 2003 Hal. 113-114

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan dan Perbuatan Nabi Sebagai Model Komunikasi Persuasif

Proses dan Langkah-langkah Konseling

Bimibingan Dan Konseling Islam : Asas-Asas Bki